Sunmi menyilangkan tangannya begitu mendapat serangan dari kedua anaknya. "Apa kalian sedang mencoba melawanku?"
"Eomma tidak bisa seperti itu!" Protes Mark.
"Lalu apa gunanya semua ini?" Tanya Jaebum.
Sunmi mendesah. "Ini memang kebiasaan buruk, kalian sangat suka memotong perkataan orang lain." Sunmi menunjuk Jaebum dengan dagunya. "Kau memang akan menikah dengan pasangan yang aku pilih, dan aku memilih Jinyoung. Apa kau puas?!"
Jaebum seketika menjadi kikuk, ia yang awalnya merasakan kekesalan tiba-tiba menjadi merona.
"Hentikan rona diwajahmu, kau tidak cocok terlihat seperti itu," Ujar Sunmi. Mereka semua lalu menertawakan Jaebum.
"Aku tidak menyangka semua akan menjadi seperti ini," Kata Mark, terlihat gembira. "Selain sebagai adik sepupu, kau juga akan menjadi adik ipar! Senangnya, aku harap memiliki dua Park Jinyoung."
"Im..." Sahut Jaebum. "Im Jinyoung."
Jinyoung memukul pelan tangan Jaebum. "Masih belum, kau harus bersabar."
"Lalu kapan tanggal yang kalian inginkan?" Tanya Yunho.
"Lebih cepat lebih baik, aku akan mempersiapkan semuanya. Jadi kalian berdua tidak perlu kebingungan." Sunmi menimpali.
"Eomma." Panggil Jinyoung.
"Iya?"
"Iya?"
Sunmi dan Yoona menjawab bersamaan.
"Sunmi eomma." Jinyoung mengoreksi, membuat Sunmi tersenyum tipis. "Bisakah kita tidak membahasnya sekarang?"
"Kenapa?" Jaebum langsung protes.
"Semua cerita ini masih memenuhi pikiranku, aku rasa aku tidak bisa berkosentrasi untuk membahas hal lainnya."
Jaebum cemberut. "Tapi Jinyoungah, jika tidak sekarang kapan lagi? Sampai kapan aku harus menunggu?"
Ingin rasanya Jinyoung memukul Jaebum saat ini, wajah cemberutnya benar-benar tidak cocok. "Hanya menunda sebentar saja, tidak akan lama."
"Jinyoung benar Jaebum, Appa rasa kita semua juga memerlukan waktu untuk memproses semua ini. Setelah semua kebenaran akhirnya terungkap."
Jaebum tidak lagi protes, hanya tetap menunjukkan wajah cemberutnya. Ia tidak akan mampu melawan kehendak jika sang ayah sudah memerintah.
"Sebagai gantinya..." Yunho mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. "Setelah mengetahui kalian akan datang." Yunho menunjukkan sebuah kunci. "Ini adalah kunci rumah yang Taecyeon selama ini persiapkan untuk tempat tinggal kalian."
Yoona langsung mendekap mulutnya terkejut, ia sangat yakin rumah itu pasti rumah impian yang pernah menjadi cita-citanya dulu.
"Aku sudah lama menjaga rumah itu dan tetap membuatnya terlihat baru seperti pertama kali selesai dibangun."
"Kami selalu melakukan pembersihan dan perawatan setiap bulan walau tidak pernah ditempati." Lanjut Sunmi.
Yoona mengambil kunci itu, bersiap untuk menumpahkan air matanya lagi. Namun kali ini adalah air mata kebahagiaan. "Terima kasih."
"Jangan mengucapkan terima kasih, menjaga sebuah kunci bukanlah sesuatu yang perlu mendapat apresiasi."
"Bagaimanapun aku tetap berterimakasih oppa."
Yunho mengangguk. "Beritahu aku kapan saja jika kau sudah siap untuk pindah."
Yoona menatap kunci rumah yang berwarna hitam itu, kilatan masa lalu berputar dikepalanya. Seingatnya ia pernah meminta untuk kunci itu berwarna cokelat seperti kayu, tapi sepertinya Taecyeon lupa memberitahukannya pada Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
easy to PLAY HARD TO GET
Fanfic(COMPLETED 19 Agustus 2019 - 14 Juni 2020) Ketika sebuah hubungan dimulai dengan sangat mudah, secara konsisten dan bertahap hubungan itu bertahan lama dan semakin dalam. Tetapi semua berubah secara tiba-tiba dan membuat hubungan itu harus dimulai l...