21

9.9K 644 5
                                    

***
Hidup itu layaknya berkendara
Jika kamu tidak bisa berjalan lurus menerjang sesuatu didepannya
Maka kamu bisa memilih berbelok
Untuk menghindarinya
~Ryu~


"Aku salah menilaimu, aku kira kamu tidak berbahaya, cih... Tetap saja seorang monster sewaktu waktu pasti akan menunjukkan wujud aslinya".

Kata kata itu terus terngiang di dalam ingatan Vanisha, mengoyak balutan luka lama yang masih menganga di dalam dada menjadi lebih parah. Luka itu kembali bahkan rasa sakitnya lebih dahsyat dari yang pernah Vanisha rasakan sebelumnya.

Vanisha tidak sanggup lagi menahannya, tubuh Vanisha melemah dan terhuyung kedepan dan telungkup di depan lorong rusun yang begitu senyap seolah ikut mempertegas bahwa Vanisha tidak mempunyai siapapun lagi di dunia ini. Luka itu terkoyak kembali Vanisha tidak sanggup menahan perihnya, bahkan Vanisha sudah tidak sanggup lagi mengeluarkan air matanya. Tubuhnya bergetar hebat, dengan tatapan nanar seolah tubuh itu tak bertuan.

"Vani udah ngga sanggup lagi, mah... Vanisha ingin ikut mamah bawa Vanisha sekarang... Vanisha udah ngga sanggup lagi". Batin Vanisha menjerit tanpa suara

Rasa sakit itu meresap ke setiap pori pori jiwa dan raga Vanisha membangkitkan sosok iblis yang sedang tertidur tenang di sebuah tempat terjauh dan tergelap di dalam tubuh Vanisha.

Jari jari lentik gadis cantik itu terkepal sempurna hingga kukunya menancap ke dalam kulit mulus di telapak tangannya. Tubuhnya menegang dan sesekali mengejan menahan sesuatu yang tengah bergejolak hebat di dalam sana. Vanisha menggeram hebat merasakan seluruh tubuhnya diliputi rasa sakit yang begitu dahsyat, seluruh tubuhnya kebas dan mati rasa. Detak jantungnya berdetak menggila hingga rasanya ingin meledak saat itu juga dan perlahan lahan tubuhnya melemah dan kesadarannya hilang seiring berkurangnya rasa sakit yang dia rasakan.

Brukkkk....

Vanisha tergeletak tak sadarkan diri di temaram sinar senja hari.

~Arthur POV~

Arthur duduk terdiam setia di samping brankar sahabat dari kecilnya yang kini tengah terbaring lemah setelah berhasil melewati masa kritisnya setelah operasi panjang yang ia harus lalui.

Kini pikirannya melayang memikirkan ucapannya pada Vanisha tadi siang yang Arthur sendiri tak mengerti bagaimana bisa ia mengatakannya pada Vanisha. Dan Arthur yakin saat itu Vanisha masih dalam keadaan normal dan tidak sedang berubah sama sekali, dilihat dari tatapan dan juga sikapnya.

Bagaimanapun Arthur sudah sangat tahu dan dapat membedakan yang mana Vanisha dan Varasha mengingat dia sudah sering kali melihat Vanisha yang merubah kepribadian tepat dihadapannya.

Ceklek....

"Nih... Thur gue kasih lo rekaman CCTV di lorong rusun tepat depan rumah vanisha, ini sebagai bukti kalo bukan adek gue pelakunya". Sinis Aldo sambil melemparkan HP nya pada Arthur

Arthur langsung menangkapnya dan melihat rekaman itu. Dan kepala Arthur seperti dihantam dengan batu besar, di video Itu ia melihat sesosok laki laki yang berjalan dari belakang tubuh Vanisha dan mengarahkan pisau itu ke tubuh Vanisha namun Alexa menarik tubuh Vanisha kebelakang dan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai gantinya. Arthur sudah salah menuduh Vanisha sebagai pelakunya. Dan Arthur bahkan sudah melontarkan kata kata yang ia yakini sangat menyakiti perasaan kekasihnya itu.

"Sial kenapa lo bisa terbawa emosi kaya gitu si Thur, lo bodoh... Lo brengsek Arthur". Arthur tak henti hentinya mengumpati dirinya sendiri

"Udahlah Thur ngga ada gunanya lo ngumpat atau maki maki diri lo sendiri, sebaiknya lo temui Vanisha secepatnya. Karena kalo lo terlambat datang dari sisi gelapnya, ngga akan ada lagi Vanisha".

"Maksud lo apa Do?".

"Gue yakin lo lebih tahu jawabannya daripada gue".

Arthur langsung tersadar dengan apa yang di maksud omongan Aldo. Dia harus cepat pergi menemui Vanisha.

"Do titip Alexa ya?".

"Sipp... Tenang aja gue bakal jagain dia".

Aldo duduk di kursi yang tadi di duduki Arthur di samping brankar tempat Alexa terbaring dan menutup matanya damai dengan berbagai selang yang menempel di tubuhnya.

"Buka mata lo, lo bilang ngga akan mati sebelum lo bisa ngewujudin keinginan lo... Bangun ya Xa... Gue bakal ngewujudin keinginan keinginan lo gue janji asal lo bangun dulu". Lirih Aldo

"Dan makasih untuk udah ngorbanin diri lo sendiri buat nyelamatin calon adek ipar lo hahaha...", Aldo terkekeh mengingat bagaimana Alexa selalu memanggil Vanisha dengan sebutin calon adek ipar

"Tapi gue ngga suka lo ngorbanin nyawa lo sendiri, lo bukan kucing yang nyawanya sembilan". Aldo mulai nglantur

"Maafin gue Alexa". Lirih Aldo lalu menggenggam tangan Alexa yang dihiasi selang infus dan mengecupnya lembut

~~~

Sementara di lain tempat sebuah lorong rusun yang sunyi dan temaram lampu yang alakadarnya menemani sesosok gadis mungil yang meringkuk di lantai tak sadarkan diri. Belum ada tanda tanda gadis itu akan tersadar dari alam bawah sadarnya.

Hingga jari lentik gadis itu mulai bergerak perlahan diiringi dengan kesadaran kesadarannya yang mulai terkumpul. Gadis itu berusaha mendudukan dirinya dan merenggangkan semua otot otot tubuhnya yang kaku karena terlalu lama meringkuk di atas lantai yang keras dan begitu dingin itu.

Gadis itu kemudian menyugar rambut panjangnya kebelakang dan terlihatlah wajah cantik rupawan yang dihiasi dengan tatapan tajam dan seringai yang mengerikan. Sorot matanya begitu kelam dengan kilat amarah yang syarat akan kebencian.

Dia kembali, sosok iblis yang tertidur damai kini sudah dibangkitkan kembali dan siap mengubah kehidupan seorang Vanisha sesuai dengan gayanya sendiri.

"Stttt... bisakah kau pingsan saat di atas tempat tidur saja Vanisha?!". Gerutu gadis mungil itu mendesis tajam

"Ckkk... Kau terlalu percaya dengan yang namanya cinta, hingga kau sendiri terluka. Kau pasti sangat kesakitan hingga aku terhempas keluar dengan sangat kuat bahkan aku belu siap...",

baiklah beristirahatlah yang tenang dan biarkan aku yang menguasai kehidupanmu sekarang...",

"Setidaknya sampai kau cukup kuat untuk tersadar".

"Sekarang tubuh ini milik ku... Dan tak ada yang bisa menghentikan seorang Varasha...",

Jika dia berani menghentikanku dengan senang hati aku akan menyingkirkannya saat itu juga". Gadis itu tersenyum lebar yang membuat orang akan bergidik ngeri ketika melihatnya

"Waktunya bersenang senang Varasha".

Gadis itu bangkit dan berjalan masuk kedalam rumah Vanisha untuk melakukan atau mencari sesuatu yang dia suka. Dan tak lama dia keluar lagi dengan memakai busana yang sangat sexy dan terbuka dan membawa sejumlah uang lalu menuruni anak tangga rusun entah kemana gadis itu akan pergi dan apa yang akan dia lakukan.







***
Wawww... Varasha udah ngambil alih tubuh Vanisha gengs :'v

The Dark Side(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang