|Pov Sylfia|
Huffffff.......
Suara angin terus terdengar dikepalaku, layaknya lantunan lagu. Aku yang meloncat-loncat kesegala arah, yang mempunyai tujuan untuk ke gua lantai bawah, tidak berhenti dan tidak pula melirik.
Selama waktu sejam, tidak ada yang kulihat selain jasad yang berserakan, serta monster dan api yang ada di mana-mana.
Monster-monster itu, tampak berwaspada terhadap sesuatu. Dan beruntungnya, aku tidak melihat Guni berada di perjalanan ku.
Aku sama sekali tidak tau kenapa Kazu melarangku untuk ikut bertarung, yang kutau dia hanya terlihat khawatir saat aku pergi meninggalkan daerah aman.
Dan akhirnya, aku berada digua untuk pergi ke lantai 42. Aku hanya menatap kebawah dengan agak ragu. Meninggalkan Kazu sendiri tidak apa kan? Apa dia akan baik-baik saja? Apa dia, tidak akan meninggalkanku juga?
Dan setelah keraguan, aku dengan tegas dan cepat berlari kebawah.
--------------
|3rd Person Of View|
"Kazu! Kenapa kau mengirimkan istrimu?! Kau tau kan keadaan diluar?!"
Lani berjalan di belakang Kazu, itu tepat setelah Sylvia pergi menjalankan tugasnya.
Kazu yang berjalan didepan Lani, berhenti dan menghadap kebelakang. Angin dingin menerpa rambut hitam Kazu. Ditengah terpaan itu, dia tampak tersenyum lembut, namun kekhawatiran nya tampaknya lebih besar dari yang kita duga.
"Istri ku tidak selemah itu. Lagi pula, dia lebih pintar dariku."
Dia mencoba untuk meyakinkan Lani, namun, tanpa dia sadari itu sebenarnya lebih untuk meyakinkan dirinya sendiri.
"Ka-kalau kau memang percaya padanya, kenapa kau tida-"
"Lani, cukup....."
Kazu kembali berjalan, dan membuka pintu rumah Lani.
"....... Apa pun yang kamu katakan rencana tidak akan berubah."
Dan saat pintu tersebut terbuka, suara seseorang tiba-tiba terdengar.
"..... Rencana? Rencana apa?"
Suara itu terdengar tidak asing dan terasa sangat familiar.
"!!!"
"!!!"
"Ababbhu!"
"Baik-baik......"
Terlihat seorang pria dengan rambut merah sedang mengangkat seorang bayi keatas bahunya.
"Hmm? Ada apa dengan kalian? Apa kepala ka-"
Thup...!
Tanpa semua orang sadari, Lani sudah memeluk Aka. Dia, tampak senang namun air mata terus mengalir.
"Aka.... Aka..... Aka....."
Dia terus mengucapkan nama Aka terus, berkali-kali, beribu-ribu kali.
Kazu yang melihat hal itu. Hanya bisa tersenyum, melihat keluarga yang sangat bahagia.
Kazu berjalan kearah sofa yang ada didepan mereka dan menduduki nya.
Kazu hanya bisa tersenyum melihat mereka, dan dengan pasrah dia pun menyakan Aka sesuatu.
"Aka, aku mempunyai pertanyaan untukmu."
Mata nya yang tertutup, dan ekspresi yang sangat serius membuat Aka meliriknya dengan sangat serius.
"Apa itu?"
"Rencana Untuk Melawan Guni, Sang God slayer, apa kamu akan ikut?"
"Tentu! Demi apa pun yang ada dibelakangku, demi yang harus kulindungi, demi dunia ini aku harus melawannya."
Jawaban langsung dari Aka membuat Kazu tersenyum, dan membuka matanya. Namun,...
"Tidak! Aku tidak akan membiarkan Suamiku terlibat dengan sesuatu hal yang seperti itu lagi! Tak akan pernah!"
Muka yang tampak terisak isak itu membuat Aka sedikit mengerutkan dahinya ke atas.
"Lani, tidak, aku akan ikut. Kamu hanya harus menjaga anak kita."
Kata-kata Aka membuat istrinya terdiam. Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya selain kata 'TIDAK!'
Aka hanya tidak mempedulikan Istrinya dan lanjut menatap Kazu.
"Kapan dimulai?"
"Akan kuberi tau nanti, yang pasti bukan nanti malam."
Kazu hanya tersenyum lembut saat berkata. Dia pun berdiri dan berkata:
"Kalau begitu, aku akan pergi. Ada yang harus aku siapkan."
Dan ia pun pergi dengan wajah yang agak menyeramkan.
Aka yang melihat hal itu, sedikit berkerut. Perkataan yang ingin keluar, tidak kunjung keluar, dan ia pun berpikir. 'Apa tindakan ku yang saat ini sudah benar?'
Ia hanya membiarkan Kazu ke luar sambil mengelus kepala istrinya dan menggendong anaknya.
Disisi lain, Kazu yang udah diluar, segera bergegas layaknya diikuti oleh sesuatu, dan ingin hal itu menghilang.
Dan saat ia tiba di hutan, ia pun runtuh dan wajah sedih keluar dari mukanya.
"Apa..... Membiarkan Sylfia adalah hal yang baik?"
Kazu Menggeleng-geleng kepalanya, dan berusaha untuk melupakan hal itu. Dan ia pun berdiri dari tempat.
____________
"System, open file number 34, and rewrite the system, Demodition To Emodition II."
[Rewrite Failed]
"Start B plan."
[Autobase Start, reboot the system, restart••••]
{Rewrite The System Failed}
"Start c plan."
{Autobots has out from heaven number 45. Autobot evolve to God Shadows••• virus detected••• get rid of the virus?}
"Yes. Now, start D plan."
{File Receive. Restart The Universe•••••• Failed, you must have a regret from The God Of The Space And Time}
"Ck, dia lagi. Apa dia mau menahanku lebih lama? Kalau gitu, call, Archangel Number 1, Michael."
{{{RESTART NEW SYSTEM FOR YOU}}}
{Restart Fail€×'¶℅€π¥[•}8)_)#;$-}
{Error has detect}
{Modified The New System For You•••••}
{Write the system_}
"Hehe, mari kita mulai."
____________
Apa kalian bisa menebak dia siapa? Fufu,
See You Next Time....
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Seikatsu: The Hallowed War
FantasyDeskripsi cerita: Kazuya Kazuki atau yang biasa dipanggil Kazu mati dengan sangat heroik, ia menyelamatkan 3 ribu nyawa dan disebut pahlawan. Lebih dari 3 ribu orang berdoa untuknya Kazu yang telah mati diberi kesempatan untuk hidup sebagai demigod...