3

17.4K 1.1K 7
                                    

***
Aku lebih memilih untuk meluruh dan merapuh
Di dalam sebuah kegelapan dan kesunyian
Dimana tak ada satu orangpun yang akan datang
Melihat  kerapuhanku untuk dia tertawakan
~Ryu~




Angin malam meyusup melalui kulit lembut seorang gadis bertubuh mungil yang menyusuri jalan untuk pulang kerumah seusai seharian bersekolah dan lanjut bekerja di tempat barunya yaitu kafe milik Arsen. Senyuman terus terpatri di wajah cantik Vanisha sambil menunggu bus yang akan membawanya pulang, namun ditengah acara menunggunya Vanisha tidak sengaja melihat seseorang dari kenangan masa lalunya yang membuat seluruh tubuhnya mengejang dan bergetar.

Vanisha ketakutan saat orang itu berjalan mendekatinya. Vanisha melangkahkan kakinya mundur perlahan dan selanjutnya berlari menjauh dari orang itu semampu yang dia bisa. Hingga di sebuah gang sepi Vanisha sudah tak sanggup untuk belari lagi, tubuhnya merosot dan seluruh tubuhnya sudah kaku, Vanisha menggertakkan giginya menahan sesuatu yang bergejolak ingi keluar dari dirinya.

“Aaarrrgghhh... jangan... aku mohon jangan sekarang, aku masih sanggup untuk menahannya jangan keluar aku mohon,” Vanisha memohon pada dirinya sendiri dengan suara yang sangat lirih dan bercucuran air mata.

“Biarkan aku keluar kali ini, biar aku yang menghadapi ketakutanmu.”

Suara itu terdengar mengerikan bagi siapapun yang mendengar, Dan hantaman kegelapan merasuk pada diri Vanisha, membuat pendengarannya berdengung keras dan penglihatan mengabur menderanya perlahan namun pasti  merenggut semua kesadarannya. Vanisha pingsan diujung gang sepi berteman lampu temaram.


~Arthur POV~

Seorang lelaki tengah dikepung oleh beberapa 6 preman di sekelilingnya. Ya... lelaki itu adalah Arthur sang pangeran SMA Nusantara yang kini tengah berurusan dengan ke-6 preman tersebut dengan keadaan sudah babak belur. Bayangkan saja 1 lawan 6 dengan perawakan preman tersebut sudah bak model binaragawan yang ada di majalah.

“Cepat serahkan semua barang bawaanmu, sepertinya semua barang yang kau bawa dan melekat pada tubuhmu semuanya mewah,” Salah satu preman itu tampak sangat tertarik dengan semua barang-barang mewah Arthur.

“Hey... tentu saja itu karena dia berasal dari keluarga Nichollas ” Jawab salah satu preman yang lain

“Dari mana kau tahu?”

“Lihat saja name tag yang ada pada seragam sekolahnya bodoh."

Sementara Arthur hanya bisa terdiam karena berusaha mengumpulkan semua kesadaran dan kekuatannya kembali setelah dihajar 6 preman sekaligus.

“Serahkan semua barang-barangmu.”

“Tidak akan, langkahi dulu diriku baru kalian akan mendapatkan apa yang kalian mau,” Athur menyeringai di kala dia terbatuk-batuak menahan sesak di dadanya.

“Bocah sialan, habisi dia,” Teriak salah satu preman untuk mengintrupsi teman-temannya

Arthur sudah siap menerima semua hantaman yang mereka tujukan padanya. Bagaimana pun dia tidak selemah itu menyerahkan hartanya pada preman-preman di depannya, lebih baik dia mati. Itu salah satu didikan sang ayah Nichollas

“pertahankan milikmu walaupun itu artinya kamu harus mati,” Arthur telah siap memejamkan matanya, dan tiba-tiba suara seorang gadis membuat Arthur membuka matanya.

“Hey... para tua bangka yang jelek, kalian payah banget sumpah ngeroyok seorang cowok sementara kalian berenam?” Gadis itu menyeringai kejam dan jangan lupakan tatapannya yang sudah menyiratkan bahwa dia senang karena dapat menemukan sebuah pelampiasan.

“Wow... kau juga ingin bergabung dan bermain bersama kami gadis manis, kata-kata kasarmu membuat kami semakin ingin menyentuhmu,” Seringai salah satu preman itu dengan tatapan mesum

“Ahahahaha....hahaha... kalian yakin ingin bermain bersamaku pria-pria tua,” Gadis itu terbahak sampai mengeluarkan air mata dan segera menyekanya, lalu berakhir kembali memberikan seringai Devil nya.

“Gadis sialan... beri dia pelajaran!” Sergah ketua preman itu

Dan satu persatu preman itu menyerang gadis misterius itu, namun siapa sangka gadis mungil itu malah membalas serangan dari lawannya dengan membabi buta, seolah dia sedang  menyalurkan semua amarahnya.

“Mati kau sialan!”

Bughh...krekkk

“Aku benci mulut kotor kalian!”

Bugh...bugh...bugh...

“Kalian  semua ingin bermain-main bersamaku kan, okey... dengan senang hati” Ucap gadis itu tak lupa dengan seringainya yang mengerikan

Bugh...bugh...

krek...

dugh...dugh...

Arthur yang menyaksikan kejadian tersebut hanya mampu tertegun, seluruh tubuhnya kaku, keringat dingin membanjiri setiap inci tubuhnya, bibir Arthur keluh bahkan Arthur bersusah payah hanya untk menelan ludahnya sendiri melihat bagaimana kebrutalan gadis misterius itu membantai 6 preman sekaligus yang tubuhnya bahkan 2 kali lipat darinya.

“Huffttt... kalian bilang mau main bermain bersamaku tapi baru kaya gini aja udah sekarat, banci kalian semua!” Gadis misterius itu berjalan meninggalkan tubuh 6 preman itu yang telah terkulai lemas, dan pandangannya tak sengaja bertemu dengan manik mata Arthur.

“Kau... sebaiknya pulang sekarang, dan obatin luka-lukamu sebelum infeksi,” Ucap gadis itu lalu meninggalkan Arthur sendiri.

“Gadis yang sangat cantiks dan menarik.” Gumam Arthur

Setelahnya Arthur pulang kerumah dengan susah payah karena seluruh tubuhnya ngilu dan nyeri akibat pengeroyokan yang dilakukan 6 preman yang kini telah tergeletak sekarat tak berdaya di tangan seorang gadis mungil misterius yang Arthur tak sempat namanya. Namun Arthur dapat mengingat sekilas wajah gadis itu dikarenakan tempat ini gelap dan hanya ada cahaya remang-remang. Arthur memutuskan untuk tidak memikirkan gadis itu dan segera beranjak pulang.

***

The Dark Side(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang