16

20.8K 1.5K 30
                                    

haiii haiii

sorrry baru sempat update, partnya baru ready huhu...

16

Jantung Flora berdegup liar. Arion tampak sangat marah dan nyali Flora seketika menciut sampai level terendah.

Ia tidak menyangka Arion akan memergokinya. Bagaimana suaminya itu tahu ia berada di sana?

Begitu mobil terparkir di depan rumah, Arion menarik Flora keluar dengan kasar. Menyeretnya ke kamar lalu menutup pintu dengan tak kalah kasar.

Flora tidak enak hati melihat kedua mertuanya yang berada di ruang keluarga menyaksikan itu.

"Tadi kau berpamitan untuk berbelanja, rupanya kau berkencan!" Arion mencengkeram dagu Flora dengan kuat. Matanya berkilat-kilat penuh amarah.

Mata Flora seketika memanas terbakar air mata. Cengkeraman Arion menyakitinya. "A..ku bisa menjelaskannya, Arion." Ia berusaha melepaskan cengkeraman Arion dari dagunya, tapi tak berhasil.

Arion menyeringai sinis. "Apakah kau ingin membodohiku, Flora? Kau menjadi istriku dan mendapat banyak uang, tapi di saat yang sama kau bersenang-senang dengan kekasihmu, hah?!"

Air mata bergulir di pipi Flora. "Alaric bukan kekasihku," jawab Flora dengan susah payah.

"Oh, namanya Alaric! Kau lihat, Jalang. Aku akan menghancurkannya!" Arion mencengkeram dagu Flora semakin kuat. Kulit sekitar dagu tampak memucat seakan tidak dialiri darah.

Lalu Arion melepaskan cengkeramannya dan berbalik menuju pintu.

Mengabaikan rasa sakit di dagunya, Flora mengejar Arion dan bersimpuh di kaki pria itu.

"Tidak Arion! Jangan! Kau salah paham." Flora memeluk kaki Arion. Ia menangis dengan isak yang sama sekali tak ditahan-tahan. "Aku mohon. Jangan lakukan apa pun pada Alaric. Dia tidak bersalah. Kami tidak ada hubungan apa-apa."

Arion memandang Flora dengan sorot bengis. Ia membungkuk dan kembali mencengkeram dagu Flora.

Flora meringis.

"Dengar baik-baik, Flora. Aku tidak ingin dipermalukan dengan gosip bahwa istriku berselingkuh."

Flora mengerjap dan air mata berlomba menetesi pipinya.

"Kali ini aku akan bermurah hati melepas bangsat itu. Tapi jika sekali saja lagi aku melihat kau bersamanya, atau pria mana pun, aku tak akan berpikir dua kali menghabisinya."

Arion melepaskan cengkeramannya, berbalik dan membuka pintu.

Pintu ditutup dengan kasar. Flora memandang tubuh Arion yang menghilang. Air matanya berderai.

Ketika memutuskan menikah dengan Arion, ia tidak menyangka pria itu akan sangat mengerikan seperti ini. Kesan pertamanya adalah Arion tampan tapi sinis. Ia pikir ia bisa bertahan dengan kesinisan pria itu. Namun rupanya Arion lebih dari itu. Arion kejam dan menakutkan.

Flora bersimpuh dengan air mata berlinang tanpa henti. Seharusnya ia mendengar kata hatinya yang menolak minum-minum dengan Alaric.

Lihatlah, ia hampir saja membuat Alaric yang tak bersalah mendapat masalah.

***

evathink

ig : evathink

A Perfect Storm (Strongest) - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang