MAGDALENA membekap mulut dengan sebelah tangan. Menggeleng lemah dan langsung mematikan handycam milik Ben, saat melihat video rekaman atas kejadian tewasnya Doktor Ilham yang begitu tragis. Dadanya teramat sesak hingga isakan mulai terdengar seiring air mata lolos membasahi pipi.
Tidak hanya wanita itu, beberapa peneliti lokal, peneliti asal Jepang dan juga ilmuwan pun sama terkejutnya. Mereka semua terpukul atas insiden tersebut. Bahkan, mereka tidak pernah menyangka jika rekan kerjanya akan tewas secara mengenaskan seperti itu. Ditambah lagi, mereka cukup terkejut saat mengetahui jika sang pembunuh adalah monyet-monyet misterius yang tinggal di hutan Dream Island.
"Kita harus melakukan penelitian terhadap makhluk itu," usul Ben parau. Pria itu masih terbaring lemah di atas ranjang. Bahkan, saat ini tubuhnya mengalami demam tinggi.
Malam itu, Ben berhasil kembali ke laboratorium dengan selamat. Dia ditemukan tidak sadarkan diri dengan sekujur tubuh penuh luka di ruang utama laboratorium. Lena, wanita itu dengan telaten merawat lukanya, walau tidak kunjung membaik. Butuh waktu dua hari untuk Ben bisa sadarkan diri. Meski kepala dan tubuh Ben terasa remuk redam, tetapi dia harus memaksakan diri untuk memulai penelitiannya.
"Tidak bisa, Prof. Anda masih butuh banyak istirahat," sanggah Lena cepat yang diiringi oleh isakan. Dia pun menghapus cairan bening di wajah sembapnya dengan dua telapak tangan.
"Benar, Prof. Lebih baik Anda beristirahat, supaya tubuh Anda lekas pulih," sahut salah seorang peneliti.
Ben menggeleng lemah. "Aku tidak apa-apa. Aku akan fokus meneliti hewan itu. Sementara kalian bisa melanjutkan observasi pada primata di sini."
"Tapi, Prof—"
"Makhluk itu sangat berbahaya. Aku tidak ingin ada korban lain. Oleh karena itu, perintahkan seluruh tim konstruksi supaya menutup akses jalan ke penginapan. Secepatnya!" tegas Ben.
Ben merintih. Memejamkan mata sembari kedua tangan memegangi kepala yang terasa begitu sakit layaknya tengah dipukuli dengan menggunakan besi. "Dan satu lagi." Kelopak matanya terbuka. Dia menatap rekan kerja yang berdiri di samping dan di hadapannya. "Pulangkan seluruh pekerja yang bekerja untuk laboratorium ini. Sisakan tim peneliti dan ilmuwan saja," lanjutnya lagi. Membuat semua yang berada di ruang perawatan ini saling melempar pandang.
"Prof, kalau tim konstruksi menutup akses jalan hutan, lalu bagaimana cara kami untuk keluar dari hutan ini?" Kali ini, salah seorang peneliti lokal mengutarakan pertanyaannya.
"Aku akan minta pengembang menyediakan helikopter untuk kalian keluar dari pulau. Dan aku juga akan membuat pintu khusus untuk para peneliti keluar masuk hutan ke penginapan," jawab Ben.
"Jika makhluk itu berbahaya, bagaimana dengan wisatawan? Apa tidak sebaiknya pulau ini dikosongkan saja?" Usul itu datang dari seorang ilmuwan asal Jepang.
Mendengar itu, Shinohara berdeham. Sedari tadi, pria itu memilih untuk bungkam, tetapi menyangkut masalah wisatawan yang merupakan ladang cuan, mau tak mau dia harus angkat suara. "Saya rasa, penginapan akan aman jika tim konstruksi menutup akses jalan ke hutan ini. Jadi, tidak perlu mengosongkan penginapan. Kita harus merahasiakan masalah ini dari para wisatawan," anjurnya.
"Saya setuju." Lena menimpali. "Lagi pula, penginapan adalah satu-satunya peninggalan Doktor Ilham. Keinginan terbesar beliau semasa hidupnya adalah mengembangkan pulau ini."
Ben menggeleng. "Tidak bisa, Lena." Dia merasa keberatan dengan usul dua manusia itu. "Penginapan juga harus dikosongkan!" tegasnya.
Shinohara mendesah pelan. "Ben, saya sudah menghabiskan banyak uang untuk pulau ini dan riset kalian. Begitu pula dengan investor lainnya. Bagaimana kamu bisa mengembalikan uang-uang mereka jika menutup pulau ini? Lagi pula, kita belum tahu apa makhluk itu benar-benar berbahaya. Bukankah kita hanya menemukan satu kasus saja? Yang terpenting kita harus merahasiakannya. Lebih baik, kalian meneliti lebih dulu monyet itu, sebelum mengosongkan tempat ini. Mengerti?" protesnya. Dia mengembuskan napas berat sebelum berlalu meninggalkan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkeys Attack
Adventure[18+] ADVENTURE - MISTERI - THRILLER Always dan Happy terpilih bersama delapan siswa elite untuk mengikuti study tour ke Dream Island. Sebuah pulau terpencil, yang belum terpetakan dan terjamah oleh manusia, akan tetapi ditinggali oleh primata. Hing...