Pertengahan- Rencana Pembalasan Rakyat Lt.41 Part 2

246 20 0
                                    

Tak! Tak! Tak!
Langkah kaki ku bergema dilorong yang panjang, dan suara itu bersamaan dengan suara langkah kaki Sylfia yang ada disampingku.

"Kazu, lain kali jangan pernah berbuat seperti tadi."

Sylfia, setelah mendengar suara ledakan dari serangan tebasanku, segera ketempat ku untuk melihat situasi.

"Maaf....."

Dan hasil dari semua itu, adalah wajah imut Sylfia saat menjadi gelisah. Kuharap aku memiliki kamera.

"..... Aku hanya sedikit bersemangat dengan pedang baru."

Lanjut ku.

Yah, dengan alasan itu, mana ada orang yang percaya.

Seseorang yang mengeluarkan seluruh kekuatannya hanya karena untuk mengetes pedang baru dengan sedikit semangat.

Mana ada alasan seperti itu.

"Pedang tidak akan berguna tanpa tuan. Namun, jika tuan nya terlalu Bersemangat, dan pandangannya menjadi sempit, maka pedang itu akan tumpul."

Itu lah kata-kata mutiara dari nona besar Sylfia. Walau.......

"Aku sama sekali tidak mengerti dengan ucapanmu."

"Karena kamu bodoh?"

"Jangan menghina orang dengan wajah polos, sialan."

Aku sudah menjadi sedikit jengkel dengannya.

"Kesampingkan hal itu....."

"Baik."

"....... Apa alasan mereka memanggil kita berdua secara mendadak?"

"Ntah lah, mungkin terkait dengan rapat?"

Sylfia berkata dengan cepat.

Yah, paling-paling soal bagaimana caranya membuat semua oramg jeluar dari sini.

Aku dan Sylfia berhenti diujung lorong, yang mana terdapat pintu besi disamping.

"Apakah ini tempatnya?"

"Tampaknya iya."

Sylfia menjawab dengan tangan yamg sudah di gagang pintu yang kemudian ia buka secara perlahan.

Drrrttttt....
Bunyi pintu yang berdirit akibat gesekan pelan antara besi dan besi terdengar dan bergema dengan suara yang cukup Keras.

Langkah kaki yang pertama masuk adalah Sylfia yang kemudian diikuti oleh langkah kakiku.

Kami tetap berjalan hingga didekat wanita yang berwajah dingin itu.

Saat mulai masuk, aku bisa melihat, bahwa ada banyak orang dengan baju yang terlihat cukup mewah.

Namun, wajah dari mereka terlihat sangat menyeramkan, tidak terkecuali dengan wanita cantik yang duduk di tengah-tengah mereka.

Aku tidak melihat bahwa Lani juga ada disini.

Apa dia tidak diundang? Itu tidak mungkin.

Diantara pimpinan Lantai 41 seharusnya dia menjadi salah satu yang terkuat.

Tapi, kenapa dia tidak terlihat disini?

Pank!
Bunyi hentakan pintu besi yang sangat keras, telah membuat ruangan sunyi dan pandangan mereka mengarah ke kami.

"Ngm.... Sylf? Apa yang harus kita lakukan?"

"Diam dan tidak bertindak?"

"Apa mungkin?"

"Bukannya kau sudah mencobanya?"

"Kapan?"

"Saat pertama kali masuk, bodoh."

Isekai Seikatsu: The Hallowed WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang