Allison menjadi sangat gugup lalu menghentikan ciuman mereka, kenapa ini bisa terjadi dan yang lebih penting mengapa Allison membiarkan Violet mencium nya?
"do you love me, Allison?" tanya Violet yang mata nya tidak bisa berhenti memandang kearah bibir Allison
Allison tidak bisa menjawab nya, ia sangat tersadar bahwa Violet tidak akan pernah bisa meninggalkan Owen dan meresikokan reputasinya demi Allison. Tetapi semua sinyal yang Violet berikan pada Allison membuat Allison semakin berharap bahwa ia masih punya harapan untuk memiliki Violet. Allison semakin gila karena sifat Violet. Allison merasa seperti dirinya adalah boneka dengan tali tali yang di ikatkan padanya dan Violet lah yang mengatur apa yang harus Allison lakukan dan juga bahkan rasakan.
Violet menggigit bibirnya "bagaimana?" tanyanya
Allison membuka mulut nya "do- do you lo- love me...?"
Kegugupan Allison menghibur Violet. Ia mendekatkan dirinya, merasakan detak jantung Allison yang semakin mengencang "apa yang kamu fikirkan, tentu aku menyayangi mu. Kita teman bukan?"
"teman tidak melakukan semua ini..." gumam Allison, kecemberutan terukir di bibirnya disaat ia mencoba membuat Violet mengerti akan posisi tubuh mereka saat ini. Ia berharap Violet bisa pergi dari tubuhnya, bahkan keluar dari kamar nya.
Violet tidak pergi, ia tersenyum menyeringai, masih tidak bisa mempalingkan perhatiannya dari wajah Allison "kita teman yang suka melakukan ini"
"kamu membingungkan ku Violet"
Violet memiringkan kepala nya dan bertanya "kalau aku membingungkan mu, mengapa kamu tidak menghentikan ku?" Violet mendekatkan wajahnya, bibir nya dengan bibir Allison hanya sejauh hembusan nafas. "hentikan aku, Allison" bisiknya
Dalam diri Allison ia ingin menghentikan Violet dan mendorongnya. Ia berteriak dalam hati untuk menjauhi Violet. Ia tidak mau membiarkan dirinya terus berharap atau pun mempercayai sedikit kemungkinan kalau Violet juga menginginkannya. Aroma tubuh Violet membuat Allison seperti telah terpengaruh kedalam obat terlarang yang seharusnya ia jauhi. Dan tubuh Violet bagaikan magnet yang bisa dengan gampangnya menarik Allison untuk datang mendekat.
"I can't..." keluh Allison, menyalahkan diri sendiri akan kekacauan yang telah terjadi diantara mereka berdua. Bagi Allison semua ini terjadi karena ia yang membiarkannya. Ia yang tak bisa jauh dari Violet dan yang tak bisa berhenti memikirkan sentuhan Violet di tubuhnya.
Violet tersenyum akan kemenangan nya. Ia tahu Allison tidak akan bisa menghentikan apa yang tubuh dan hati nya inginkan "kamu milik ku, Allison"
"no!" Allison teriak dan terbangun dari mimpinya. Keringat di tubuhnya membuktikan bahwa ia hanya bermimpi. Allison duduk di kasur lalu memeluk kaki nya, ia tidak bisa berhenti memikirkan Violet sehingga Violet menjadi mimpi terindah dan terburuknya "why..." Allison menggigit bibirnya, mengingat kembali rasa sentuhan bibir Violet di bibirnya. Mimpi itu terasa nyata dan Allison takut jika hal itu benar benar terjadi.
Allison takut, ia tahu Violet telah mendapatkan Allison sepenuhnya. Dan Allison harus mengambilnya lagi sebelum Violet benar benar dapat menghancurkannya.
-
"kamu terlihat seperti baru bangkit dari kuburan mu Allison" Allison memutarkan bola mata mendengar komentar Emily
"biarkan aku tenang Em"
Emily memiringkan kepalanya, dan hal itu hanya membuatnya teringat akan mimpinya semalam "kamu masih marah padaku?" tanya Emily
"menurut mu?"
"ayolah Allison, kayak aku nyium pacar kamu aja..." pernyataan Emily yang benar hanya membuat Allison tambah kesal padanya. Allison menaruh burgernya lalu memberikan Emily tatapannya "Violet bukan pacar mu" tambah Emily dengan polosnya, sama sekali tidak tersadar akan keinginan Allison untuk menamparnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Year (girlxgirl)
Romance18+ (girlxgirl) TAMAT (06/11/19) "orang yang suka sesama jenis membuatku jijik" - Violet, 2012. Itu lah yang diucapkan Violet sahabat masa kecil dari seorang yang telah sadar akan seksual orientasinya sebagai seorang lesbian, Allison. Kata kata it...