Budayakan Vote dan Komen guys...
-
Allison terbisu. Ia mencari tanda tanda di mata Violet jika informasi kehamilannya hanyalah sebuah lelucon semata. Air mata Violet mengalir, tangannya meraih Allison dengan rasa takut yang tak pernah ia rasakan sebelum nya. Allison melihat kehangatan yang ia rasakan ditangannya, ia menarik nafas dan berusaha tersenyum pada sahabatnya
"Owen?" tanya Allison. Violet menghusap air mata dan mengangguk.
Allison berjalan kearah mobil nya dengan detak langkah kaki yang sangat cepat. Violet yang masih berusaha mengeringkan pipi nya, mengikuti Allison "kamu mau kemana?"
"rumah Owen" jawab Allison tanpa memberikan perhatiannya pada Violet
"but why...?" Violet bertanya lagi, Owen bukan lah seseorang yang ada difikirannya sekarang tetapi Allison berkata lain.
"why?!" Allison berhenti berjalan dan menghadapi Violet "I'm gonna fucking kill him!" Allison menendang ban mobil dengan kencang nya dan lalu bersandar duduk di samping mobilnya. Allison menangis dihadapan Violet walaupun ia berfikir Violet tidak akan mempedulikan air mata nya "I hate you Violet..."
Kalimat itu menusuk Violet tepat di dadanya. Walaupun Allison tidak ada hak untuk marah, atau tidak ada alasan bagi mereka untuk menangisi keadaan mereka, air mata Allison cukup merenggut jantung Violet dan meremasnya.
"aku tahu..." jawab Violet dengan pelannya
Allison terdiam sambil menatapi pantai dihadapannya. Pandangannya kosong seperti ia sudah tak bisa lagi mempertahankan apa yang selama ini ia pertahankan.
Allison tak pernah mengira keadaan mereka akan menjadi jauh lebih buruk dibanding melihat bibir wanita yang ia sayangi di bibir Owen. Tapi sekarang, yang ia fikirkan ialah melihat Violet dan Owen membangun rumah tangga dan membesarkan anak mereka bersama.
Violet membungkukan tubuh, ia tidak bisa melihat Allison menangis. Tangannya yang lembut menghusapkan air mata yang masih tersisa di pipi sahabatnya
"kamu tahu Allison? aku tidak takut memberitahukan informasi ini pada mama atau pun papa ku, dan aku bahkan tidak peduli akan reaksi Owen atau pun teman teman di sekolah. Tapi aku takut memberitahukan hal ini pada mu. Kamu mau tahu mengapa?"
Allison melihat keatas, menghadapi wajah Violet. Semua kenangan tentang mereka, dari mereka kecil, semua kenangan tawa dan juga semua air mata yang ia tangiskan bersama. Dan di setiap kali mereka berciuman di belakang pintu yang tertutup, semua itu kembali lagi menghampiri Allison.
Tapi sekarang jawaban dari pertanyaan Violet tidak akan lagi bisa mengubah keadaan mereka. Dan Allison harus rela melepaskan Violet.
"ku mohon jangan memberitahukan ku jawaban itu" Allison berkata lalu berdiri. Violet tersenyum miris, ia tahu Allison tidak akan pernah bisa menerima nya lagi dalam keadaan yang seperti ini. "kita harus pulang..."
Violet mengangguk lalu masuk kedalam mobil Allison. Selama perjalanan Allison berusaha untuk tidak melihat kearah Violet. Ia tahu melihat wajah nya hanya akan membuat nya ingin mencium nya sekaligus berteriak dihadapannya.
Tetapi hati berkata lain, Allison ingin tahu keadaan sahabatnya.Allison memarkirkan mobilnya di depan rumah lalu melihat Violet, dan disaat ia mengira hatinya tak akan bisa lebih hancur dari sebelumnya, pemandangan Violet yang sedang menahan tangisannya membuat Allison tak bisa membiarkan tembok disekelilingnya menghalangi dirinya dari Violet.
Violet menundukan kepala, berusaha untuk tidak menangis dihadapan Allison dengan cara menggigit bibir nya "thank you" bisik Violet lalu membuka pintu tanpa melihat Allison
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Year (girlxgirl)
Romance18+ (girlxgirl) TAMAT (06/11/19) "orang yang suka sesama jenis membuatku jijik" - Violet, 2012. Itu lah yang diucapkan Violet sahabat masa kecil dari seorang yang telah sadar akan seksual orientasinya sebagai seorang lesbian, Allison. Kata kata it...