Baru saja Im Changkyun merasakan kebahagiaan saat pria yang dinanti-nantikan olehnya itu menyatakan cinta pada Changkyun.
Kim Hanbin.
Pemuda Kim itu sangat sempurna di mata Changkyun.
Tampan.
Kaya.Dan yang paling penting bisa menjamin kehidupan Changkyun yang terbiasa bergelimang harta itu.
Namun keesokan paginya, hidup Changkyun serasa berputar 180 derajat ketika sang ayah malah menjodohkannya-lebih tepatnya dipaksa menikah- dengan putra dari kepala pelayan di rumahnya.
"Apa-apaan ayah?! Aku tidak mau! Lagipula aku sudah punya kekasih!"
"Siapa yang mengajarimu untuk meninggikan suara pada ayahmu?"
Bukan, bukan sang ayah, tapi sang ibu yang mengucapkan sambil menatap datar ke arah putra tunggalnya.
Dan Changkyun langsung terdiam. Selama ini ibunya tidak pernah sekalipun marah padanya, dan mendengar nada datar ibunya, Changkyun sadar situasi bahwa sang ibu sedang berusaha meredam emosinya.
"Tapi bu-"
"Tidak ada tapi-tapian. Kalian akan menikah minggu depan dan setelahnya kau akan pindah ke rumah Jooheon."
Changkyun melirik tajam ke arah Jooheon, Lee Jooheon, pria yang akan dinikahkan dengannya itu dengan tatapan tidak suka.
Sungguh, bagaimana bisa kedua orang tuanya menikahkan putra mereka satu-satunya dengan anak dari kepala pelayan?? Apa setega itu orang tuanya melihat anak mereka hidup susah?
"Paman, bibi. Maaf tapi Jooheon harus segera berangkat."
"Ah, ya, kau akan bekerja bukan?"
Jooheon mengangguk.
"Baiklah, hati-hati dan untuk masalah pernikahan, serahkan saja pada kami."
"Ne, terima kasih."
Jooheon bangkit dari sana, membungkukkan badannya dan berpamitan, setelah itu berjalan meninggalkan ruang makan yang dipenuhi dengan suasana tegang itu.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Changkyun mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan sang ibu.
"Tentu saja sara-"
"Antarkan calon suamimu dulu ke depan, setelah itu kembali ke sini untuk sarapan."
Changkyun mendengus dan dengan kasar meletakkan roti tawar yang dipegangnya ke atas piring dengan kasar. Dengan langkah menghentak, Changkyun mengekori Jooheon yang akan pergi bekerja.
Sesampainya di depan pintu, Jooheon berbalik membuat Changkyun sedikit terkejut.
"Apa?!" Ketus Changkyun saat Jooheon hanya memperhatikan dirinya sambil berdiam diri.
Jooheon menghela nafas dan menggeleng pelan.
"Tidak perlu keluar mengantarku."
"Cih, memangnya siapa yang-"
"Penampilanmu itu buruk sekali dan bisa membuat orang tuamu malu."
Setelah itu Jooheon langsung berangkat kerja tanpa mempedulikan makian yang terlontar dari bibir Changkyun.
"Brengsek! Memangnya dia pikir dia sia- astaga!!"
Changkyun memekik ketika melewati sebuah kaca dan melihat penampilannya sendiri.
Kantung mata yang hitam, rambut yang berantakan, serta bekas air liur yang mengering.
Jadi sedari tadi penampilannya berantakan seperti ini sejak di ruang makan? Salahkan saja dirinya yang semalam mabuk dan bangun tanpa mengingat apa-apa.
"Sialan!"

YOU ARE READING
sacrifice (Jookyun) ✔✔
Fanfiction"apa yang bisa kau banggakan dari uang yang bahkan tidak bisa membelikan baju untukku?!" "kau sungguh ingin bertemu dengan temanku? dengan penampilanmu itu?" "kau pikir aku tahan hidup susah seperti ini?!" "baiklah, pergilah jika itu membuatmu bahag...