Warning!!! Cerita ini mengandung kekejaman PKI eh... Varasha ding :'v
Jadi kalo yang ngga suka kekerasan mending skip aja part ini ya. :****
Jika kalian merasa hidup kalian menyedihkan
Hanya karena kisah cinta yang putus di tengah jalan
Lalu bagaimana dengan hidupku
Yang hanya untuk menerima rasa sakit dan kebencian?
~Ryu~
Sebuah ruangan yang sangat gelap dan pengap dengan hanya beberapa buah lubang persegi panjang kecil pada dinding bagian atas yang mampu membawa sedikit sinar matahari untuk menerangi dan menjadi satu-satunya sirkulasi udara disana.
Seorang lelaki paruh baya namun masih sangat terlihat muda itu tengah duduk di sebuah kursi dengan rantai yang membelenggu kedua kaki dan tangannya dengan keadaan tak sadarkan diri dan darah yang mengalir segar dari tubuhnya.
Hingga beberapa pria bertubuh besar nan tegap membuka pintu yang terlihat seperti sel tahanan bawa tanah berlapis baja tahan peluru itu dan berjalan masuk ke ruangan bersama dengan seorang gadis cantik namun terlihat sangat mengerikan yang tengah berjalan mendekati lelaki paru baya yang notabennya adalah ayah kandungnya itu dengan sebuah ember berisi air panas di tangannya.
Byurrrrr.....
“Arrrghhhhh.... panas!!!”. Teriaknya
“Hahahahah... kau sudah bangun tuan Danish Alatas?”.
Memang Varasha sengaja membiarkan Danish hidup dengan hanya menembak kaki bagian kanannya. Ia ingin Danish mati setelah Varasha puas menyiksanya. Agar Varasha bisa tenang sebelum pergi meninggalkan dunia ini nantinya.
“Dasar gadis sialan!!! Beraninya kau menyiram ayah kandungmu sendiri dengan argghh....!!! air.... panass!!!”. Ucapnya terputus-putus menahan rasa panas dari air yang baru saja disiramkan Varasha padanya
Sementara itu Varasha hanya tertawa senang melihat ayah kandungnya yang kini menggeram kesakitan karena kulitnya yang melepuh karena air panas yang ia siramkan padanya, entah mengapa teriakan dan juga geraman menyakitkan Danish terasa seperti alunan melodi indah di telinganya. Mungkin itu karena hatinya yang telah hancur dan tubuhnya yang sudah sepenuhnya dikuasai oleh jiwa iblisnya, yang jelas Varasha ingin sekali menyiksanya.
“Kau... benar-benar gadis yang sangat licik pasti itu semua karena ajaran Bima? Karena ibumu tak akan mungkin mengajarkanmu menjadi gadis mengerikan seperti ini!”.
“Jaga mulut bajinganmu itu sialan! Ayah Bima tak pernah mengajarkan sesuatu yang buruk padaku, dia orang baik-baik tidak sepertimu asal kau tahu itu!”. Desis Varasha yang mulai terpancing emosi
“Hahahahah.... ayahmu itu memang orang yang terlalu baik, hingga aku tidak dapat membedakan dia baik atau bodoh karena mau menikahi perempuan kotor seperti Vania ibumu”.
Varasha menyeringai dan mengeluarkan pisau lipat dari saku celana jeansnya dan mendekati Danish
“Katakan sekali lagi!”. Geram Varasha
“Ibumu...Vania dia adalah perempuan kotor yang mau saja Bima nikahi”.
Crassss.....
“Arghhhhhh!!!”.
Varasha menggoreskan pisau lipatnya pada pipi kanan Danish hingga darah segar mengucur segar dari pipinya.“Kau berani berkata buruk tentang ibuku lagi?”. Tantang Varasha
“Sttt... kau tahu ibumu tidak hanya pernah bersamaku, dia juga mungkin pernah bersama lelaki kaya lain di luar sana selain aku dan ayah Bima mu itu”. Ledek Danish sambil meringis menahan perih di pipi dan juga sakit karena tembakan di kaki kanannya
“Sialan kau bastard!!!”.
Crassss.....
“Arghhhhhh!!!”.
“Ibuku tidak serendah itu!!!”.
Srekkkk....
“Tidakkkk....!!!!”.
“Dan kau manusia menjijikan yang pernah kutemui!!!”.
Clabbbbb.....
“HENTIKAN!!! SAKIT DASAR GADIS SIALAN!!!”.
“Ahahahhahah.....”. Varasha tertawa puas melihat karya seni ukir pada wajah ayah kandungnya
Kini wajah Danish terlihat sangat mengerikan dengan kulit pipi yang mngelupas dan menganga mengeluarkan darah. Bahkan wajahnya sudah tidak terlihat seperti manusia melainkan monster.
“Ternyata kemampuan ukirku lumayan juga, wajahmu sekarang sudah terlihat seperti wujud aslimu... yaitu monster”. Desis Varasha
“Apa maumu?!!! Jika kau ingin aku mati bunuh saja aku sekarang!!! BUNUH AKU!!!”. Teriak Danish histeris di depan Varasha
“Tidak semudah itu Basrtard!, aku belum puas bermain-main denganmu!!!”.
“Kau benar-benar kejam”.
“Kau yang membuatku menjadi monster yang mengerikan tuan Danish yang terhormat!!!”.
“Kau tau kenapa aku bisa mengerikan seperti ini? Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Tanya Varasha lirih pada Danish
Danish hanya bisa terdiam ditatap tajam oleh anak kandungnya sendiri yang kini tumbuh menjadi sosok gadis yang begitu mengerikan!”.
“Kau memberikan janji pada ibuku dengan iming-iming cinta busukmu! kau meninggalkan ibuku saat dia sedang mengandung darah dagingmu tapi kau menuduhnya hamil dengan lelaki lain saat dia sudah memberikan kehormatannya untukmu!!!”. Amuk Varasha dan langsung mencengkram leher Danish dengan tangan cantikya
“Kau tahu? Ibuku menanggung malu bahkan terusir dari keluarganya sendiri! Dia bahkan rela menghianati orang yang sudah menolongnya hanya untuk memintamu mengakui bahwa aku adalah anakmu!, setelah kau mendapatkan apa yang kau mau... kau malah dengan sialannya meninggalkan aku dan mamah lalu membiarkan kami tersiksa”. Lirih Varasha menahan sesak di dadanya ketika ingatannya berputar membayangkan masalalu yang sangat kelam untuknya
“Kau kira dengan kau menceritakan kisah hidupmu dan Vania padaku, aku akan sudi menganggapmu sebagai anakku? Ow... kau mungkin salah paham saat aku memelukmu dan mengatakan aku sudah lama mencarimu. Itu semua hanyalah aktingku saja di depan Bima hahahhaha...”. Danish tertawa keras seolah tengah mengejek Varasha
“Cihhh... bukan itu maksudku dasar bodoh!!! Aku hanya sedang mengecek apakah kau masih memiliki sedikit hati dan perasaan? Ternyata kau benar-benar tidak punya sedikitpun keduanya sehingga kau begitu mengerikan”. Varasha mengencangkan cengkraman tangannya pada leher Danish sampai kuku runcing nan tajamnya menusuk kulit leher Danish dan menciptakan aliran darah baru pada tubuh penuh luka ayahnya
“Argh...si-sialan ka-kau da-dasar monster”. Desisnya terbata-bata karena cengkraman tangan Varasha yang kian menguat
Deg...
Varasha yang mendengar kata-kata yang paling membangkitkan amarahnya itu langsung menghempaskan cengkramannya kasar, dan mengambil Night Hawknya untuk ia tembakkan pada kepala ayah kandungnya.
“Katakan selamat tinggal pada dunia ini tuan Danish Alatas”. Seringai Varasha dan..
DORRR...
DORRR...
DORRRR....
Danish menghadapi ajalnya dengan 3 tembakan yang berhasil melubangi kepalanya dengan sempurna. Para body guard Varasha hanya mampu terpejam dan bergidik ngeri melihat kekejam nona mudanya.
Lihat bahkan kini dengan santainya Varasha mengeluarkan sapu tangan dari saku kemejanya untuk mengelap darah Danish yang terciprat di wajah dan pakaiannya.
“Bereskan jasadnya, terserah apakah kalian akan membuangnya ke jurang atau ke laut aku tak peduli yang penting kalian buang jasad menjijikan itu!”. Dingin Varasha dan berjalan keluar dari ruangan menyeramkan yang menjadi saksi bisu kebrutalan seorang Varasha
***
Maaf kalo kurang greget dan mengerikan, soalnya author ngga suka kekerasan. :'(
Author sukanya keributan :'v
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side(END)
Teen Fictionketika dua kepribadian bertolak belakang melebur menjadi satu karena terlahir dari trauma masalalu. membentuk sebuah jati diri yang tangguh untuk menyelami kerasnya garis kehidupan yang harus dia jalani. wajah secerah mentari, tatapan seteduh mbun p...