27

381 63 13
                                    

Beberapa hari ini Changkyun dan Jooheon tidak sempat untuk bertemu dikarenakan kesibukan masing-masing. Changkyun yang bekerja di kantor milik ayahnya sedangkan Jooheon sibuk bekerja sambil berkuliah. Keduanya hanya berhubungan lewat telpon ataupun saling mengirim pesan.

Saat ini Changkyun sedang sibuk menginput beberapa berkas ketika ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Dengan bersemangat Changkyun membukanya namun sedetik kemudian senyumannya luntur dan pandangannya berubah kosong.




***




Jooheon sedang membereskan buku-bukunya ketika ia tidak sengaja menatap Wooseok yang juga sedang membereskan bukunya di sudut ruangan. Jooheon tersenyum dan memutuskan untuk menghampiri Wooseok.

"Wooseok-ssi?"

Wooseok menoleh dan memgerjap pelan. "Kau... memanggilku?"

Jooheon tertawa pelan. "Memang di kelas ini ada lagi yang bernama Wooseok? Lagipula disini hanya ada kita."

Wooseok melihat ke sekelilingnya dan benar saja, ruangan itu sudah kosong menyisakan dirinya dan Jooheon.

"Ada apa?"

Jooheon menggeleng pelan. "Hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah berteman dengan Changkyun."

Wooseok tersenyum dan mengangguk kuat kemudian membetulkan letak kacamatanya. "Changkyun hyung teman yang baik."

"Syukurlah jika kalian cocok. Aku senang mendengarnya."

Keduanya kemudian terlarut dalam obrolan hingga tidak menyadari jika ada seseorang yang tengah mengambil foto mereka dari kejauhan.





***




Jooheon menatap ponselnya heran. Tidak ada pesan atau panggilan masuk dari Changkyun sama sekali. Terakhir kali mereka bertukar pesan adalah tadi sebelum Jooheon memulai kelasnya pukul 10 tadi dan sekarang sudah pukul 5 sore.

"Kau kemana?" Gumamnya pelan.

Jooheon menghela nafas dan memutuskan untuk mengunjungi Changkyun namun sebelumnya ia ingin pergi ke cafe milik Mingyu, berkunjung sekaligus membeli beberapa makanan untuk sang kekasih. Jooheon mengirimkan pesan pada Changkyun tidak perlu memasak namun tetap saja tidak ada balasan.

Jooheon tiba di cafe milik Mingyu 15 menit kemudian namun belum sampai menginjakkan kakinya ke dalam cafe, Jooheon mendapati pemandangan yang menyesakkan dadanya.

Changkyun di dalam sana, sedang bersama seorang lelaki yang Jooheon ingat sebagai mantan kekasih Changkyun. Keduanya terlihat sedang mengobrol dengan bahagia.

"Apa karena ini kau tidak membalas pesanku?" Gumam Jooheon.

Lelaki Lee itu kemudian mencoba untuk menghubungi Changkyun namun sayangnya, Jooheon melihat Changkyun yang hanya melirik ponselnya kemudian menolak panggilannya.

Jooheon tersenyum kecut kemudian berbalik meninggalkan cafe milik Mingyu dengan perasaan kecewa.




***




"Kenapa tidak diangkat?"

Changkyun tersenyum kecil kemudian menggeleng pelan. "Entahlah. Dia... membuatku sedikit kecewa."

Kim Hanbin mengerutkan keningnya bingung. "Ada apa?"

Changkyun kemudian menunjukkan foto yang ia terima tadi siang kepada Hanbin. Foto yang menunjukkan Jooheon dan Wooseok saling tertawa bahagia dengan tangan Jooheon yang mengusap kepala Wooseok.

"Ada yang mengirimkan ini padaku tadi siang."

Hanbin melihat foto itu sejenak. "Kurasa kalian perlu membicarakan ini."

"Ya... tapi aku perlu waktu."

Hanbin tersenyum kecil. "Yang harus kau lakukan adalah percaya padanya. Aku yakin dia mencintaimu dengan tulus."

Changkyun mendengus pelan. "Darimana kau mendapat keyakinan itu huh?"

"Kau ingat? Terakhir kali kita berciuman di pesta Hyungwon? Aku bisa melihat tatapannya. Dan dari sana, aku yakin bahwa dia mencintaimu dengan segenap hatinya."

Karena dulu aku juga menatapmu seperti itu, Changkyun-ah...





***





"Ya! Ya! Berhentilah minum, astaga!"

Mingyu berusaha menahan tangan Jooheon yang mengangkat segelas minuman beralkohol untuk diminumnya.

"Ya! Kim Mingyu! Aku belum mabuk! Belum mabuk!"

"Ck! Belum mabuk apanya??"

Mingyu tidak tahu kenapa tiba-tiba Jooheon menghubunginya dan mengajaknya ke club, yang pasti Mingyu paham jika Jooheon sedang ada masalah.

"Dia mengecewakanku Kim." Gumam Jooheon setengah sadar. "Aku disini, berjuang dengan keras agar bisa menjadi seseorang yang layak untuknya, tapi apa? Dia... dengan teganya menolak panggilanku dan berkencan dengan mantan kekasihnya."

Mingyu hanya terdiam mendengar ucapan Jooheon.

"Apa kurangnya aku? Apa pengorbananku selama ini masih kurang eoh??"

Mingyu menghela nafas pelan ketika Jooheon sudah tumbang, menumpukan kepalanya di atas meja. Diambilnya ponsel milik Jooheon yang tergeletak di atas meja. Beruntungnya Jooheon tidak mengenakan password apapun pada ponselnya dan Mingyu segera mencari kontak yang bisa dihubunginya.

"Changkyun-ssi? Bisakah kau kemari?"








***









Changkyun menatap sendu ke arah Jooheon yang tertidur dengan nyenyak. Beberapa menit yang lalu, ia berhasil membawa Jooheon pulang dengan bantuan Mingyu.

Changkyun mengusap lembut kening Jooheon yang berkerut, menandakan tidurnya terganggu.

"Kyun... Changkyun-ah..." racau Jooheon dengan mata terpejam. "Jangan pergi... kumohon..."

Changkyun merasa bersalah. Dia paham betul Jooheon bukan tipe orang yang akan minum hingga mabuk seperti ini apapun yang terjadi.

Namun sekarang?

Dirinya menjadi penyebab Jooheon minum hingga mabuk seperti ini.

"Maafkan aku..."

Changkyun kemudian duduk bersandar pada kepala ranjang. Dengan perlahan memindahkan kepala Jooheon ke atas pangkuannya, mengusap rambut Jooheon dengan lembut sebelum mendaratkan sebuah kecupan di puncak kepala lelaki itu.

sacrifice (Jookyun) ✔✔Where stories live. Discover now