6

21.1K 1.5K 28
                                    

6

Setelah membersihkan meja makan dan dapur seusai makan malam, Flora langsung beranjak ke kamar. Kedua mertuanya dan Selvi tampak duduk-duduk di ruang keluarga.

Ketika membuka pintu kamar, Flora mendapati Arion sedang bersiap-siap. Pria itu mengenakan celana jins panjang berwarna biru pudar, dipadu dengan kaus pas tubuh berwarna putih.

Arion menoleh saat mendengar suara pintu terbuka.

Sesaat pandangan keduanya bertemu.

Jantung Flora berdegup kencang. Arion tidak mencintainya, dan ia pun tidak mencintai pria itu. Lalu mengapa dadanya berdebar liar setiap mereka berdekatan atau pun ketika tatapan mereka beradu?

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Arion memalingkan wajah. Pria itu menatap ke cermin meja rias di depannya.

Flora berjalan ke arah Arion. Bukan untuk mendekati suaminya itu, melainkan menuju lemari yang terletak tidak jauh dari meja rias. Mengabaikan Arion—dan jantungnya yang berdetak menggila—ia meraih sepasang piama, lalu berderap ke kamar mandi.

Saat keluar dari kamar mandi dengan piama membalut tubuh, Arion sudah tidak ada. Flora melangkah cepat menuju jendela kamar. Ia mengintip dari balik gorden berbahan lembut nan mahal itu. Tampak mobil mewah Arion meninggalkan pekarangan rumah.

Flora berbalik, bersandar di kusen jendela dengan mata terpejam. Ia menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. Rongga matanya memanas. Setetes kristal bening pun bergulir di pipinya.

Arion pasti pergi menemui kekasihnya, atau wanita mana pun yang menjadi pemuas nafsunya itu.

Setelah beberapa saat, Flora membuka mata. Lalu beranjak menuju sofa yang menjadi tempat tidurnya dengan langkah lesu.

Ia merana. Pernikahan macam apa yang sedang ia jalani? Suaminya sibuk dengan wanita lain di luar sana. Sementara ia dianggap barang pajangan berstatus istri di rumah. Belum lagi ibu mertuanya tidak menyukainya. Sampai kapan harus begini?

***


Evathink
IG : evathink
20 oct 2019

A Perfect Storm (Strongest) - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang