Youngjae berdiri dibalkon, memperhatikan kegiatan Jinyoung yang mengeluarkan barang-barangnya dari dalam tas. Merapikan baju-baju dan semua keperluan yang ia bawa ke Songeup kemarin.
"Berarti kau pulang tanpa oleh-oleh?"
Jinyoung mengangguk. "Aku tidak sempat memikirkannya."
"Itu berarti kau tidak memikirkanku selama disana? Kau tidak punya perasaan," Ujar Youngjae merajuk.
"Bukankah kepulanganku yang lebih awal cukup menyenangkanmu?"
Youngjae mendengus. "Tidak sama sekali." Ia berbohong.
Yugyeom membuka pintu dan melongokan kepalanya. "Hyung?" Setelah memeriksa kamar itu tidak kosong Yugyeom masuk dan duduk diujung ranjang mendapat tatapan penuh tanya dari Youngjae dan Jinyoung.
"Ada apa?" Tanya Jinyoung.
"Tidak ada, aku tadi mendengar suara dan memeriksa jika Hyung sudah pulang atau belum."
"Yup, aku sudah disini sekarang."
Suara notifikasi pesan masuk terdengar dari ponsel Youngjae. Wonpil mengiriminya pesan dan bertanya apakah ia sudah sampai dirumah atau belum. Setelah mengantarkannya kebandara untuk menjemput Jinyoung, Youngjae langsung mengusirnya dan memutuskan untuk menggunakan taksi bersama Jinyoung karena masih belum siap jika Wonpil bertemu lagi dengan Jinyoung disituasi sahabatnya yang seperti saat ini.
Tidak butuh waktu lama Youngjae sudah tenggelam dalam aplikasi chatnya, sibuk berbicara hal-hal tidak penting dan hanya berbasa basi dengan Wonpil. Sudah lama Youngjae tidak melakukan hal sesederhana seperti bertukar pesan selama berjam-jam, ia menikmatinya.
"Apa semua masalah sudah selesai?"
Jinyoung menatap Yugyeom. "Masalah apa maksudmu?"
Dari jawaban yang Jinyoung berikan Yugyeom artikan jika masalah belum selesai. "Tidak ada Hyung, lupakan." Yugyeom tidak ingin mengungkit masalah yang terjadi antara Jaebum dan tunangannya, lebih baik ia menjauh dari amarah Jinyoung.
Jinyoung juga nampak tidak terlalu peduli, ia hanya mengedikan bahunya acuh kembali menyibukkan diri mengeluarkan barang dari dalam tas. Seingatnya ia tidak membawa barang sebanyak ini kemarin.
Yugyeom ingat Bambam kemarin memberitahunya jika Jaebum bersama kakaknya menyusul Jinyoung ke Jeju. Yugyeom yakin Jaebum gagal memperbaiki situasinya bersama Jinyoung, ini adalah keadaan menjaga jarak terlama yang ia tahu antara Jinyoung dan Jaebum. Tapi rekor tetap dipegang oleh kakaknya bersama mantan kekasihnya, yang sekarang terlihat menjijikan karena Youngjae tersenyum menatap ponselnya seperti anak gadis puber.
"Apa kalian saling menggoda malam-malam?"
Youngjae mendongak mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel, sadar jika Jinyoung sedang menyindirnya.
"Orang yang sedang sakit hati tidak akan mengerti perasaan orang yang sedang jatuh hati."
Jinyoung berkacak pinggang. "Wah, wah, wah. Lihat siapa yang menyombongkan dirinya saat ini?" Jinyoung menatap sinis. "Sepertinya ia lupa bagaimana keadaannya dulu saat sakit hati."
"Yak! Park Jinyoung!" Yugyeom sedang bersama mereka menatap dengan bodohnya, Youngjae tidak ingin adiknya tahu apa yang terjadi.
"Kemana hilangnya kepercayaan dirimu tadi?"
Youngjae menggeram. "Aku doakan kau menderita," Ucap Youngjae pelan.
"Penderitaanku adalah penderitaanmu juga." Jinyoung memeletkan lidahnya.
Yugyeom menghela nafas, ia bangkit dan pergi dari kamar tanpa bersuara. Lebih baik ia menyelamatkan kewarasannya daripada harus kehilangan akal sehat jika berada bersama dua orang dewasa yang kekanakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
easy to PLAY HARD TO GET
Fanfiction(COMPLETED 19 Agustus 2019 - 14 Juni 2020) Ketika sebuah hubungan dimulai dengan sangat mudah, secara konsisten dan bertahap hubungan itu bertahan lama dan semakin dalam. Tetapi semua berubah secara tiba-tiba dan membuat hubungan itu harus dimulai l...