Pov Sylfia.
"Jadi, begitu?"
Itu yang dikatakan Mary dengan tatapan yang seolah-olah, dia sedang memikirkan sesuatu setelah aku membicarakan masalah kami dengannya.
Aku berdiri didepan mereka. Tidak ada sepatah katapun terlontarkan. Hanya hening.
"Jadi, apa kalian akan pergi?"
"Aku tau rencana ini yang merancang siapa, namun, apa tujuan utamanya? Seolah-olah....."
Oh? Jadi dia menyadarinya? Kalau begitu......
"Tujuan utamanya adalah menghancurkan lantai 41, maka dari itu kami memerlukan para prajurit untuk evakuasi."
"!!!!"
Semua orang terkejut kecuali Mary, dia hanya tetap dalam posisi itu seolah-olah dia sudah terbiasa dengan kedaaan ini.
"Ternyata sedikit lebih dari perkiraanku."
Mary yang berkata seperti hal ini akan terjadi membuat ku menjadi sedikit penasaran apa yang dimaksudnya.
"Perkiraan?"
"Ya, kukira dia bakal merobohkan dinding dungeon, atau menjatuhkan langin dungeon, atau meledakkannya dengan sihir super, atau......."
"Tunggu! Apa biasanya juga seperti ini?!"
"Benar. Dulu, saat terorist menyergap kami, dia menggunakan ide gila, salah satu menggunakan ku sebagai pengalihan."
Walau beberapa kata ada yang tidak kumengerti, tapi aku bisa paham apa yang terjadi saat itu.
"Yang lainnya?"
"Membuat lubang besar dibawah para teroris itu."
"Eh?"
"Saat itu dia menggunakan bahan peledak."
Semakin mengarah kesini, aku semakin tidak dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi saat itu.
"Baiklah, apapun itu mari lanjut kan topik kita."
Dan mulai dari saat itu, kami mulai merancang rencana kami sendiri.
________
*Kazuya POV
"Apa kalian mengerti?"
"Yah, aku mengerti."
Itu yang diucapkan oleh 2 orang yang ada didepanku. Namun.......
Aku merasa tidak nyaman dengan tatapan Lani! Dia menatapku dengan tajam sejak mulai rapat khusus.
"Ehem!"
Aku mencairkan suasana ku sendiri agar tidak terlalu memikirkannya lalu lanjut berkata;
"...... Jam 3 siang, kita akan bertemu disana."
"Baiklah."
"Kalau begitu, bubar."
Dan, mereka pun berjalan langsung kearah pintu. Sang Ratu tidak memerhatikan Lani, namun tatapannya mengatakan kalau harus segera keluar dari ruangan ini.
Aka yang juga berjalan kearah pintu, berhenti didepan Lani. Ia pun mengajaknya untuk pergi, namun,.......
"Tuan Aka! Anda bisa keluar sebentar, ada yang ingin aku bicarakan dengan nona Lani."
Aka yang mendengar seruanku, menatapku dengan agak gelisah. Ia mengangguk dan keluar.
Lani berjalan kearahku, dia menatapku dengan tatapan yang lebih tajam dari sebelumnya.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?"
Perempuan itu berkata dengan dingin.
"Bukannya ada yang ingin kau katakan pada ku?"
"Baiklah, akan kukatakan seterang mungkin."
Dia berhenti sejenak, dan dengan aura yang mulai berubah mengerikan, dia pun berkata.
"Apa kau sadar apa yang mau kau lakukan? Apa kau ingin mati?"
Aku menelan ludahku, dan menatap ke arah yang lain.
"Apa yang kamu bicarakan yak?"
"Jangan pura-pura bodoh. Kau...... Kenapa mau melakukan hal itu, sementara masih banyak orang yang mengharap kan keselamatanmu."
"Aku masih belum menangkap apa yang kamu bicarakan."
"Kamu mengorbankan dirimu didalam rencana gila ini. Sebagai sebuah tikus yang memancing keluar seorang kucing."
"......."
Kali ini aku terdiam.
"........ Aku Tidak pernah mendengar seorang pemuda dengan level yang dibawah 300 bisa memakai sihir terbang."
"Aku me-menggunk-"
"Sihir yang mengkopi skill orang lain? Sihir terbang tidak bisa di copy, karena itu bukan skill lanjutan, melainkan sebuah skill dasar angin dan gravitasi."
Aku lumayan terkejut saat dia tau semua hal itu. Ternyata, Lani bisa melihat status orang.
"...... Kamu masih panjang perjalanannya. Mana mungkin melewati orang tua seperti kami. Jadi kau tidak mungkin membohongi kami."
Untuk menambah keyakinan ku, aku mulai bertanya.
"Ta-tapi, dari mana kamu tau?"
"Sebenarnya aku sudah lumayan curiga dengan mu dari awal. Mulai dari skill tingkat atas, 'Limit Break' hingga aura yang dipancarkan. Dan, saat kamu membahas tentang 'Orang Yang isa Terbang', kamu tidak mengatakan dirimu bisa terbang kan? Dengan kata lain, rencana ini adalah bencana."
Tatapan Lani menunjukkan amarah yang luar biasa. Amarah karena menyadari ini lebih lambat dari yang diduga. Namun, dimata wanita ini, tidak ada kata terlambat.
"Jadi, apa mau mu?"
Saat pertanyaan dingin itu ku lontarkan, Lani menambah tekanan terhadap tatapan nya.
"Akan ku gantikan peranmu."
"Tidak."
Jawabanku membuat menjadi tambah marah dan mulai berteriak:
"Kenapa?!"
"Kenapa kau tanya? Karena kau punya peranmu sendiri."
Aku tetap tenang setelah dibentak.
"Peran?! Peran apa?!
"Peran untuk menjadi istri yang baik, dan mengurus bayi, lalu menunggu pria nya pulang."
Dan saat kata-kata itu keluar, dia pun roboh. Aku berjalan melewatinya, tanpa menatap wanita itu sedikit pun.
Dan saat aku berada diluar gedung. Pria itu ada disamping pintu, tampaknya ia mendengar semua percakapan kami.
"Kazu, terima kasih, tapi........"
"Pembicaraan ini selesai! Rencana tetap akan dijalankan, bagaimana pun hasil akhirnya."
Dan saat itu, jarak kami seolah-olah tertutupi oleh sebuah dinding yang sangat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Seikatsu: The Hallowed War
FantasiaDeskripsi cerita: Kazuya Kazuki atau yang biasa dipanggil Kazu mati dengan sangat heroik, ia menyelamatkan 3 ribu nyawa dan disebut pahlawan. Lebih dari 3 ribu orang berdoa untuknya Kazu yang telah mati diberi kesempatan untuk hidup sebagai demigod...