36. Adoption

312 49 3
                                    

Hari kedua Jinyoung berada di Songeup, kemarin ia sibuk berada dirumah mengobrol sepanjang hari dan membantu Chansung dikebunnya. Hari ini adalah hari libur, Hyunjin sudah berjanji untuk mengajak Jinyoung pergi berlibur kepantai. Jarak antara Songeup yang berada dikaki gunung dengan pantai terdekat tidaklah terlalu jauh, Chansung meminjamkan mereka mobil yang biasa ia gunakan untuk membawa sayuran kekota.

Terakhir kali mereka kepantai bersama adalah ketika Hyunjin masih berumur 7 tahun, sudah berlalu 5 tahun untuk kembali mengunjungi pantai yang sama. Jinyoung lebih memilih untuk berada didesa, ia sangat jarang menikmati keindahan Pulau Jeju selain tetap diam di Songeup.

"Kalian sudah membawa bekal yang aku siapkan?" Jihyun sibuk menata sarapan diatas meja, bangun lebih awal pagi ini untuk menyiapkan bekal kepantai Jinyoung dan Hyunjin.

"Sudah noona, aku sudah memasukannya kedalam mobil," Jawab Jinyoung.

"Lalu kau yakin bisa menyetir disini Jinyoung?"

Jinyoung mengangguk. "Walaupun ini pertama kalinya aku menyetir disini, tapi aku yakin aku bisa."

"Tapi ingat benda yang kau setir nanti bukan mobil pada umumnya." Chansung terkekeh, meragukan kemampuan menyetir Jinyoung.

"Aku yakin Jinyoung hyung pasti bisa membawa mobil ajaibmu hyung." Hyunjin mengacungkan kedua jempolnya menyemangati Jinyoung.

"Apakah ada yang salah dengan mobilnya?" Tiba-tiba Jinyoung merasa ragu, tetapi ia bukan meragukan kemampuan menyetirnya.

"Nanti kau rasakan sendiri keajaiban dari mobil itu."

Jinyoung tidak bertanya lagi, karena Chansung sepertinya tidak akan memberitahukan keanehan apa yang disembunyikannya. Jihyun menggelengkan kepalanya melihat kenakalan sang suami sangat berniat untuk menjahili Jinyoung. Satu-persatu kemangkuk Chansung, Hyunjin dan Jinyoung, Jihyun menuangkan sup jagung buatannya. Mereka langsung menyendokan sup itu begitu tersaji.

Walaupun umur Jihyun tergolong muda namun kemampuan memasaknya sudah sangat berpengalaman, terutama masakan tradisional yang biasa Jinyoung makan dari buatan sang nenek. Apalagi dengan bahan masakan yang segar untuk sayurannya, karena dipetik langsung dari kebun sendiri.

Kelemahan memasak Jihyun adalah dimakanan penutup, ia tidak terlalu pandai membuat makanan manis. Satu-satunya ketertarikan memasak Jihyun hanyalah menu utama atau makanan berat.

"Sudah kau pastikan semua barangmu masuk?" Jinyoung bertanya setelah memasukan tas terakhir kedalam mobil, menunggu Hyunjin yang masih mengingat apakah ada barang yang ia lupakan.

"Sepertinya sudah semua Hyung, yang penting alat memancingku sudah masuk."

"Baiklah, ayo kita berangkat."

Jinyoung dan Hyunjin masuk kedalam mobil, lalu membuka jendela mobil dan berteriak. "HYUNG-NOONA KAMI PERGI DULU!"

"Hati-hati!" Balas Jihyun melambaikan sapu tangan pembersih meja, Chansung disebelahnya ikut melambaikan tangan.

Jinyoung mempersiapkan diri untuk menemukan keanehan dari mobil itu. Ia memutar kunci kemudian mesin menyala seperti biasa, menggerakan persneling untuk siap melajukan mobil. Disebelahnya Hyunjin mencengkram sabuk pengaman dengan erat membuat Jinyoung merasa gugup. Begitu kakinya menginjak pedal gas mobil hampir saja melompat, membuat Jinyoung hampir terbentur dengan setir.

Chansung yang menyaksikan kejadian itu terkekeh menahan tawanya, Jihyun memutar mata malas melihat kelakuan suaminya yang masih saja suka mengerjai orang. Ia memukul perut Chansung dengan sikunya.

"Apa yang terjadi!" Jinyoung terkejut linglung.

"Kau harus menginjak pedal gasnya dengan lembut hyung, bila perlu jangan sampai benar-benar menakan."

easy to PLAY HARD TO GETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang