Langit senja muncul, cahaya matahari yang berwarna keemasan menerangi ruang tamu dari balkon yang mengarah ke Sungai Han.
Jaebum duduk menyilangkan tangannya berhadapan dengan Bambam dan Yugyeom yang duduk berdampingan. Mereka sudah menceritakan apa yang terjadi dengan mobilnya dan Bambam sudah menunjukkan foto dari kerusakan mobil yang sempat ia foto tadi.
Jaebum tidak terlalu mempermasalahkannya, karena mobil itu jarang ia gunakan dan berencana untuk memberikannya pada Bambam. Tapi yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana bisa Bambam dan Yugyeom saling mengenal dan bersama merusak mobilnya.
"Bagaimana dengan lukamu?" Kepala Bambam dililitkan sedikit perban oleh dokter untuk menahan lukanya, hal itu membuat Jaebum khawatir.
"Kata dokter ini hanyalah luka ringan."
"Apakah kalian berurusan dengan polisi?" Jaebum tidak ingin karena atas kepemilikan mobil nama baiknya bisa terganggu.
"Tidak." Bambam berbicara sangat pelan, ia masih merasa pening. "Karena tidak merugikan siapapun dan semua ini murni kesalahan kami. Jadi kami memutuskan untuk langsung pergi."
Jaebum mengangguk paham. Apa yang diucapkan Bambam masuk akal, tetapi ia akan tetap menyuruh Taekwoon untuk nanti mengecek kembali apakah ada dampak dari masalah ini dengan pihak berwenang. Untuk menjaga-jaga agar mereka tidak berurusan dengan hukum.
"Lalu bagaimana denganmu Yugyeom? Apa kau juga terluka?" Yugyeom hanya diam tanpa membuka mulutnya, ia menundukkan kepala.
"Aku baik-baik saja Hyung."
"Apakah Jinyoung tahu?"
"Jinyoung?" Tanya Bambam. "Jinyoung Hyung?"
"Jinyoung Hyung tidak tahu." Jawab Yugyeom. "Dan aku mohon Hyung jangan memberitahunya, aku bisa berada dalam masalah besar."
Bambam menoleh. "Kau mengenal Jinyoung Hyung?"
"Dia adalah adik Jinyoung." Jelas Jaebum.
Mulut Bambam ternganga, ia tidak menyangka ternyata Seoul sesempit itu. Bagaimana bisa Yugyeom ternyata adik Jinyoung, walau tadi memang Yugyeom terlihat terkejut saat melihat Jaebum.
"Lalu apakah kau sudah tahu aku dan Jaebum hyung saling mengenal?" Tanya Bambam pada Yugyeom.
Yugyeom menggelang. "Aku tidak tahu sebelumnya, bahkan ini pertama kalinya aku berada dirumah Jaebum hyung."
"Wow, ternyata takdir kita saling berhubungan ya." Ujar Bambam.
Jaebum melepas jam tangan yang melingkar ditangannya. "Lalu kalian berdua bagaimana bisa saling mengenal? Apakah karena satu kampus?"
"Benar hyung. Kami saling mengenal karena satu kampus walaupun berbeda fakultas." Bambam tidak ingin membahas bagaimana cara ia bisa berkenalan dengan Yugyeom dan masalah ganti rugi jam itu.
"Jaebum Hyung." Panggil Yugyeom. "Aku akan bertanggung jawab dan memberikan ganti rugi atas kelalaianku."
"Tidak perlu."
Bambam merasa tidak enak jika Yugyeom menanggung semuanya sendiri. "Aku juga Hyung, akan mengganti rugi juga." Yugyeom menoleh kearah Bambam yang ada disampingnya.
"Tidak." Jaebum dengan tegas menolak. "Aku tidak menginginkan ganti rugi apapun."
Yugyeom merasa tidak enak. "Tapi Hyung-"
"Itu adalah mobilku." Potong Jaebum. "Aku juga yang sudah mengijinkan Bambam untuk menggunakannya." Suaranya menekankan. "Lagipula kalian berdua sudah kuanggap sebagai adikku sendiri." Jaebum tidak mempermasalahkan jika mobilnya harus rusak ataupun hancur, yang terpenting adalah keadaan Yugyeom dan Bambam baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
easy to PLAY HARD TO GET
Fanfiction(COMPLETED 19 Agustus 2019 - 14 Juni 2020) Ketika sebuah hubungan dimulai dengan sangat mudah, secara konsisten dan bertahap hubungan itu bertahan lama dan semakin dalam. Tetapi semua berubah secara tiba-tiba dan membuat hubungan itu harus dimulai l...