24

10K 685 7
                                    

***
Terkadang sesuatu yang terlihat salah dan kelam
Ternyata sarat akan kebenaran
Sebaliknya...
Sesuatu yang terlihat benar dan menawan
Ternyata hanya sebuah tabir penutup kebohongan
~Ryu~


Bayangan seorang gadis yang tengah melangkah menyusuri jalanan di bawah siraman rembulan malam membuatnya terlihat semakin cantik dan mempesona walaupun hanya sebuah bayangan. Di tangan kanannya terdapat sebuah koper yang berisi uang hasil yang ia dapat menang taruhan. Gadis itu melangkah dengan langkah pasti dan sarat akan ketegasan serta keangkuhan di setiap ketukan sepatu hak tinggi yang membalut kaki jenjang cantiknya menambahkan kesan sexy. Namun saat ia tengah bersiap menyebrangi jalan menuju halte bus untuknya pulang sebuah mobil BMW hitam melintas dan berhenti tepat di tempat gadis itu berdiri.

Hingga seorang body guard turun dan membukakan pintu mobil di depannya dan memunculkan seseorang yang menjadi alasannya ada di dalam tubuh ini.

“Kau...”. Desis Varasha tajam

“Hhhh... kau mencuri tubuh anakku lagi?”. Sinis pria paru baya itu

“Cihh... anakmu kau bilang? Ingat pak tua, Vanisha sudah bukan anakmu lagi sejak kau membunuh ibu dan juga menyiksanya. camkan itu”. Varasha tersenyum merendahkannya

“Tutup mulutmu bukan aku yang membunuh Vania, dia bunuh diri asal kau tahu itu!”. Pria paru baya itu mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya

“Ckk...ckk...ckkk... Tuan Bima yang terhormat jika saja kau tak menyiksanya, apa mungkin nyonya Vania akan bunuh diri begitu saja hah?”. Sarkas Varasha tajam

“Kau tak tahu apa-apa tentang itu jadi diamlah aku kesini untuk...”,

Dor...

Suara sebuah tembakan mengejutkan mereka berdua. Bima secara inisiatif langsung merengkuh tubuh Varasha ke dalam pelukannya untuk ia lindungi.

“Tuan sepertinya ada orang suruhannya disini, sebaiknya kita pergi dari sini”.

Bima langsung menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia setuju dengan apa yang dikatakan body guardnya.

“Ikutlah bersama ayah, disini tidak aman untukmu dia sudah berhasil menemukanmu”. Bima menarik tangan Varasha namun segera di tepis kasar oleh gadis itu

“Aku tidak sudi ikut bersamamu, lagi pula aku bukan Vanisha anakmu yang lemah itu”.

Dor...

Bima, Varasha, dan 2 body guardnya langsung menunduk bersembunyi di samping badan mobil untuk melindungi diri mereka.

“Apa kau tidak ingin tahu siapa yang menusuk temanmu”.

Mendengar hal itu membuat Varasha mendongak meminta penjelasan pada Bima

“Ayah akan menceritakan semuanya, tapi tidak disini”.

DORR...DORR...DORR...

2 Body buard Bima langsung mengeluarkan senjata mereka dan mulai menembaki tersangka yang tengah bersembunyi di salah satu bangunan toko tak yang memang dekat dengan mereka

DORR...

DOR....

DORRR...

DORRR....DORR....DORR...

Suara rentetan senjata tajam menusuk ke telinga Varasha membuatnya menutup telinganya.

Lalu sebuah tangan menarikya masuk ke dalam mobil siapa lagi pelakunya jika bukan Bima, lalu disusul oleh kedua body guardnya yang masuk ke dalam mobil dan langsung membawa mereka pergi meninggalkan tempat menyeramkan itu.

“Bagaimana?”. Tanya laki-laki di seberang telfon itu

“Bima membawanya pergi bos”.

“Siall!!!!”. Umpatnya


~~~

Kini Varasha tengah berada di kediaman keluarga Mahendra. Entah mengapa saat dirinya masuk ke dalam rumah ini dadanya terasa sangat sesak dan sakit. Mungkin ini karena ingatan dan perasaan Vanisha yang telah menyatu dengan jiwanya. Varasha menahannya sebisa mungkin dan berusaha bersikap biasa saja.

“Sebelumnya ayah ingin berterima kasih kamu sudah mau ikut dengan ayah pulang”. Bima tersenyum lembut dan mengelus kepala Varasha

“Aku bukan anakmu, Vanisha sedang bertukar posisi denganku, aku Varasha bukan Vanisha”. Desis Varasha tidak suka

“Aku tidak peduli, kau berada di dalam tubuh anakku berarti kau juga anakku sekarang”. Santai Bima dan mempersilahkan Varasha untuk duduk di salah satu sofa yang sangat nyaman dan mewah di ruang tamunya

“Maaf jika selama ini ayah membuat hidupmu hancur, ayah terlalu egois dan pendendam hingga kau ikut terbawa dalam masalah kami berdua maaf”. Lirih Bima penuh penyesalan

“Aku kesini bukan untuk mendengar permohonan maafmu, aku kesini untuk tahu siapa pelaku penusukan Alexa yang membuat Vanisha tertuduh”. Dingin Varasha

“Hmmm... rupanya kau benar-benar membenciku. Baiklah... yang membunuh temanmu adalah....”,

Varasha terdiam dengan tatapan tajam yang tak pernah lepas dari Bima

“Danish ayah kandung Vanisha....”.

Deg...


***
Danishana apa Danishini hayo? Jangan tegang² elah bacanya :'v

The Dark Side(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang