Maaf jika banyak typo² yg bertebaran seperti dosa author :')
***
Aku lebih suka bersahabat dengan kekelaman
Namun penuh kesetiaan
Daripada bersahabat dengan keindahan
Namun penuh penghianatan
~Ryu~Ceklek...
Vanisha keluar dari ruangan Arsen dengan wajah yang berseri-seri namun tak dapat dipungkiri bahwa matanya sedikit sembab karena tadi dia sempat menangis.
“Hey...baby apa kamu baik-baik saja?”. Arthur segera menarik Vanisha ke dalam pelukannya
“Ehm... seperti yang kamu lihat aku baik-baik saja”. Vanisha tersenyum manis di dekapan hangat sang kekasih
“Apa yang terjadi? Bagaimana apa dia mau keluar dari tubuhmu?”. Arthur mengurai peukannya dan menangkup lembut wajah gadismya
“Tidak”. Polos Vanisha
“Apa?! Dia tidak mau keluar dari tubuhmu?”. Kaget Arthur
“Tidak kak bukan begitu, aku yang tidak ingin dia keluar dari tubuhku”. Santai gadis itu tidak peduli dengan ekspresi Arthur yang tengah melotot tak percaya padanya
“Sebenarnya apa yang kamu lakukan Vanisha, apa yang kamu pikirkan gadis polos yang terlalu polos bersyukurlah karena aku sangat mencintaimu, jika tidak...”. Batin Arthur gregetan
“Aku lapar... aku ingin makan ketoprak di perempatan”. Rengek gadis mungil itu sambil menggoyang-goyangkan lengan kekasihnya
“Baiklah tapi berjanjilah kamu akan menceritakan semuanya padaku disana nanti baru kamu bisa mendapatkan ketoprakmu”.
“Okey deal”. Semangat Vanisha
Akhirnya mereka berdua berjalan keluar gedung rumah sakit menuju parkiran dan selanjutnya mengisi perut kecil namun berisi banyak milik Vanisha
~~~
"Baiklah sekarang ceritakan semuanya sayang". Seru Arthur tidak sabaran
"Tapi aku boleh nambah kan?". Celetuk Vanisha polos
Arthur terkadang bingung cetakan apa yang tuhan pakai saat membentuk Vanisha. Pasalnya kekasih mungilnya ini memiliki porsi makan 2X lipat dibandingkan lelaki seperti dia, dan anehnya badan gadis cantik nan polos itu tidak pernah berubah sama sekali. Tetap kecil, mungil, nan imut yang enak Arthur peluk mweheheh...
"Kamu boleh nambah berapa porsipun yang kamu mau, tapi setelah kamu cerita semuanya sama aku baby".
"Ckkk... Okey... Aku akan cerita semuanya dasar pengguna kesempitan di dalam kesempatan". Kesal Vanisha pada kekasih licik nan keponya ini
"Kebalik sayang". Koreksi Arthur
"Dih... Ko kak Arthur ngeyel si? Kan yang ngomong aku?". Omel Vanisha
"Eh... Iya by... Kamu yang bener aku yang salah". Ucap Arthur sambil nyengir dan garuk rambutnya kaya orang kutuan
Dasar butcheennn kau Arthur _-
Vanisha tersenyum semangat mendengar penuturan Arthur, dan memesan 1 porsi ketoprak lagi. Sambil menunggu pesanan ketopraknya jadi Vanisha menceritakan semua yang Arsen katakan saat berbicara langsung dengan Varasha. Arthur awalnya kaget dengan semua penuturan Vanisha, namun lama kelamaan Arthur tahu apa alasan Vanisha tidak ingin Varasha keluar dari tubuhnya.
"Dia sama sekali tidak pernah menjadi beban buat aku, jadi buat apa aku berusaha nyingkirin dia? Bukankah itu terlalu jahat ya kak?".
"Hmmm... Semuanya tinggal menunggu waktunya tiba baby girl, tidak selamanya yang terlihat baik itu benar".
"Aku merasa bersalah pada Varasha, selama ini aku terus membebaninya hiks... ". Vanisha terisak pelan
Arthur yang melihat gadisnya menangis pun refleks mengusap air matanya lembut dan membawa Vanisha ke dalam pelukannya.
"Hiks... Aku yang jahat ya kak terus terusan bebanin Varasha?".
"Tidak sayang, itu memang sudah takdir dia menjadi pelindung buat kamu, udah ya jangan nangis lagi".
"Hiks... Tapi air matanya ngga mau berhenti". Adu Vanisha
"Permisi dek, ini ketopraknya... ".
"Makasih abang". Binar Vanisha
Lihat Vanisha langsung tersenyum sumringah saat ketopraknya datang dan langsung melepaskan pelukan Arthur untuk segera melahap ketoprak porsi ke 2 untuknya.
Arthur yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah gadisnya. Susah payah dia menenangkan tangis Vanisha mulai dari memeluknya, menciumi puncak kepalanya, mengelus lembut rambut serta punggungnya, membisikkan kata sayang dan cinta, lalu terkalahkan dengan sepiring ketoprak di depan matanya. Oh ya tuhan... Tambahkan stok kesabaran Arthur untuk menghadapi Vanisha sekarang.
"Nyammm.... Nyam.... Enak loh kak, kakak mau?". Tawar Vanisha
"Aaaaa....". Arthur membuka mulutnya bersiap menerima suapan dari Vanisha
"Tadi kan kak Arthur udah makan 1 porsi? Kak Arthur kan lagi diet buat jaga badan biar roti sobek kak Arthur ngga ilang, jadi ketoprak ini buat Vanisha aja ya?". Polos Vanisha sambil menyuapkan ketopraknya lagi ke mulutnya.
"Lo kuat Thur, yang di depan lo ini cewek yang setengah mati lo kejar dan cintai, kalo lo lengah banyak yang nikung sana sini, jadi lo harus sabar Thur Sabar... Arthur sabar... Arthur anak abi Nichollas yang sholeh calon penghuni syurga". batin Arthur menyemangati dirinya sendiri agar senantiasa bersabar menghadapi kekasih polos nan menguji kesabarannya ini.
***
Hai para readers yang author sayangi sepenuh hati seperti mahlika. :*
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side(END)
Teen Fictionketika dua kepribadian bertolak belakang melebur menjadi satu karena terlahir dari trauma masalalu. membentuk sebuah jati diri yang tangguh untuk menyelami kerasnya garis kehidupan yang harus dia jalani. wajah secerah mentari, tatapan seteduh mbun p...