20

1.3K 176 22
                                    

Chaeyoung membulatkan mata saat pria disampingnya membuka topi dan tersenyum kearahnya.

"Sangat terkejut ya?"

Junhoe melipat kedua tangannya didepan dada masih sambil mengamati wajah Chaeyoung yang terkejut bukan main.

"Kau!!"

"Ya aku, kenapa? Kau merindukanku?"

"Sialan"

Junhoe tertawa kecil sambil memakaikan topinya kepada Chaeyoung lalu berkata dengan pelan "Hey kau baru saja mengumpat padaku"

Gadis itu mendesah kesal lalu melemparkan topi yang dipakaikan Junhoe sebelumnya, dia masih begitu kesal dan tak percaya Junhoe ada dihadapannya dan berlagak seolah tak terjadi apa-apa.

"Kau menghilang kemana selama ini! Kau membuat banyak orang khawatir tau tidak"

"Kau juga kan"

"Khawatir apanya, aku bahkan berfikir kau itu sudah mati"

Junhoe kembali tersenyum "Lalu pesan yang kau kirim waktu itu apa maksudnya?"

Gadis itu mendengus kasar sambil menyilangkan kedua tangannya "Oh jadi kau melihat pesanku tapi tak membalasnya? Kau sengaja melakukannya kan"

Junhoe mengigit bibir bawahnya sambil satu tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "It-u aku terlalu terkejut"

Chaeyoung mengarahkan kedua tangannya seolah dia akan mencekik Junhoe "Aku sungguh ingin membunuhmu"

"Kalau kau membunuhku siapa yang akan menjadi suamimu di masa depan jika aku mati?"

Wanita itu mencekik Junhoe pelan lalu mengguncang-guncang kepalanya "Bicara denganmu itu tidak ada gunanya tau"

Junhoe terbatuk sambil memegangi lehernya yang tadi dicekik oleh Chaeyoung, pria itu mencoba mengatur nafasnya lalu berkata dengan nada santai.

"Ingin nonton film bersama tidak?"

"Tidak aku harus bekerja"

"Tapi cafe Jinhwan Hyung tutup hari ini"

"Kau tau dari mana?"

"Memangnya apa yang tidak aku tahu"

💫

Chansuk bocah 15 tahun itu tak henti-hentinya menggerutu sambil menempelkan ponsel ketelinganya, wajahnya terlihat sedikit khawatir atau mungkin sangat khawatir pasalnya si nenek lampir itu belum juga pulang.

"Kemana lagi sih dia baru sembuh saja sudah sok-sokan keluyuran, bagaimana caranya bisa sembuh betul"

Bocah itu tak henti-hentinya menelfon pada nomor yang sama berulang kali namun berulang kali juga orang yang ia hubungi tak menjawab panggilannya.

"Nenek lampir ini benar-benar membuat repot"

Baiklah kalau begitu Chansuk bermain game dan bertingkah bodo amat dengan kakaknya itu, kan salahnya sendiri karena tidak mengangkat panggilannya yang pentingkan dia sudah berusaha.

"Aishh, sial"

Namun gagal konsentrasinya buyar karena si nenek lampir itu belum juga kembali, ini sudah pukul 7 malam dan jika kakaknya itu pergi bekerja pasti dia akan pulang dulu untuk menyiapkan makan malam, namun ini dia sama sekali belum pulang dari pagi.

Sebuah panggilan masuk di ponselnya.

"Ya Hyeong?"

"Kakakmu sedang bersamaku jadi kau tidak usah khawatir, aku meminjamnya sebentar boleh kan?"

Bad boy Falling in Love (Junrose Story) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang