10

21.5K 1.4K 21
                                    

10

Matahari kian meninggi. Sinarnya terasa menyengat. Arion berenang ke hulu dan hilir hampir tanpa henti. Setelah lebih dari tiga puluh menit, ia pun berenang ke tepian.

Harvey yang duduk di kursi santai di bawah payung dengan pepohonan hias di sekitarnya, menyeringai samar melihat tingkah sahabatnya. Keduanya sedang berada di rumah mewah Harvey.

Arion naik dari kolam. Ia meraih jus jeruk dan meneguknya. Setelahnya ia meraih handuk dan mulai mengusap wajah dan badan. Ia duduk di kursi tidak jauh dari Harvey. Di tengah-tengah mereka terdapat meja kecil tempat keduanya meletakkan minuman.

"Ada yang membebani pikiranmu, Kawan?" tanya Harvey dengan alis terangkat.

Arion meletak handuk ke sandaran kursi, lalu bersandar dan memejamkan mata.

Kejadian di ruang keluarga tadi kembali berputar di benaknya. Melihat reaksi Flora, entah bagaimana Arion yakin, sobeknya baju ibunya sama sekali tidak ada sangkut-paut dengan wanita itu.

Arion sadar sejak awal ibunya sangat tidak menyukai Flora, yang ia yakini bukan karena wanita itu tidak bersikap manis, melainkan sang ibu ingin Arion menceraikan Flora dan menikahi Selvi, atau gadis mana pun yang dipilihnya.

"Hanya sedikit masalah keluarga," desah Arion pelan.

"Istrimu?"

"Hmm ...."

Melihat keenggan Arion bercerita lebih jauh, Harvey pun tidak bertanya lagi.

***


Evathink
IG : evathink
9 nop 2019

A Perfect Storm (Strongest) - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang