33

9.8K 648 7
                                    

***
Kau tahu tentang pepatah nyawa di balas dengan nyawa?
Kaki di balas dengan kaki?
Tapi bagaimana jika yang dia lenyapkan adalah sebuah perasaan dan hati?
Apa aku juga harus mengoyak dadanya
Untuk mengambil hatinya hingga mati rasa
Agar bisa kita impas merasakan hal yang sama

~Ryu~





Varasha mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang bisa membuat orang yang mempunyai riwayat penyakit jantung langsung meregang nyawa. Varasha tak peduli dengan umpatan-umpatan pengguna jalan lainnya karena aksi ugal-ugalan yang ia lakukan. Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana cara membebaskan ayahnya.

Setelah sampai di tempat yang di tuju, Varasha langsung turun dari mobilnya dan langsung masuk ke dalam kediaman keluarga Nichollas tanpa memperdulikan para bodyguard Nichollas yang kini sudah mengelilingi Varasha.

Sementara pemilik rumah yang tengah duduk bersama istri dan putranya untuk merilekskan tubuhnya setelah kejadiaan di luar dugaannya beberapa jam yang lalu terkejut dengan kedatangan gadis cantik namun mengerikan. Rumah yang hangat seperti biasa berubah dingin dan dipenuhi bayangan gelap saat gadis itu datang.

"Varasha apa yang kamu lakukan disini? Jika ingin berbicara tentang Vanisha denganku ayo ikutlah denganku". Arthur bangkit dari duduknya dan menarik tangan Varasha namun gadis itu tetap diam di posisinya bahkan menghentakkan tangan Arthur kasar

"Aku kesini bukan untuk berbicara denganmu, aku kesini untuk membawa tuan Nichollas ikut denganku". Dingin Varasha

"Apa maksudmu? Sebelumnya apa kau mengenalku?". Tanya Nichollas

"Kau mungkin tak mengenalku, tapi kau pasti mengenal ayahku Bima Mahendra".

"Ja-jadi kau anak Bima yang sudah lama menghilang?". Kaget Nichollas

"Sekarang nyawa ayahku sedang dalam bahaya, kau pasti tahu siapa Danish bukan? Ayahku sedang dia sandra dan aku hanya bisa menukarnya denganmu jika mau ayahku lepas". Santai Varasha

"VARASHA KAMU GILA?!!!". Teriak Arthur murka mendengar ayahnya yang akan Varasha jadikan bahan tebusan

"Ahahahah... huffftttt.... kau baru tahu jika aku gila?". Sinisnya

"Dasar perempuan iblis, seharusnya kamu tidak pernah ada di dunia ini sialan! Kamu sudah mengmbil Vanisha dariku, sekarang kamu juga ingin mengambil ayahku? Hhhh... pantas saja hidupmu hanya untuk merasakan rasa sakit,dendam dan kebencian! Ku harap kamu segera lenyap dari dunia ini!". Sarkas Arthur tajam

Sementara itu tubuh Varasha tiba-tiba menggeram dalam, entah mengapa hati dan jiwanya teramat sakit saat mendengar kalimat tajam yang layaknya belati berlapis bara api yang menusuk dan mengoyak seluruh jiwanya. Tubuhnya bergetar hebat merasakan sesak yang menjalar di setiap rongga tubuhnya terutama hatinya.

"Tutup mulutmu Arthur! Papah tidak pernah mengajarkanmu menjadi seorang lelaki kasar apalagi terhadap seorang perempuan!". Dingin Nicholas memperingati putranya

"Cukup!, aku tahu kehadiranku memang tidak pernah diinginkan di dunia ini!, tapi kau...jangan pernah menghakimi hidupku jika kau tidak tahu apa-apa tentangku!, dan tanpa kau memintaku pergi aku juga akan pergi sendiri dengan senang hati!, aku menyesal sempat menaruh hati pada lelaki brengsek sepertimu!". Varasha mengucapkannya dengan nada yang begitu dingin dan rendah

Bahkan sekarang sebutir bening keluar dari mata merah bercampur hitam kelam yang begitu menyeramkannya. Hingga Varasha menyambar tangan Nichollas dan menariknya untuk pergi secara paksa.

"Jangan!!! kamu ingin membawa kemana suamiku?". Tanya Natasha sambil menangis histeris melihat sang suami yang di tarik paksa oleh Varasha

Sementara itu Arthur entah mengapa begitu lemas saat melihat Varasha mengeluarkan air matanya hingga ia jatuh terduduk tak berdaya tanpa bisa menghalangi Varasha yang membawah paksa sang ayah.

Body guard-body guard Nichollas langsung bersiap mengangkat senjatanya dan bersiap untuk menembakannya pada Varasha, namun Nichollas menangkat tangannya yang artinya ia baik-baik saja dan mengikuti kemana Varasha akan membawanya.

Setelah keluar dari kediaman Nichollas, Varasha melajukan mobilnya ke tempat dimana ayahnya di sekap. Dimana lagi jika bukan gudang tua di tengah hutan pinggir kota yang menjadi lokasi penyimpanan berkas yang di maksud ayahnya yang kuncinya hanya Bima dan Nichollas yang memegangnya. Setelah sampai disana Varasha turun dari mobilnya diikuti oleh Nichollas di belakangnya yang mengernyit bingung dengan tatapan bertanya pada Varasha.

"Kau pati tahu tempat ini?". Tanya Varasha yang masih dalam mode iblisnya

"Ya, tentu saja".

"Bagus, tenang saja aku akan melindungimu disana dan aku pastikan Danish tak akan menyentuh kalian berdua".

"Kalo begitu kenapa kau membawaku kemari?".

"Aku hanya menggunakanmu sebagai umpan saja tuan Nichollas". Dingin Varasha sambil menyiapkan senjata api dan membuka bagasi mobilnya dan mengeluarkan sesuatu seperti bom rakitan dan mengaturnya

"Bukankah kau kekasih dari putraku Vanisha?". Tanya Nichollas
Varasha tertegun dengan pertanyaan Nichollas. Ada sedikit rasa perih yang menyayat dalam hatinya jika mengingat lelaki yang sudah berhasil mengoyak dan menghancurkan hatinya yang sudah lama membeku dan tak tersentuh

"Jadi apa aku akan besanan dengan Bima?". Ujar Nichollas sambil tersenyum penuh arti
Varasha hanya terdiam tanpa ada niatan menjawab pertanyaan dari Nichollas yang semakin memperburuk keadaannya.

Aldo is calling...

Varasha berjalan sedikit menjauh dari Nichollas dan mengangkat telfonnya

"Halo".

"Var... katanya bokap lo di sandra sama lelaki brengsek itu?". Tanya Aldo terdengar panik di sebrang sana

"Iya". Singkat Varasha

"Var... kita harus gimana sekarang? Gue lagi sama Kevin sekarang, lo bisa kasih perintah sama kita berdua dan kita berdua akan langsung melaksanakannya". Cerocos Aldo

"Tidak perlu, aku sendiri yang akan menyelesaikannya". Dingin Varasha

"Loh... ngga bisa gitu dong Var, kita rencanain ini bareng-bareng jadi kita juga harus selesaikan ini semua bareng-bareng. Gue ngga mau terjadi sesuatu yang buruk menimpa lo, kita khawatir sama lo Varasha ngerti ngga si?!". cerocos Aldo sewot

Varasha terdiam mendengar omelan Aldo yang walaupun menyakitkan telinga namun penuh dengan perhatian dan kasih sayang di dalamnya.

"Kalo gitu berikan telfonnya pada Kevin, kalian cukup membantuku dari sana".

"Halo Var... ini gue Kevin".

"Kev... aku ingin meminta bantuanmu, kau bisa menyadap CCTV gudang di tengah hutan pinggir kota?".

"Ya tentu saja... bukankah itu tempat brangkas yang diincar Danish dari om nichollas dan om Bima?".

"Ya, kalo gitu tnjukkan keahlianmu padaku aku akan mengaktifkan alat penghubungku dan laporkan semua aktifitas yang terjadi dalam disana padaku. Ayo kita selesaikan ini secepatnya". Tukas Varasha dan mematikan telfonnya

Varasha langsung memasang alat penghubung di telinganya agar dapat menerima informasi Dari Kevin dengan muda. Sekarang Vanisha tengah memberikan kode pada 4 orang di balik semak-semak di sekitar gudang untuk menyelinap masuk memasang bomnya. Setelah itu panggilan masuk dari Kevin pada alat di telinganya. Varisha pun menyeringai dan berjalan memasuki bangunan tua itu bersama Nichollas di belakangnya.


***
Varasha udah memulai permainannya yang artinya cerita ini hampir tamat pemirsa. :'(

The Dark Side(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang