7

14.7K 957 10
                                    

***
Tenangkan aku saat diriku dipenuhi amarah
Sembuhkan aku saat aku sakit dan terluka
Jangan tinggalkan aku
Karena segala laraku kaulah penyembuhnya
~Ryu~


Saat setelah sampai di rumah sakit Arthur segera keluar dari mobil dan berlari memasuki rumah sakit dengan Vanisha dalam gendongannya diikuti oleh Kevin dan Aldo dibelakangnya.

“DOKTERR...DOKTERR!!!”. teriak Arthur
Segerombolan perawat datang dengan tergopoh-gopoh sabil membawa brangkar

“Kenapa kalian lama sekali hah, jika terjadi sesuatu pada gadisku aku akan menuntut rumah sakit ini!”. Marah Arthur

“Udahlah Thur, disaat kek gini lo malah ngancem-ngancem ngga jelas”. Kesal Aldo
Kevin yang disamping Aldo ikut memutar mata jengah melihat kehebohan Arthur

“Mohon maaf anda hanya boleh menunggu diluar”. Ucap suster menghentikan langkah Arthur yang akan memasuki ruangan UGD untuk mendampingi Vanisha

“Kok gitu?”. Kesal Arthur

“Ini sudah prosedur rumah sakit mas”. Ucap suster itu lagi sambil berusaha menahan emosiny untung ganteng pikirnya

“Udahlah Thur... kalo lo ngeyel mulu Vanisha makin lama ditanganinnya, udah lo tenang aja Vanisha pasti baik-baik aja”. Aldo menarik Arthur untuk duduk disampingnya dan Kevin yang dituruti langsung oleh Arthur
Tidak lama kemudian dokter yang menangani Vanisha keluar

“Dengan keluarga pasien?”.

“Saya temannya dok, dokter bisa bicara dengan saya dan semua administrasi udah saya selesaikan, sekarang bagaimana keadaan teman saya Vanisha?”.

“Bisa ikut ke ruangan saya?”.

Arthur pun menganguk dan mengikuti dokter masuk keruangan dokter sementara Kevin dan Aldo izin pulang untuk membersihkan diri meeka masing-masing dan sekaliagus menyiapkan alasan karena malam ini mereka pergi keluyuran.

Tidak masalah bagi Kevin karena ayahnya begitu percaya padanya untuk berbuat sesukanya selama tidak melewati batas, sementara Aldo dia harus siap terkena khotbah dadakan Maminya yang hebohnya sebelas dua belas dengan anaknya.

“Mmm... begini ada yang janggal dari hasil pemeriksaan, dia tidak ingat dengan penyebab luka-luka lebam yang ada di jari-jari tangannya, dia seperti kebingungan dan bertanya pada saya apa yang terjadi padanya, tapi menurut pengalaman saya selama menjadi dokter itu seperti luka yang disebabkan seseorang yang memukul sesuatu dengan sangat keras dan tenaganya juga terkuras habis sehingga dia kehilangan kesadarannya...

Namun anehnya selain hal-hal yang menyangkut luka-luka itu dia ingat semuanya. untuk sementara saya simpulkan pasien bernama Vanisha mengalami Amnesia lakunar”. jelas dokter yang menangani Vanisha panjang lebar

“Amnesia lakunar?”.

“Iya, di kondisi ini pasien mengalami kehilangan ingatannya secara acak, ini terjadi kaena seseorang mengalami kerusakan pada bagian otak yang terjadi pada limbik”.

Arthur pun memejamkan matanya tidak menyangka bahwa gadis yang dicintainya ternyata menderita penyakit yang tidak bisa dikatakan ringan itu. Selanjutnya Arthur melangkah menuju ke kamar inap Vanisha ynag sudah dipindahkan ke ruangan VIP atas kemauannya.

Setibanya di depan pintu kamar Vaisha Arthur menguatkan diri agar terlihat biasa saja dan mendukung Vanisha. Dan dia semakin bertekad untuk menjadikan Vanisha miliknya, menjaganya, melindunginya, dan memberikan seluruh cinta yang dia punya hanya untuk Vanisha.

Tookk...tookk

Ceklak

Yang pertama kali Arthur lihat adalah Vanisha yang tersenyum manis padanya, walaupun keadaannya masih lemah namun itu tak menghilangkan manis senyum Vanisha.

The Dark Side(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang