***
Saat kau mempermainkan perasaan seseorang
Kau bukan hanya menyakiti hatinya
Kau juga merusak kehidupannya
Yang semula baik-baik saja
Menjadi hari-hari yang menyedihkan
Tanpa ada kata bahagia
~Ryu~“Kau sudah cukup bermain dengan mereka, sekarang waktunya kita untuk bermain bersama”. Kekeh Varasha
Dooorrrrr!!!!
“Argggghhhhh!!!!”.
Suara sebuah tembakan yang memekakan telinga dan juga jeritan seorang lelaki yang tengah menahan sakitnya menggema disana.
Sementara Bima dan Nichollas hanya terdiam menatap apa yang baru saja mereka lihat dengan tatapan tak percaya.
Varasha menekan tombol pada alat di telinganya.
“Masuk dan bawa dia ke tempat yang sudah kuberitahu sebelumnya”. Setelah mengatakan itu beberapa body guard masuk dan membawa tubuh Danish
“Tuan...Nona apa kalian baik-baik saja?”. Tanya Roger yang berlari masuk dengan tergesa-gesa
“Aku baik-baik saja Roger”. Jawab Bima sambil mengusap bahu lebar dan tegap Roger yang dipenuhi beberapa luka saat menghadapi anak buah Danish dirumahnya
“Kau memang pengawal yang sangat setia, bawa ayahku dan tuan Nichollas pergi dari sini”. Pintah Varasha dingin lalu melangkah keluar dari ruangan itu untuk pergi menyusul anak buahnya yang membawa Danish ke tempat yang sudah Varasha sediakan
Namun saat sampai di pintu masuk bangunan tua itu Varasha terdiam dan iris mata Varasha berubah menjadi seperti biasa saat melihat seseorang yang kini tengah berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa.
Lelaki itu berhenti sebentar dan tertegun melihat puluhan mayat yang tubuhnya setengah hancur dan amblas di lantai gedung tempatnya berdiri seperti terkena bom. Sementara gadis mengerikan itu malah berubah menjadi sosok gadis lembut dan mengukir senyuman manisnya. Menatap penuh arti pada seorang lelaki di hadapannya berharap ia meminta maaf padanya setelah mengatakan kalimat yang menghancurkan hatinya. Namun harapan Varasha malah menjadi bumerang yang menghantam dirinya dengan sangat hebat.
“Dimana kau sembunyikan papah gadis sialan!”. Teriak Arthur sambil mendorong tubuh Varasha hingga terdorong dan terduduk ke belakang
Rasa sakit yang terasa sangat dahsyat kembali menikam seluruh tubuh Varasha, kini iris matanya kembali memerah dan tubuhnya menggeram dalam. Perlahan-lahan Varasha mendongakkan wajah sendu namun tak menghilangkan sedikitpun aura iblis yang mengerikannya. Varasha berjalan perlahan mendekati Arthur yang dadanya naik turun menahan emosi.
“Bisakah kau berbicara padaku dengan nada saat kau berbicara dengan Vanisha?”. Datar Varasha namun tatapan sarat akan kepedihan
“Cihhh... gue udah ngga peduli pada kalian berdua, baik lo ataupun Vanisha!”. Bahkan kini Arthur mengubah panggilannya
“Gue benci kalian berdua! kalo kalian punya masalah jangan bawa papah gue sebagai umpan!”. Sarkas Arthur
“Sebesar itukah kebencianmu padaku?”.
“Ya!!! Dan gue harap lo segera menghilang dari dunia secepatnya!!!”. Desis Arthur di depan wajah Varasha
Hati Varasha yang sudah hancur kini meluruh seluruhnya. Varasha mati rasa, kini ia yakin dengan keputusannya untuk pergi dari dunia yang kejam ini. Varasha berjalan mendekati Arthur dan membenarkan rambut Arthur lembut.
“Aku berjanji padamu, aku akan pergi secepatnya dari dunia ini sesuai keinginanmu, dan aku harap kau bahagia setelah aku tiada”. Varasha tersenyum lembut dan sebutir bening meluruh begitu saja dari mata merah bercampur hitam pekat Varasha
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side(END)
Teen Fictionketika dua kepribadian bertolak belakang melebur menjadi satu karena terlahir dari trauma masalalu. membentuk sebuah jati diri yang tangguh untuk menyelami kerasnya garis kehidupan yang harus dia jalani. wajah secerah mentari, tatapan seteduh mbun p...