23

1.2K 230 17
                                    

BUDAYAKAN TEKAN ⭐ SEBELUM MEMBACA 1 ⭐ ITU SANGAT BERARTI, DIMOHON YA TOLONG HARGAI GUE YANG UDAH CAPEK-CAPEK MIKIR BERJAM-JAM BAHKAN BERHARI-HARI UNTUK MENGHASILKAN TULISAN INI. LAGI PULA NEKAN ⭐ ITU GRATIS LOH GAK MUNGUT BIAYA. YANG GAK MAU MENDING LO PERGI AJA DARI LAPAK GUE.

GUE GAK MARAH CUMA CAPS LOCK LAGI JEBOL!!
***

Chansuk berdehem dengan berlebihan saat kakaknya tercinta baru saja menginjakkan kakinya dirumah, bocah itu menaik turunkan alisnya saat melihat siapa yang baru saja mengantar wanita itu.

"Cieee, semakin lengket saja"

Chaeyoung hanya mengibaskan tangan lalu membanting tubuhnya ke sofa, dia benar-benar tak ada tenaga untuk sekedar melayani ocehan adiknya itu, Chaeyoung benar-benar lelah setelah bekerja di cafe Jinhwan.

"Tak ingin membelikan ku sesuatu atas peresmian hubungan kalian?"

"Bicara apasih, bocah!"

Chansuk berdecak lalu duduk di karpet "Bagaimana bisa sih Junhoe Hyeong menyukaimu yang sangat biasa dan galak ini?"

Kesal dengan ucapan sang adik Chaeyoung memberi satu tamparan pada mulut adik kesayangannya itu.

"Bisa diam tidak? Aku capek"

Chansuk mendelik tajam sambil mengusap-usap bibirnya yang baru saja ditampar oleh kakaknya "Dasar nenek lampir" gumamnya.

"Apa kau bilang?!"

Dia menggeleng kecil sambil memperlihatkan senyum terpaksanya "Aku tidak berbicara apapun" ujarnya sambil memperlihatkan ekspresi polosnya.

Gadis itu mendelik tajam lalu mendudukkan dirinya "Tolong ambilkan air dingin"

"Kau kan masih punya kaki dan tangan untuk apa menyuruhku?"

Chaeyoung menendang bokong adiknya "Ambilkan saja"

Chansuk meringis lalu berdiri untuk ke dapur dan mengambil segelas air, bocah itu tak pernah berhenti menggerutu tidak jelas, kakaknya itu benar-benar galak, yang membuatnya heran adalah kenapa orang sebaik Junhoe Hyeongnya menyukai wanita seperti itu.

"Apa mungkin nenek lampir itu memakai guna-guna?"

Membayangkan saja membuat Chansuk bergidik ngeri.

"Malang sekali nasib Hyeong"

💫

"Bibi. Aku lapar, ada makanan tidak" pinta Junhoe dengan manis, seperti anak kecil yang meminta sesuatu pada Ibunya.

Bibi Kang hanya tersenyum lalu mengambil makanan yang sudah ia buat dari dalam kulkas "Aku akan memanaskannya dulu, tunggu sebentar"

Junhoe mengangguk patuh sambil memakan buah apel yang tersedia di atas meja makan rumahnya.

"Ayah dan Ibu tidak pulang?" Ucapnya lagi saat melihat hanya ada beberapa pekerja, dan sama sekali tak melihat tanda-tanda keberadaan orang tuanya.

"Oh itu, mungkin baru pulang Minggu depan" wanita paruh baya itu tersenyum kaku dengan ekspresi sedikit tidak enak kepada Koo Junhoe, Tuannya.

Junhoe mengibaskan tangan "Kenapa Bibi melihatku seperti itu? Ayolah aku tidak apa-apa. Ayah dan Ibu kan sibuk mengurus bisnis, aku mengerti kok. Lagi pula hari ini adalah hari baik tau" ucapnya dengan bersemangat.

Bibi Kang nampak tersenyum lalu menghidangkan makanan yang telah ia panaskan di hadapan majikannya itu.

"Benarkah ingin menceritakannya padaku?"

Bad boy Falling in Love (Junrose Story) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang