8

20.4K 1.6K 24
                                    

morning temen2

fix ceritanya seperti postingan pertama kali, yaitu sonia sepupu flora ya.... makasi buat yang dah bantu komen. btw, silakan baca dari prolog biar nggak bingung.

happy reading

8

Titik-titik keringat membasahi tubuh Arion. Sudah hampir satu jam ia berolahraga di ruangan khusus olahraga yang ada di rumah mewah orangtuanya.

Sejak tadi ia berusaha mengalihkan pikiran dengan berolahraga hampir tanpa henti. Namun kini, saat tubuhnya mulai lelah, pikirannya kembali dipenuhi Flora.

Ke mana pergi istrinya itu? Sedari bangun tidur, Arion tidak melihat keberadaan wanita itu. Saat bertanya pada ibunya, hanya dengkusan tak senang yang ia dapat. Sementara sang ayah sudah pergi pagi-pagi sekali. Setiap akhir pekan, ayahnya akan bertemu teman-temannya, joging, lalu sarapan bersama dan berbagi cerita. Seperti itulah ayahnya menikmati masa pensiun.

Arion meneguk air putih, lalu meraih handuk kecil dan melangkah keluar dari ruang olahraga. Ia berjalan ke beranda sambil mengelap keringat di wajah dan leher.

Tepat saat ia tiba di beranda, sebuah mobil mungil berhenti di depan pintu pagar. Pak Somad, si sekuriti, membukakan pintu.

Tampak seorang wanita cantik berpakaian sederhana keluar dari mobil. Rambut sepunggungnya yang tergerai melambai-lambai ditiup angin kencang.

Arion menyeringai sinis. Wanita itu mendapat banyak uang dengan menjadi istrinya. Arion juga memberinya kartu debit dan kredit, tapi ironis, dia masih saja mengenakan pakaian yang jauh dari pantas untuk istri seorang pengusaha sukses.

"Apakah kau ingin mampir?"

Pikiran sinis Arion itu buyar. Ia melihat Flora membungkuk di dekat jendela mobil.

Rasa gusar Arion yang sesaat tadi sempat teralihkan, kini kembali membara. Ia mendengar wanita di balik kemudi itu berkata "tidak". Lalu setelah membunyikan klakson satu kali, mobil mungil itu berlalu.

Arion memandang Flora yang berjalan santai menuju rumah. Saat menyadari kehadirannya, wanita itu tampak terkejut. Langkahnya tiba-tiba terhenti. Setelah sesaat, kembali melanjutkan langkah. Flora berjalan melewati Arion dan masuk ke dalam rumah tanpa kata.

Arion mengikutinya. Begitu pintu tertutup di belakang mereka, ia meraih tangan Flora hingga langkah wanita itu terhenti.

Keduanya berdiri berhadapan di ruang tamu.

"Dari mana saja?" tanya Arion dingin.

"Sarapan bersama Sonia," jawab Flora datar. Ia melepas cekalan Arion di tangannya, lalu berbalik dan melangkah pergi.

Arion berang. Ia kembali meraih tangan Flora. Kali ini mencekal dengan kuat, tak memberi kesempatan wanita itu melepaskan diri.

"Lepaskan, Arion. Sakit." Flora menggeliatkan tangannya.

Arion menyeringai sinis. "Kau pantas mendapatkannya. Siapa yang mengizinkanmu pergi, hah?"

Flora memandang Arion dengan mata melebar. "Kepada siapa aku harus minta izin? Dan kenapa aku harus melakukannya?"

Amarah bergulung di dada Arion. "Kau lupa kalau kau sudah menikah, Flora? Kau istriku. Ke mana pun kau pergi, setidaknya kau harus berpamitan!"

Flora kembali menggeliatkan tangannya, tapi Arion mencengkeram kian erat. Arion sadar Flora kesakitan, tapi rasa gusar telah menelan habis sisa belas kasihannya.

"Aku tidak pernah lupa kalau aku sudah menikah denganmu, Arion. Tapi kaulah yang lupa. Aku tidak berpamitan karena saat aku pergi, kau masih tidur. Tolong, lepaskan tanganku. Kau menyakitiku." Flora terus menggeliatkan tangannya.

Pernyataan Flora itu membuat Arion makin marah. Berani-beraninya istrinya itu menyindirnya!

Cengkeraman Arion semakin kuat. "Dengar, Flora. Kau tak berhak mengomentari apa pun tentang aku. Yang harus kau lakukan adalah jadi istri yang baik. Sekarang, siapkan sarapan untukku!" Arion melepaskan cekalannya.

Flora mengusap-usap bekas cekalan Arion yang memerah tanpa mengalihkan pandangan.

Mata keduanya beradu.

"Tunggu apa lagi??" bentak Arion.

Flora menahan dengkusan. "Aku sudah menyiapkan sarapan. Ada bihun goreng di meja makan." Flora berbalik dan melangkah pergi.

Napas Arion memburu. "Kau bersenang-senang di luar, dan menyuruhku makan makanan yang sudah dingin??"

Langkah Flora terhenti, tapi tidak berbalik.
"Akan kumasakkan yang baru untukmu."

Flora berlalu. Namun Arion tidak merasa menang. Dadanya masih saja panas. Ia sangat tidak suka Flora pergi tanpa pamit, tapi kemudian memaklumi alasan istrinya itu. Yang membuatnya sangat gusar adalah Flora pergi dengan Sonia.

***


evathink

ig : evathink

4 oct 2019

A Perfect Storm (Strongest) - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang