Hiasan sirup maple diatas pancakenya berantakan, berbentuk tidak seusai dengan apa yang diinginkannya. Yugyeom mendesah, seharusnya ia bisa menggambar wajah beruang diatas sarapannya. Yugyeom menatap tajam Youngjae, ini semua ulah kakaknya yang terus saja memandangnya intens, membuatnya gugup.
"Kenapa kau terus menatapku seperti itu?!"
Youngjae tetap memandangi wajah Yugyeom, menggelengkan kepalanya pelan menilai wajah sang adik. "Wajahmu tidak lagi mirip denganku," Kata Youngjae.
"Aku bersyukur akan hal itu." Yugyeom tidak peduli dengan pemikiran aneh kakaknya dipagi hari, ia sudah merasa kesal sejak semalam karena kebiasaan tidur Youngjae yang membuatnya terbangun semalaman. Youngjae menggertakan giginya dengan keras.
"Aku harus menanyakan Eomma dan Appa apakah sebenarnya kau ini anak adopsi."
"Aku berharap orang tua asliku adalah pendiri SM Entertainment."
Yoona datang dengan tiga gelas susu menghentikan perdebatan tidak penting dari dua bersaudara yang sudah ia anggap anak sendiri. "Coba kau perhatikan, bukankah Yugyeom semakin mirip denganku?" Yoona mendekatkan wajahnya disebelah wajah Yugyeom.
Youngjae melongok. "Iya ahjumma, kalian berdua mulai mirip."
"Itu karena Yugyeom adalah anakku yang hilang." Yoona mengambil posisi duduk diujung meja makan.
"Aku turut prihatin padamu ahjumma, memiliki anak seperti Yugyeom."
"HYUNG!!!"
Youngjae mengedikkan bahunya tak peduli dengan bentakan kesal Yugyeom, selalu senang mengganggu ketenangan Yugyeom. Hanya itu satu-satunya hal yang membuat mereka semakin akrab.
"Sudah-sudah, kalian harus sarapan..." Yoona melihat sekitar ruang makan. "Jaebum belum bangun?" Tanya Yoona pada Youngjae.
"Dia masih sama seperti kemarin, tidak mau meninggalkan kamar Jinyoung."
Yoona menghela nafas. "Memiliki kalian bertiga saja sudah membuatku lelah, dan sekarang harus ditambah lagi. Satu pria besar yang memiliki sifat seperti anak kecil." Yoona berdiri lalu melangkah menuju tangga selagi mengomel. "Apakah aku perlu memandikan dan menyuapkan kalian semua juga!" Ucapnya kesal.
Yoona membuka pintu kamar Jinyoung tanpa mengetuk, Jaebum yang sedang terduduk dikepala ranjang menumpahkan sedikit air minumnya.
"A-ada apa eomma?" Melihat ekspresi Yoona yang kesal membuatnya Takut.
"Kau masih tidak mau makan?" Yoona berjalan mendekati Jaebum yang langsung beringsut kesisi ranjang, menyadari keseraman Jinyoung menurun dari Yoona.
"Aku tidak lap-"
"Cukup!" Sergah Yoona. "Bangun dari ranjang." Jaebum langsung berdiri sedikit limbung. "Bersihkan dirimu lalu keruang makan." Menepuk-nepuk kedua tangannya membuat Jaebum bergerak cepat. Jaebum menghilang kedalam kamar mandi Jinyoung untuk membersihkan diri.
"Sampai kapan anak-anak ini akan bertambah dewasa..." Yoona bergumam selagi merapikan ranjang Jinyoung dan membuka tirai jendela yang masih tertutup lalu membawa gelas air minum Jaebum turun kedapur.
"Ahjumma memaksanya bangun?" Tanya Youngjae yang sekilas mendengar keributan tadi.
"Aku melakukan apa yang seharusnya seorang ibu lakukan kepada anaknya yang pemalas," Ujar Yoona. Menaruh gelas di wastafel dan kembali duduk dimeja makan, menunggu kedatangan Jaebum yang terlihat gerogi menuruni tangga.
Jaebum mengambil posisi duduk disebelah Youngjae yang mengambilkannya pancake 3 potong yang menurut Jaebum terlalu banyak untuk porsi sarapannya. Yugyeom membantu Jaebum menuangkan sirup maple, sekarang ia sudah terlihat sebagai bagian dari saudara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
easy to PLAY HARD TO GET
Fanfiction(COMPLETED 19 Agustus 2019 - 14 Juni 2020) Ketika sebuah hubungan dimulai dengan sangat mudah, secara konsisten dan bertahap hubungan itu bertahan lama dan semakin dalam. Tetapi semua berubah secara tiba-tiba dan membuat hubungan itu harus dimulai l...