17. Different

407 56 15
                                    

Pagi ini langit mendung dipenuhi awan hitam pekat yang menutupi sinar matahari. Musim panas tahun ini memang sering turun hujan, tidak seperti tahun sebelumnya. Cuaca mulai susah untuk ditebak.

Youngjae melihat awan hitam yang berkumpul diatas gedung berlantai 15 itu dengan pandangan takut, sepertinya akan ada badai petir atau mungkin angin kencang yang akan memorak-porandakan gedung itu.

Ia berdiri disisi jalan raya ketika turun dihalte, Youngjae tidak menggunakan mobilnya dan hanya memanfaatkan fasilitas umum yang ada.

Entah apa yang merasukinya hari ini sampai ia tidak habis pikir untuk menelepon atasannya dan meminta izin mengambil cuti. Atasannya tentu saja terkejut karena Youngjae terkenal gila kerja dan bahkan memiliki julukan "Maniak pengganti direktur." karena ia yang sangat berambisi dalam bekerja dan dikatakan akan mengganti posisi direktur perusahaannya.

Sekarang Youngjae melangkah bersama kerumunan yang menyeberangi jalan, menuju gedung yang terdapat tulisan DITEX besar dipuncaknya. Ia mendesah mengingat kenangan lama ketika dulu ia juga sering turun dihalte yang sama dan menyeberangi jalan yang sama.

Jam tangannya menunjukkan angka 8, Youngjae tiba tepat waktu. Tapi ia tidak mau terburu-buru karena lebih baik jadi orang terlambat daripada harus menunggu.

Ia melihat bagaimana karyawan-karyawan berlarian disekitarnya karena mereka akan terlambat, 1 menit saja terlambat itu sama saja dengan pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat. Youngjae tersenyum mengingat peraturan ketat yang pernah membuatnya menjadi manusia tepat waktu.

Youngjae tiba dilobi yang terlihat cukup sepi, sepertinya para pegawai sudah mulai sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Youngjae berharap tidak ada yang mengenalinya ataupun bertemu dengan teman-teman lama dari divisinya, karena Youngjae sudah menghilang dan memutuskan hubungan dengan mereka hanya karena 1 orang.

"Permisi." Youngjae berdiri dibagian informasi.

"Ada yang bisa saya bantu?" Seorang wanita muda menyambutnya dengan senyuman, Youngjae merasa wanita itu adalah karyawan baru. Wajar jika bertemu banyak karyawan baru diperusahaan lamanya, karena saking mudahnya para atasan untuk memecat pegawainya.

"Aku datang untuk memenuhi undangan." Youngjae menunjukkan undangannya.

"Baiklah, silahkan menggunakan ini." Youngjae diberikan ID Card Visitor yang sama persis seperti ID Card Karyawan yang pernah ia miliki dulu. "Lokasi pertemuan ada dilantai 11 silahkan menggunakan lift dan ruangannya akan mudah ditemukan."

Youngjae mengangguk dan mengucapkan terima kasih, ia tahu ruangan yang dimaksud. Untuk pertemuan umum memang sering dilakukan diruangan itu.

Youngjae berdiri menunggu lift bersama beberapa karyawan yang sibuk dengan pekerjaan mereka, terlihat jelas kerutan-kerutan didahi mereka yang menandakan mereka sedang banyak pikiran. Youngjae baru menyadari bekerja disini cukup melelahkan, dulu ia tidak pernah merasa terlalu tertekan dengan pekerjaannya.

Ia menjadi orang terakhir yang tiba dilantai tujuan, begitu lift terbuka ruangan yang menjadi tempat pertemuan sudah terlihat dengan papan pemberitahuan didepannya.

Youngjae membuka pelan pintu masuk, semua mata tertuju padanya. Rupanya semua orang sudah berkumpul dan hanya menyisahkan satu kursi kosong yang belum terisi. Youngjae dengan senyuman canggung membungkuk dan berjalan menuju kursi itu agar pertemuan segera bisa dimulai.

Ia menghitung jumlah perwakilan yang ada sekitar lima puluh orang, sepertinya setiap tahun jumlah beasiswa yang ditawarkan semakin banyak. Ketika waktu ia dulu hanya tersedia dua puluh beasiswa saja.

easy to PLAY HARD TO GETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang