[Kurotsuki POV]
Aku dan Phia akhirnya tiba dalam waktu 4 Minggu di Arkade.
Hari-hari yang biasa kami gunakan sebagai istirahat malam, kini kami ganti dengan menyusun barang yang sudah tiba.
Tapi, pertanyaannya, kenapa aku jadi pelayan?
Aku berdiri di samping koper yang sejajar menumpuk sambil menghadap kebangunan yang berdiri megah. "Whoa, ini terlihat luar biasa. "
Walau begitu, Ini tetap aneh, seorang iblis berkedudukan tinggi, disuruh menjadi pelayan. Aku menatap Phia yang juga menghadap ke bangunan. "Sungguh, Phia, sebenarnya apa yang kau rencanakan? "
"Emang harus diberi tau sekarang ya? " Phia dengan tatapan remeh, berbicara padaku.
Aku hanya bisa menghela nafas, dan mengikuti rencanannya. "Baiklah... "
Phia berjalan kedepan, dilanjutin denganku, namun Phia menjadi berhenti dan melirik kebelakang. "Pelayan, jangan lupa kopernya. "
Aku hanya bisa tersenyum paksa mendengar hal itu. Sungguh, ni anak mengingatkan ku akan seseorang.
[Disisi Lain]
"Hhacho... "
Mary bersin sambil berjalan disamping Kazu. Kazu yang mendengar itu, hanya terdiam. Akhir-akhir ini, cuaca memang dingin.
"Kazu... Apa masih lama? " Mary bertanya dengan hidung merah yang digosok nya.
"Manaku tau, aku bukan dungeon master. " Kazu sedikit sebal sama Mary, tapi untung dia sudah kebal, jika tidak mungkin sudah ditinggalkan rombongan ini.
Sylfia, hanya diam mendengar ocehan mereka sambil menatap kedepan, menunggu sampai dilantai 50.
_____________
[Kembali ke sisi Kuro]
"Sungguh dah, benaran dah lama aku nggak melihat pemandangan seperti ini, selain diistana. "
Aku tidak bisa untuk tidak memuji kastil yang berdiri megah dengan peralatan perlatan yang dipajang sejajar.
Beberapa saat kemudian, kami sampai di salah satu ruangan. Didalam ruangan itu, terdapat karpet merah, dengan jendela yang bersejajar megah.
""""Selamat datang, Our Queen, """"
Pelayan-pelayan yang berdiri sejajar, memberi ucapan selamat datang pada kami berdua. Beberapa saat kemudian, pandanganku teralihkan pada seorang pria yang duduk diatas singgasana, dengan tubuh kerempeng, dan tanduk yang menandakan dia dari kaum iblis.
Aku mengerutkan dahiku, dan menebak dia siapa.
Aku langsung memberi hormat ala kerajaan,
"Terima kasih atas sambutan anda, Lord Chen. "
Jika saja aku tidak bertugas sebagai pelayan, mungkin aku sudah mengusirnya.
Dia berdiri dan berjalan pada kami.
"Kamu... "
"Saya, Qi, pelayan baru Ojousama. "
Aku memberi tau nama palsu ku, dan identitas sementara. Aku kembali menegakkan badan.
Beberapa saat kemudian, aku mendapat tatapan dingin darinya, seperti dia berkata 'Kau beruntung, sialan, jika tidak aku mungkin sudah mengusirmu. '. Orang ini, benar mau ku tonjok rasanya.
Aku memberinya tatapan sipit, walau begitu, aku memberinya secuil tatapan dingin yang menyenangkan dengan senyum yang tentu tidak lupa.
[Maksudnya... Walau terlihat seperti tatapan biasa, tapi didalam ada sedikit tatapan dingin]
"Oh, nyonya, silahkan ikut saya pergi, saya akan mengantarkan anda keruang tamu. "
Dia sama sekali tidak peduli denganku. Dan berjalan menuju pintu tempat kami masuk tadi.
Kami berdua hanya mengikutinya dari belakang.
Kami tiba disuatu raungan. Ruangan itu berwarna merah tua, dengan desain yang lumayan bagus.
"Ini... Cara mereka memberikan penghormatan? "
Walau kamar ini terlihat mewah, tapi kamar ini tidak sebanding dengan kamar paling jelek yang ada diistana.
"Kalau begitu, silahkan nikmati waktu anda, saya akan pergi sebentar, ada hal yang perlu diurus. "
Setelah itu, dia meninggalkan kami berdua, dikamar.
Aku berjalan meninggalkan barang kearah Phia setelah pintu tertutup. Kemudian aku menarik pinggang Phia dan melepas satu kancing bajuku. "Bagaimana kalau kita melakukan itu...? "
Dalam seketika, muka Phia langsung berwarna merah tua. Dia memandang kearah samping. "Hentai, ech... "
Aku mendorong Phia ke kasur. "Mukamu yang seperti itu... Aku menyukainya. "
Dan malam itu, adalah malam yang panjang.
_____________________
[Pagi]
Aku tidur dengan posisi sedang memeluk erat Phia didalam selimut. Saat aku mulai bangun, bisa kulihat Phia tidak berpakaian ditutupi selimut, tidur dengan wajah yang tampak seperti bayi. Dia benar-benar pulas tidurnya.
Siapapun tidak akan menganggu wanita ini.
"Kalau begitu, mari siap-siap. "
Aku segera turun dari ranjang, dan berjalan kekamar mandi tanpa pakaian.
Beberapa saat kemudian, aku keluar dengan badan dan rambut yang basah, handuk yang melipat dibawah berkibar setiap aku mengambil langkah menuju barang.
Aku membuka tas dan mengambil baju biasa, tapi tanganku berhenti, dan menaruh kembali baju itu. Lalu, segera berjalan menuju samping tempat tidur.
Dilantai, bisa dilihat, pakaian kami berdua berserak. Termasuk pakaian dalam.
Aku hanya bermuka merah saat melihat hal itu. Bocah Kecilku sudah mulai bangun. Aku menatap datar kearah Bocah Kecil.
"Kau tau, kita tidak akan melakukannya lagi hari ini. "
Sambil berkata, aku mengambil baju pelayan dan memakainya.
Setelah itu, aku keluar dari kamar meninggalkan Phia yang tidur pulas.
To Be Continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Seikatsu: The Hallowed War
FantasyDeskripsi cerita: Kazuya Kazuki atau yang biasa dipanggil Kazu mati dengan sangat heroik, ia menyelamatkan 3 ribu nyawa dan disebut pahlawan. Lebih dari 3 ribu orang berdoa untuknya Kazu yang telah mati diberi kesempatan untuk hidup sebagai demigod...