4

21.3K 1.5K 10
                                    

4

Menjelang pukul enam sore, seluruh tubuh Flora serasa remuk. Seharian ini ia membersihkan rumah dan memasak untuk makan siang kedua mertuanya. Lalu sore harinya ia memasak untuk makan malam. Ibu mertuanya menyatakan dengan jelas, ia hanya ingin makanan segar untuk makan malam, bukan lauk-pauk yang dimasak sedari pagi.

Tidak ada pengurus rumah yang membantu. Entah bagaimana, dua hari setelah pernikahan Flora dan Arion, dua pengurus rumah keluarga Mahardika mengundurkan diri bersamaan. Sejak itu Flora-lah yang membersihkan rumah dan memasak. Flora bersyukur sebelumnya ia memiliki sedikit keahlian memasak, karena sedari kecil ia senang membantu ibunya di dapur.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai, Flora bersiap beranjak ke kamarnya untuk mandi. Saat itulah bel pintu berbunyi. Mengurungkan niatnya, Flora melangkah ke pintu. Saat membukanya, ia terkejut melihat sesosok cantik bergaun putih selutut. Tidak ada senyum di wajah itu yang seketika—menurut Flora—memudarkan kecantikannya.

Belum sempat Flora bertanya siapa gadis itu dan ingin bertemu siapa, sebuah mobil Range Rover seri terbaru melenggang masuk ke halaman.

Jantung Flora berdegup kencang. Sebisa mungkin ia menahan diri untuk merapikan rambut yang pastinya berantakan setelah seharian bekerja hampir tanpa henti. Meski Arion tidak benar-benar memperlakukannya layaknya seorang suami kepada istri, tapi Flora merasa harga dirinya menciut jatuh bila Arion melihatnya dalam kondisi kusam seperti ini. Apalagi di hadapannya ada gadis secantik bidadari.

Arion keluar dari mobil dan melangkah menuju mereka. Gadis di depan Flora berbalik, memandang Arion dengan mata berbinar dan senyum lebar melengkung di bibir. Sangat berbanding terbalik dengan sikapnya terhadap Flora.

Hati Flora mencelus. Apakah gadis cantik itu kekasih Arion?

"Arion ...," sapa gadis itu dengan nada manja.

Arion tidak memandang si gadis, melainkan Flora.

Jantung Flora memberontak, hampir meremukkan tulang rusuknya. Ia terdiam dengan mata yang terkunci pada iris cokelat keemasan Arion.

"Arion ...," panggil gadis itu sekali lagi. Kali ini bibirnya sedikit cemberut, tampak tak senang Arion mengabaikannya.

Arion berpaling memandang gadis itu. "Apa yang kau lakukan di sini, Selvi?"

Seketika senyum bak bunga matahari mengembang di wajah gadis bernama Selvi itu.

Flora muak. Ia berbalik dan melangkah pergi, tapi masih sempat mendengar jawaban si gadis. "Bibi mengundangku makan malam."

Bibi yang dimaksud pastinya ibu Arion. Flora tidak tahu haruskah ia merasa lega mengetahui gadis itu bukanlah wanita yang parfumnya melekat di tubuh Arion. Kenyataannya, Arion memiliki wanita lain.

***


Evathink
IG : evathink
17 oct 2019

A Perfect Storm (Strongest) - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang