Jinyoung sedang berkutat dimeja kerja yang ada dikamarnya, malam ini beberapa laporan harus ia kerjakan untuk meeting akhir bulan besok.
Suara Jaebum yang sedang bergumam diponselnya sangat mengganggu konsentrasi Jinyoung. Seperti biasa setiap malam Jaebum akan menelepon Jinyoung dan mengganggu kegiatan kekasihnya itu.
Tidak ada hal penting yang menjadi topik pembicaraan mereka, sudah menjadi kebiasaan untuk Jaebum menghubunginya melalui panggilan biasa ataupun panggilan video hanya agar mereka berdua terhubung. Sedangkan mereka sama-sama mengabaikan panggilan itu.
Suara bel pintu terdengar dari speaker handphone Jinyoung, disusul dengan suara gumaman Jaebum yang berhenti.
"Ada yang datang?"
"Mungkin." Jawab Jaebum dari seberang.
Jinyoung menoleh pada jam dinding yang ada diatas ranjangnya, jam 10. Alisnya bertautan menebak siapa yang datang ke penthouse Jaebum ditengah malam seperti ini. Tidak mungkin Ibunya karena dia sedang berada di New York dan kakaknya Mark adalah maniak tidur, pasti sudah tertidur dari dua jam yang lalu.
Terdengar suara langkah kaki yang tergesa dari ponselnya.
"Aku matikan dulu, night sleep-well!"
Jinyoung tertegun tatapan kosong pada layar laptopnya menunjukkan ia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Untuk pertama kalinya Jaebum mematikan telepon yang belum sampai setengah jam bahkan tidak memberitahukan penyebabnya, Jinyoung mencurigai suara bel yang manandakan kedatangan seseorang. Ditengah malam.
Jinyoung bukan tipe pasangan pencemburu, bahkan ia biasa saja ketika dengan mata kepalanya sendiri melihat seorang karyawan cantik menggoda Jaebum didepannya.
Tapi Jinyoung adalah tipe orang yang tidak bisa mengontrol emosi dan moodnya jika merasa ada sesuatu yang disembunyikan atau sesuatu yang ia perlu mendapatkan sebuah penjelasan, dan Jaebum baru saja mencoba menyembunyikan sesuatu darinya.
"Berani-beraninya kau Im Jaebum!"
Namun disisi lain Jaebum terkejut diwaktu santainya dimalam hari sebuah bel menginterupsi kegiatannya menelpon Jinyoung.
"Ada yang datang?" Tanya Jinyoung.
"Mungkin."
Dengan malas Jaebum berjalan menuju pintunya dan mengecek melalui intercom melihat siapa yang menjadi tamunya ditengah malam.
"Shit!" Umpat Jaebum ketika melihat kamera intercomnya dipenuhi oleh lubang hidung seperti anjing yang sedang mengendus.
Ia mengernyit ketika melihat pemilik hidung yang sudah menjauhkan dirinya dan menunjukan wajah yang sangat Jaebum kenali walaupun sudah lama tidak bertemu lagi dengannya.
Jaebum bergegas mengambil ponselnya yang masih tersambung panggilan dengan Jinyoung diruang tamu, "Aku matikan dulu, night sleep-well!" Tanpa menunggu balasan Jaebum menekan tanda merah dilayar ponselnya dan memutuskan panggilan sepihak. Jinyoung pasti tidak merasa keberatan karena ia yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
Jaebum membuka pintu dan langsung mendapatkan sebuah pelukan erat dan ciuman dipipinya.
"JAEBUMA! I MISS YOU SO MUCH!"
"Ewww..." Ucap seseorang yang melihat adegan menempel erat itu.
Dengan wajah datar Jaebum melepas lem perekat Jackson pada tubuhnya, "Aku juga merindukanmu Jack."
"APA! Kau juga merindukanku?!" Jackson hendak kembali memeluk Jaebum tapi tertahan karena tangan Jaebum yang menahan kepalanya.
"Halo Hyung!" Jaebum menoleh melihat Bambam yang membungkuk kepadanya, Jaebum membalasnya dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
easy to PLAY HARD TO GET
Fanfiction(COMPLETED 19 Agustus 2019 - 14 Juni 2020) Ketika sebuah hubungan dimulai dengan sangat mudah, secara konsisten dan bertahap hubungan itu bertahan lama dan semakin dalam. Tetapi semua berubah secara tiba-tiba dan membuat hubungan itu harus dimulai l...