Jooheon menghindar.
Tiap kali Changkyun ingin mengajaknya berbicara, Jooheon akan selalu beralasan bahwa dirinya sibuk dengan pekerjaan maupun tugas kuliahnya yang menumpuk. Melihat raut lelah pada wajah Jooheon pun, Changkyun mempercayainya. Lagipula ia sudah memutuskan untuk mempercayai Jooheon apapun yang terjadi dan melupakan masalah foto yang ia terima beberapa waktu lalu.
Namun kali ini, Changkyun merasa Jooheon sudah keterlaluan. Lelaki itu bahkan tidak akan menghubunginya jika Changkyun tidak menghubunginya terlebih dahulu. Sekalinya membalas pun, Jooheon hanya membalas seadanya dan terkesan tidak ingin bicara panjang lebar dengan Changkyun. Dan ini sudah berlangsung selama 1 minggu.
Maka dari itu, hari ini Changkyun memutuskan untuk menemui Jooheon di kampusnya. Beruntung lelaki manis itu memiliki jadwal kuliah Jooheon dan sekarang ia sudah duduk di bangku yang berada tidak jauh dari lokasi ruang kelas Jooheon.
Tepat 15 menit kemudian, kelas berakhir dan para mahasiswa berhamburan dari ruang kelas setelah dosen mereka meninggalkan ruangan. Ada yang terburu menuju kelas selanjutnya dan ada yang memilih untuk pergi ke kantin.
Changkyun tersenyum saat ia melihat Jooheon keluar dari ruangan, namun senyumannya luntur saat ia melihat seorang gadis yang menggelayut manja di lengan Jooheon.
Diam-diam, Changkyun memutuskan untuk mengikuti kedua orang itu yang ternyata menuju ke taman yang terbilang sepi di area kampus.
Changkyun membulatkan matanya saat tiba-tiba gadis itu berjinjit dan mengecup bibir Jooheon. Yang membuat Changkyun kecewa adalah Jooheon sama sekali tidak menolak atau bahkan merasa terganggu.
"Jadi ini yang kau bilang sibuk?"
Jooheon menoleh dan sedikit terkejut mendapati Changkyun yang berdiri tidak jauh darinya sedangkan gadis tadi sekarang sudah kabur entah kemana.
"Kau sibuk bermain di belakangku?"
Jooheon mendengus pelan. "Bukankah kau sama saja? Bermain di belakangku?"
"Kapan-"
"Dengan Kim Hanbin."
"Kami hanya makan bersama dan berbincang, tidak lebih."
"Ya sudah, anggap saja aku juga sedang berbincang dengan gadis itu tadi."
Changkyun menatap Jooheon tidak percaya. Semudah itu kah?
Changkyun melangkah mundur sambil menggelengkan kepalanya kemudian terkekeh miris.
"Aku mencoba percaya padamu, tapi kau..."
Changkyun menghela nafas pelan kemudian menatap Jooheon dengan penuh kekecewaan. "Baiklah, terserah. Tidak perlu menghindar dariku karena aku tidak akan mencarimu lagi."
Changkyun meraih jemarinya, melepaskan cincin pemberian Jooheon lalu melemparnya sekuat tenaga ke arah Jooheon yang sedari tadi hanya terdiam di tempatnya.
Changkyun berlalu dari sana dan Jooheon bahkan tidak berniat mengejar. Lelaki itu bahkan mengabaikan denyutan nyeri pada hatinya saat mengingat tatapan penuh kekecewaan yang Changkyun layangkan padanya.
"Hah... Ada apa denganku??"
***
Jooheon gelisah. Changkyun sama sekali tidak menghubunginya semenjak perdebatan mereka beberapa hari yang lalu dan juga tidak dapat dihubungi sama sekali.
"Hyung?"
Jooheon menoleh. "Eoh, Wooseok-ah. Ada apa?"
Wooseok menggeleng pelan. "Kau terlihat sedang banyak pikiran hyung. Ada masalah?"
"Apa Changkyun menghubungimu?" Tanya Jooheon tanpa menjawab pertanyaan Wooseok dan lelaki manis itu tahu pasti ada masalah di antara mereka berdua.
"Changkyun hyung juga tidak menghubungiku. Aku mencoba menghubunginya namun nomornya tidak aktif. Kalian... bertengkar?"
Jooheon menghela nafas kasar. "Begitulah."
Wooseok menatap Jooheon prihatin. Lelaki itu nampak kacau, berarti permasalahan mereka cukup besar.
"Sebaiknya kalian bicarakan baik-baik hyung."
"Bagaimana bisa kami bicara jika dia menghilang seperti ini?"
"Kau sudah mencoba mengunjungi tempat tinggalnya?"
Terkutuklah Jooheon dan kebodohannya. Kenapa ia tidak terpikir untuk itu?
***
Jooheon berdiri dengan gugup di depan pintu tempat tinggal Changkyun. Berulang kali tangannya terulur untuk mengetuk pintu namun selalu saja batal.
"Hah..." Jooheon menghela nafas kemudian mengumpulkan tekadnya sebelum mengetuk pintu di depannya.
Sekali, dua kali, belum ada jawaban.
Ketukan ketiga dan seterusnya, masih tetap tidak ada jawaban.
"Apa dia sedang keluar?"
Baru saja Jooheon hendak mengetuk, keributan dari dalam rumah membuatnya menjadi semakin cemas. Ketukan di pintu semakin brutal dengan mulut yang meneriakkan nama Changkyun berkali-kali hingga akhirnya pintu itu terbuka, menampilkan Changkyun yang terlihat pucat dan juga acak-acakan.
"Kyun??"
"Huh? Jooheon-ah..." suara Changkyun terdengar lemah dan serak. Tubuhnya limbung hingga akhirnya lelaki mungil itu tidak sadarkan diri.
"Changkyun!"
YOU ARE READING
sacrifice (Jookyun) ✔✔
Fanfiction"apa yang bisa kau banggakan dari uang yang bahkan tidak bisa membelikan baju untukku?!" "kau sungguh ingin bertemu dengan temanku? dengan penampilanmu itu?" "kau pikir aku tahan hidup susah seperti ini?!" "baiklah, pergilah jika itu membuatmu bahag...