Koo Junhoe dengan semangat penuh meminta supirnya untuk segera mengantarnya ke suatu tempat, kedua sudut bibirnya terangkat keatas saat melihat foto sang gadis yang menjadi wallpaper ponselnya, dia benar-benar tidak sabar untuk segera bertemu dengan Park Chaeyoung.
"Tolong cepat ya, aku buru-buru"
Sang supir hanya mengangguk patuh lalu mulai melakukan mobil dengan kecepatan maksimum.
Junhoe mendengus kesal karena jalanan kota benar-benar macet, "Apakah masih lama?"
"Sepertinya akan membutuhkan waktu yang cukup lama tuan."
Junhoe yang tidak sabaran itu memutuskan untuk turun dari mobil, supirnya panik saat tuan mudahnya turun. "Tuan, anda ingin kemana?"
"Aku akan jalan kaki, nanti aku akan menelfonmu jika aku butuh jemputan. Kau pulang saja" ucap Junhoe sambil memperlihatkan senyumnya, pria itu berlari kepinggir jalan. Dia memutuskan untuk berjalan kerumah Chaeyoung, karena jarak dari tempatnya saat ini sudah lumayan dekat dari tempat tinggal sang kekasih.
Keringat mulai membasahi kening pria itu, namun senyum diwajahnya sama sekali tak pernah bisa lebas dari bibirnya. Langkahnya akhirnya terhenti buru-buru dia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel dari sana.
"Aku didepan rumahmu"
Tak lama kemudian muncullah seorang gadis dengan mata yang membulat saat melihat Junhoe benar-benar ada didepan rumahnya, dia sangat siap untuk mengomeli pria itu habis-habisan.
"Kenapa kau datang kesini, kan sudah kubilang istirahat. Kau baru keluar dari rumah sakit Koo Junhoe!"
Pria itu sama sekali tak mengindahkan ceramah Chaeyoung, malah tanpa izin dia memeluk gadis itu.
"Apa-apaansih, kau fikir dengan melakukan ini aku akan mengampunimu, enak saja kau"
"Aku sudah sangat merindukanmu, makanya kesini"
Chaeyoung berdecak kesal, lalu berucap "Cih pembual" dia lalu mendorong pelan tubuh Junhoe, tatapan tajam kembali ia berikan namun Junhoe merespon itu dengan sebuah senyuman.
"Kan sudah kubilang istirahat, kenapa malah keluyuran sampai kesini?"
Junhoe meraih tangan Chaeyoung lalu ia genggam erat "Chaeyoung-ah, mulai sekarang tidak adalagi yang perlu kita takutkan. Semuanya akan baik-baik saja mulai sekarang"
Alis Chaeyoung saling bertautan dia sama sekali belum mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Koo Junhoe, namun melihat aura kebahagiaan yang terpancar dari wajah Junhoe membuatnya ikut bahagia.
"Sepertinya hal baik telah terjadi, aku turut bahagia" ucap Chaeyoung, dia benar-benar sudah melupakan kekesalan plus khawatirnya karena Junhoe yang secara tiba-tiba ada didepan rumahnya, dia benar-benar penasaran tentang hal baik itu.
"Ibuku tidak marah lagi saat aku bersamamu"
Mata gadis itu mengerjab, kenapa dia begitu susah mencerna kata-kata Junhoe saat ini?
"Ibuku sudah merestui hubungan kita"
"Ya, Koo Junhoe kau bicara ngelantur ya?"
Pria itu tersenyum lalu menyentuh bahu Chaeyoung dengan sebelah tangannya "Aku serius demi Tuhan"
Lutut Chaeyoung lemas, jika ini mimpi tolong bantu Chaeyoung agar dia segera tersadar. Junhoe yang melihat ekspresi bingung Chaeyoung langsung menarik gadis itu kedalam pelukannya "Sudah kubilang kan, percaya saja padaku karena semua akan baik-baik saja"
Chaeyoung tersenyum lalu mengangguk pelan, gadis itu juga menyeka air mata bahagianya menggunakan punggung tangan.
Aksi romantis mereka terpaksa harus terhenti saat terdengar gemuruh yang berasal dari perut Koo Junhoe, Chaeyoung yang awalnya menangis haru kini tersenyum geli melihat Junhoe yang menampakkan cengiran bodohnya.
"Kau lapar?"
Junhoe mengangguk pelan dan masih mempertahankan ekspresi konyolnya, Chaeyoung mendelik geli lalu menarik tangan Junhoe masuk kedalam rumahnya.
"Aku masuk...tidak apa-apa?
Chaeyoung mengangguk kecil sebagai jawabannya.
"Akan kubuatkan makanan, duduk saja disini" ucap Chaeyoung sambil menekan bahu Junhoe agar pria itu duduk. Sedangkan yang disuruh hanya patuh sambil memindai setiap sudut ruangan layaknya mesin scanner.
"Kubuatkan nasi goreng kimchi, kau suka kan?"
Junhoe hanya mengangguk sebagai jawaban, memangnya dia bisa menolak?
Setelah cukup lama berkutat dengan kompor dan juga penggorengan akhirnya nasi goreng yang dibuat Chaeyoung jadi, buru-buru gadis itu mengambil dua piring untuknya dan juga untuk Junhoe. Helaan nafas langsung terdengar saat melihat tangan sang pria yang masih dibalut oleh perban.
"Aku akan menyuapimu"
Junhoe terkekeh pelan "Aku masih bisa menggunakan tangan kiri" ucapnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Namun Chaeyoung langsung memintanya untuk diam dan menurut saja, lagi-lagi Koo Junhoe tak bisa menolak, toh aslinya dia juga senang-senang saja.
Chaeyoung meniup nasi goreng yang akan dia suapkan kepada Junhoe, gadis itu kemudian mengarahkan sendoknya kedepan mulut sang pria dan memintanya untuk membuka mulutnya.
"Aaa.."
Junhoe membuang muka sebentar untuk menormalkan detak jantungnya yang seakan ingin meledak saat ini juga, kenapa Junhoe sangat menjijikkan? Hanya karena hal-hal kecil seperti ini namun berhasil membuat jantungnya menggila?
"Buka mulutmu aaa..."
Dengan malu-malu Junhoe membuka mulutnya sehingga Chaeyoung dengan mudah menyuapinya. Dia mengerutkan kening saat melihat sang gadis malah terkekeh seperti sedang mengejeknya.
"Ada yang salah?"
"Kenapa pipimu merona begitu?" Tanya Chaeyoung dengan ekspresi geli.
Junhoe membuang muka kearah lain saat Chaeyoung terus-menerus meledeknya.
Gadis itu menyimpan sendok yang ada ditangannya kemudian menangkup wajah Junhoe agar pria itu menatapnya, Chaeyoung tersenyum lalu berdiri dan mendekatkan wajahnya pada wajah Junhoe dan mencuri satu kecupan pada bibir pria itu.
"Kau kenapa jadi menggemaskan begini, huh?"
Junhoe berdecak pelan lalu berniat untuk membalas perbuatan gadisnya, namun sebuah suara berhasil menghentikannya.
"Apa yang kalian lakukan?"
.
.
.Maaf untuk waktu ngaret ini aku benar-benar udah buntu untuk ini :(( dan jika tulisan ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian aku minta maaf 🙏 aku juga udah kerja keras kok tapi ya emang kemampuan aku cuma segini, sepesial chapnya tinggal satu lagi dan semoga itu memenuhi ekspektasi kalian. Seeyouu ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy Falling in Love (Junrose Story) ✓
RomanceKoo Junhoe, seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Keinginannya yang selalu terpenuhi membuatnya menjadi sosok yang cukup brengsek dan juga menyebalkan, namun siapa yang bisa menolak pesona Koo Junhoe pria yang dijulu...