Spesial

1.4K 133 14
                                    

Hubungannya dengan Chaeyoung benar-benar sudah membaik, dan selama Junhoe di rawat di rumah sakit gadis itu yang selalu menemaninya, terhitung sudah 5 hari Junhoe di rawat dan 5 hari pula Chaeyoung selalu ada bersamanya. Orang tuanya? Jangan tanyakan, mereka lebih mementingkan bisnis ketimbang anaknya sendiri dan Junhoe tidak akan membiarkan mereka membuat Chaeyoung pergi lagi darinya. Itu adalah janji Junhoe.

"Semuanya sudah beres, aku akan memesan taksi" ucap Chaeyoung.

"Sebenarnya Jinhwan Hyung yang ingin mengantarku pulang, tapi aku menolaknya"

Chaeyoung mengeryit bingung "Kenapa?"

Pria itu berdecak sebal, dia mengerucutkan bibirnya "Karena aku ingin kau yang mengantarku, masa begitu saja tidak tahu"

Chaeyoung menggelengkan kepalanya pelan "Astaga Junhoe, lalu apa bedanya jika aku atau Jinhwan Oppa yang mengantar mu pulang, sama saja kan?"

"Tentu saja beda"

Gadis itu memutar bola matanya malas. Lalu membawa tas ransel kecil yang berisi barang-barang Koo Junhoe "Ayo, taksi yang aku pesan sebentar lagi sampai"

Junhoe mengusap tengkuknya, lalu menurut dan mengikuti Chaeyoung, tanpa izin dia meraih tangan Chaeyoung dan menggenggamnya erat dengan tangan kanannya karena tangan satunya belum pulih.

Taksi yang Chaeyoung pesan sudah sampai, gadis itu langsung membukakan pintunya untuk Koo Junhoe "Masuklah, awas hati-hati"

Setelah Junhoe masuk kedalam taksi Chaeyoung juga ikut masuk.

"Rasanya sangat menyedihkan"

Chaeyoung mengangkat sebelah alisnya, sambil menatap bingung ke arah Junhoe  "Kenapa? Masih sangat sakit?"

"Karena aku akan berpisah lagi denganmu"

Gadis itu menghela nafas, dia menatap Junhoe dengan tatapan geli "Astaga, aku fikir karena apa, kau ini ada-ada saja"

Junhoe hanya mengedikkan bahu, lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Chaeyoung sambil memeluk lengan gadis itu. "Awas jika kau mengabaikanku lagi setelah ini, aku tidak akan tinggal diam"

"Baiklah preman sinting"

Pria itu tersenyum saat mendengar Chaeyoung kembali memanggilnya dengan julukan itu "Sudah lama sekali aku tak mendengarkan julukan itu"

"Kenapa tidak suka?"

"Aku suka, karena kau yang membuatnya"

***

Baru saja Chaeyoung pulang, namun Junhoe sudah kembali merindukannya. Dia kemudian berjalan menuju dapur dan disana sudah ada bibi Kang.

"Tuan muda ingin sesuatu?"

"Tolong buatkan jus mangga"

"Baiklah"

Junhoe terlihat memainkan ponselnya, sembari menunggu bibi Kang selesai membuat jus mangga untuknya.

"Apa sudah tidak sakit tuan?"

"Tentu saja"

Bibi Kang tersenyum tulus lalu menuangkan jus mangga yang ia buat pada gelas dan memberikannya kepada Junhoe. "Bibi sangat senang mendengar kau sudah kembali bersama nona cantik itu"

Junhoe tersenyum saat bibi Kang menyebut pacarnya cantik "Dia memang cantik" pria itu mulai meminum jus mangga-nya, pria itu kembali memainkan ponselnya dan mengirimkan pesan singkat kepada Chaeyoung, dia ingin bertemu dengan gadisnya, padahal mereka baru berpisah beberapa jam yang lalu.

"Bibi, terimakasih jus-nya, aku ingin ke kamar dulu"

Bibi Kang hanya mengangguk lalu memberikan senyuman hangat kepada anak majikannya itu.

Junhoe menyandarkan kepalanya pada punggung ranjang, dia terus memandangi layar ponselnya sambil menunggu balasan pesan dari sang kekasih. Pria itu mendesah kesal saat Chaeyoung menolak untuk bertemu hari ini.

Me: Kau mengabaikanku lagi?

Suara ketukan di pintu kamarnya berhasil mengalihkan atensinya dari benda pipih yang saat ini berada di tangannya.

"Junhoe boleh Ibu masuk?"

Sebelah alis Junhoe terangkat, biasanya ibunya akan masuk saja ke kamarnya tanpa izin, tapi apa ini? Kenapa Junhoe merasa sedikit cemas.

"Masuklah Ibu" jawab Junhoe lalu menegakkan badannya untuk duduk sambil bersandar di punggung ranjang. Ibu Junhoe langsung masuk dan duduk dihadapan sang Putra.

"Maafkan Ibu"

Junhoe tambah mengerutkan keningnya, dia benar-benar tak mengerti dengan Ibunya yang tiba-tiba minta maaf kepadanya "Ada apa Ibu?"

"Ibu ini benar-benar buruk, bahkan ibu tidak bisa menemanimu saat kau terluka, maafkan Ibu nak"

Junhoe berusaha memperlihatkan senyumnya lalu meraih tangan Ibunya dan ia genggam erat. "Kumohon jangan meminta maaf, itu membuatku merasa benar-benar buruk. Sungguh aku tidak apa-apa Ibu, karena Chae— ah.." Junhoe menggantungkan kalimatnya, dia hampir saja keceplosan, bodoh kau Koo Junhoe.

"Ibu tahu"

Mata Junhoe mengerjab dengan cepat, dia tidak salah dengar kan? "A—pa yang Ibu tahu?" Tanya Junhoe dengan hati-hati, takutnya dia akan membuat masalah lagi.

"Semuanya, aku sudah mendengar semuanya dari Jinhwan"

Junhoe meneguk salivanya kasar, lagi? Apakah Ibunya akan kembali menentang semuanya? Dan membuat Chaeyoung pergi lagi darinya, jika ini mimpi tolong segara bangunkan Junhoe, sebelah tangan pria itu mengepal dia sungguh tak sanggup untuk mendengar apa yang coba disampaikan oleh Ibunya.

"Selama ini Ibu benar-benar bodoh, karena terlalu egois Ibu sampai mencoba menghancurkan kebahagiaan putra Ibu sendiri, Ibu benar-benar minta maaf atas semuanya"

Sungguh hal terburuk yang Junhoe lihat selama hidup adalah saat melihat orang-orang yang ia cintai menangis didepannya, apalagi jika itu adalah Ibunya sendiri. Tidak ada yang lebih buruk dari itu.

"Tolong jangan berbicara seperti itu"

Ibu Junhoe menyeka air matanya menggunakan punggung tangan, dia lalu menatap sang putra yang kini sedang menatapnya dengan tatapan sendu.

"Ibu tidak akan pernah melarang mu untuk bersamanya, selama kau bahagia jika bersamanya"

"Ibu.."

"Mulai sekarang, Ibu tidak Kan pernah lagi merenggut kebahagiaanmu"

Junhoe memeluk Ibunya, pria itu tersenyum lega, dia lalu berucap "Terimakasih Ibu"

***

Pasti bakal ada yang nanya "Kok pendek banget?,
Iya emang sengaja aku buat pendek, soalnya kemungkinan akan ada beberapa spesial chapter yang aku buat, jadi sengaja aku pendekin.

Bad boy Falling in Love (Junrose Story) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang