3 - Pintu Digital Misterius

264 39 76
                                    

ALWAYS mengusap rambut yang basah dengan handuk sembari melangkah ke luar kamar. Menutup pintu, lalu berjalan menyusuri lorong kamar yang cukup panjang ini. Selama melangkah, tidak henti matanya dimanjakan oleh penerangan lampu gantung yang indah di sepanjang lorong. Tidak hanya itu, lukisan abstrak pun berjejer di sebelah kiri, tepat di depan deretan lima kamar yang tertutup rapat. Awes sengaja memilih kamar di lantai dasar, supaya tidak lelah menaiki tangga utama berputar yang menengahi deretan lima kamar lain di ujung lorong sebelah kiri. Sementara sepuluh kamar lainnya ada di lantai dua. 

Ruang tamu yang luas, sofa yang empuk, serta TV besar langsung menyapa netra Awes kala berada di depan tangga utama. Sebuah ruangan yang nantinya akan digunakan Awes dan teman-temannya berkumpul selepas makan malam.

Denting suara sendok dan garpu yang saling beradu di atas piring langsung terdengar ketika Awes melangkah masuk ke dalam ruang makan yang menyatu dengan dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Denting suara sendok dan garpu yang saling beradu di atas piring langsung terdengar ketika Awes melangkah masuk ke dalam ruang makan yang menyatu dengan dapur. Suasana ruang makan yang cukup luas dengan taman kecil yang terhias di sisi kanan ruangan, menambah kesan mewah penginapan ini.

Manik mata Awes mendapati semua teman-temannya yang telah duduk saling berhadapan di kursi meja makan persegi panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manik mata Awes mendapati semua teman-temannya yang telah duduk saling berhadapan di kursi meja makan persegi panjang. Tidak hanya itu, perutnya langsung bernyanyi merdu ketika melihat berbagai macam hidangan lezat yang telah tersaji di atas meja makan. 

"Hei, Awes. Kenapa Ko baru datang toh?" tanya Susi. Gadis berambut keriting itu tengah membawa dua buah piring ceper besar berisi udang asam manis yang baru saja matang ke meja makan dan meletakkannya di sana.

Awes langsung saja duduk di kursi kosong, tepat di samping kanan Bobi. Laki-laki itu tampak telah asyik terlebih dulu menyantap makan malamnya dengan lahap, tanpa peduli jika lukisan abstrak masih terhias di wajah putihnya. Bobi pasti belum mandi, pikir Awes.

Awes menoleh ke samping kiri, di mana juga ada Teddi, Ardi, dan Oriza duduk di sebelah kiri laki-laki bertubuh gembul itu. Laki-laki yang akan menjadi pewaris tunggal perusahaan telekomunikasi terbesar nomor satu di Indonesia.

"Apa kamu yang masak ini semua, Sus?" tanya Awes balik setelah menoleh kembali ke meja makan. Dia tidak segan untuk segera menyendokkan nasi ke atas piring.

Monkeys AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang