7

20.9K 1.5K 36
                                    

hai hai...

maaf baru sempat update! sibuk bgt, baru sempat nyentuh naskah ini.

btw, makasi udah suka cerita ini.

met baca.

7

"Aku ingin mengenalkan kau pada seseorang."

Flora yang sedang duduk di sisi Sonia yang sedang mengemudi mobil menyusuri jalan raya, menoleh ke arah sahabatnya itu.

Saat itu Sabtu pagi. Udara segar dengan langit cerah tanpa awan. Tidak seperti biasanya, pagi ini angin betiup lebih kencang. Dedaunan tampak melambai penuh semangat. Ada yang jatuh dan berterbangan, tampak sangat indah.

"Dia teman Roby. Namanya Alaric," lanjut Sonia.

"Tapi kenapa?" tanya Flora tak mengerti. Keningnya berkerut samar, sementara tatapannya sedikit pun tak teralihkan dari sang sepupu. Tadi pagi-pagi ia dikejutkan dengan pesan dari Sonia yang mengatakan ingin mengajaknya sarapan. Selama ini mereka tak pernah jalan bersama. Tadinya Flora pikir Sonia ingin berterima kasih atas bantuannya—yang menurut Flora tidak perlu, karena sebelumnya wanita itu sudah memeluknya erat dan berkali-kali mengucapkan terima kasih. Namun ternyata ....

"Kenapa bagaimana?" Sonia menoleh sekilas pada Flora, lalu membelokkan mobilnya ke sebuah restoran.

Mobil parkir dengan rapi. Sonia melepas sabuk pengaman, tapi Flora masih bergeming.

"Ayo," ajak Sonia.

"Tapi kenapa?" Flora mengulang pertanyaannya, alih-alih mengikuti Sonia.

Sonia menatap Flora, lalu menghela napas panjang. "Dia sudah lama ingin berkenalan denganmu, Flo, tepatnya sejak melihatmu tiga bulan lalu saat kau ke restoran kami dan kita mengobrol. Baru sekarang aku bisa mengatur waktu."

"Tapi aku sudah menikah, Nia. Ini tidak pantas."

"Apakah kau bahagia dengan pernikahanmu?"

Flora terkejut. Ia tidak pernah menceritakan apa pun perihal rumah tangganya dan Arion. Berkali-kali Sonia bertanya, tapi Flora selalu mengelak menjawab. Ia bukan jenis orang yang suka mengumbar masalah pribadi, meskipun kepada sepupu sendiri.

"Apakah Arion memperlakukanmu dengan baik?"

Flora diam seribu bahasa.

"Lihat, wajahmu sembap. Kau pasti menangis semalaman. Entah mengapa aku yakin kau tak bahagia. Dan karena akulah penyebab kau menjalani pernikahan penuh penderitaan itu, aku bertanggung jawab mengembalikan kebahagiaanmu."

Flora menggigit bibir. Tadi malam ia memang menangis hingga ketiduran. Pagi ini ia sudah berusaha berdandan sebaik mungkin untuk menutupi jejak itu di wajahnya saat memenuhi ajakan sarapan bersama dari Sonia, tapi wanita itu rupanya bisa menebak dengan baik.

"Mungkin sebaiknya kau berpisah dengan Arion, Flo. Alaric tepat untukmu. Ayo." Sonia membuka pintu mobil.

Flora bergeming. "Ini salah, Nia. Aku tak ingin berselingkuh."

Sonia mendesis gusar. "Kalau begitu lupakan tentang niatku. Ayo sarapan."

"Tapi pria itu ada di dalam, bukan ...?" Flora menatap Sonia dengan sorot ragu.

"Kalian bisa berkenalan dan berteman. Hanya berteman, tidak lebih dari itu, jika itu yang kau mau."

Sonia pun keluar.

Mau tidak mau Flora melepas sabuk pengaman dan mengikuti sepupunya.

***


evathink

ig : evathink

31 oct 2019

A Perfect Storm (Strongest) - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang