2 - Dream Island (Part 2)

262 38 94
                                    

DESIR angin pantai yang berembus tidak menyulutkan semangat Ardi untuk menerbangkan quadcopter miliknya ke udara. Dengan remot kontrol yang berlayar di genggaman, Ardi bisa mengarahkan benda tersebut untuk melihat pemandangan yang begitu indah dari pulai ini dari atas bukit.

"Apa itu semacam drone?" Oriza yang tengah duduk di tepi bukit, tertarik dengan benda itu. Dia juga tengah menikmati pemandangan laut sore, seperti Ardi.

Ardi menggidikkan bahu. "Iya, quadcopter ini memiliki kamera 16 megapiksel. Batreinya besar. Bisa terbang selama 40 menit. Ketinggian maksimum untuk quadcopter ini 1000 meter dan untuk model ini batasnya 600 meter," terangnya panjang lebar tanpa menatap gadis itu sedikit pun. Pandangannya terfokus hanya pada layar yang menampilkan keindahan pesona laut.

Oriza mengangguk sembari mengayunkan kedua kakinya yang menjuntai ke bawah. Pandangannya masih tertuju ke arah laki-laki berkulit sawo matang itu yang asyik bermain dengan pengendali remot jarak jauh. "Apa remot itu pakai bluetooth?" keponya lagi.

"Bluetooth tidak cukup buat jarak jauh."

Ardi mengarahkan quadcopter-nya turun lebih rendah. Sebab, dia telah berhasil menemukan sesuatu yang lebih indah dari pulau ini, yaitu Happy. Sorot kamera benda itu sengaja terfokus pada wajah ayu gadis itu yang tengah membuat konten bersama rivalnya, Raja.

"Cantik," gumam Ardi tidak sadar dengan senyum yang terus terkembang. Namun, buru-buru meninggikan quadcopter-nya kala melihat Oriza beranjak dari duduk.

"Gue balik duluan, Bro," kata Oriza sembari melangkah meninggalkan Ardi.

Ardi menoleh ke belakang dan mengangguk. Yang tidak sadar jika quadcopter itu terbang terlalu tinggi dan memperlihatkan sesuatu yang aneh dari pulau ini. Hingga ketika Ardi kembali menoleh ke depan, dia tercengang.

"Alamaaak ... benda apa itu?"

••••••

Happy berjalan santai menikmati embusan angin pantai di sore hari yang berhasil menyibak rambut hitam panjang sebahunya. Desiran ombak pun tidak luput menyentuh lembut kaki telanjangnya. Dia telah selesai membuat konten untuk di-upload di Instagram-nya. Pasalnya, Happy adalah seorang selebgram yang memiliki pengikut dengan puluhan juta orang di Instagram dan didapuk oleh ayah Raja untuk mempromosikan pulau ini.

"Kayaknya kita nggak bisa live atau upload video ini di Instagram sekarang, Py. Karena nggak ada sinyal di sini."

Happy menoleh. Laki-laki yang selalu mengenakan pakaian branded itu tampak kesusahan mencari sinyal di layar ponsel tipis dan transparan dengan mengangkat tinggi di udara.

"Kalau begitu, nanti kita coba upload di penginapan, Ja. Di sana, kan, sedikit lebih tinggi siapa tahu kita dapat sinyal?" sarannya.

Raja mengangguk. Lalu, melipat layar vertikal ponselnya itu hingga membentuk persegi. Ponsel pintar dengan teknologi layar lipat transparan tercanggih dan terbaru di zamannya yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang kaya seperti Raja dan kawan-kawannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Monkeys AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang