9. Begin Again

458 62 13
                                    

Jinyoung tersenyum melihat hasil jerih payahnya diatas meja makan, ia menggunakan semua bahan masakan terbaik dan termewah yang ada dilemari pendingin Jaebum. Memasak dengan sepenuh hati untuk mempersembahkan beberapa menu yang dapat menggugah selera setiap orang.

Ia menepuk tangannya merasa puas, duduk disebelah Jaebum mereka berdua berhadapan dengan Youngjae yang sedari tadi duduk kesusahan menelan air liurnya.

"Silahkan dinikmati!"

Jaebum dan Jinyoung melotot terkejut, melihat tangan agresif Youngjae yang mengambil beberapa lauk sekaligus seperti orang kesetanan.

"Yo-Youngjaeyah, pelan-pelan."

Mulut Youngjae penuh, ia tidak bisa menjawab dan hanya mengisyratkan oke dengan tangannya. Jinyoung melirik Jaebum yang ragu-ragu dengan sumpitnya untuk mengambil Bulgogi kesukaannya, ia takut jika Youngjae akan menggeram padanya.

Jinyoung terkekeh, Jaebum menatap dengan mata penuh harap pada piring yang berisi beberapa potong daging itu. Jinyoung tidak sengaja meletakannya dekat dengan poisisi Youngjae. Menu itu memang makanan favorit Jaebum dari semua menu masakan Jinyoung yang pernah ia coba.

Jinyoung mengambil Bulgogi itu dan menukar posisinya dengan Japchae. Jaebum tersenyum seperti anak kecil ketika melihat daging sapi yang sekarang sudah ada didepan mangkuk nasinya, Jinyoung mengelus puncak kepalanya seperti seorang Ibu. Jaebum tentu mengacuhkannya karena perhatiannya teralihkan.

Senyuman hangat terbentuk dari bibir Jinyoung melihat lahapnya sang kekasih dan juga sahabatnya menikmati masakannya. Rasa dari masakan Jinyoung tidak terlalu istimewa, ia hanya bisa memasak beberapa menu tradisional. Tapi karena bahan masakan yang ia gunakan mahal dan terjamin, hal itu menambah rasa dari masakannya.

"Kita harus bertemu dengan Yugyeom." Youngjae melirik Jinyoung. Ia melanjutkan kunyahannya, sudah merasa muak dengan adiknya itu.

"Apakah dia sudah bisa dihubungi?" Jaebum bertanya sebelum memasukan potongan daging terakhir kedalam mulutnya.

Jinyoung berpikir. "Sepertinya aku tahu harus bagaiamana." Ia beranjak keruang tamu dan mengambil ponselnya yang berada disofa. Youngjae mengerutkan dahinya memperhatikan Jinyoung sedang menghubungi seseorang.

"Eomma?"

"Jinyoung?"

"Eomma dimana?"

"Tunggu! Ini beneran anakku Jinyoung?"

Jinyoung memutar mata. "Eomma aku sedang serius!"

"Ani~ bukannya begitu, aku hanya tidak menyangka kau masih menyimpan nomorku!"

"EOMMA!"

Jaebum menutup sebelah telinganya karena Jinyoung berteriak.

"Ada apa? Apakah kau akhirnya membuat masalah besar? Karena terakhir kali kau menelpon adalah setahun yang lalu."

"Apakah Yugyeom ada dirumah?"

Ada jeda beberapa saat sebelum Yoona menjawab, ia sedang mengintip dari dapur untuk melihat Yugyeom yang sedang sibuk dengan ponselnya diruang tamu.

"Ada? Wae? Apakah kau mau menyuruhnya untuk menjemputmu dikantor polisi?"

Jinyoung menghiraukan ucapan Yoona. "Eomma, aku minta tolong. Bisakah kau mengunci pintu rumah dan jangan biarkan Yugyeom kabur?"

"Kenapa?"

"Akan aku jelaskan nanti Eomma, yang pasti lakukan sesuai perintahku!"

Yoona menjawab dengan ragu. "Baiklah..."

easy to PLAY HARD TO GETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang