29

449 62 15
                                    


Jooheon menghela nafas berkali-kali tiap kali denyutan nyeri itu muncul pada hatinya kala ia menatap Changkyun yang terbaring di atas kasurnya, terlelap dengan damainya.

Kekasihnya sedang sakit dan Jooheon sama sekali tidak tahu tentang itu.

"Maaf..." gumam Jooheon, mengingat kelakuannya yang terlampau santai di hari pertengkaran mereka. Jooheon sendiri sebenarnya tidak tahu bahwa gadis itu akan menciumnya, namun saat itu ia terbawa emosi karena melihat Changkyun dan Hanbin bersama, bahkan lelaki manis itu mengabaikan panggilannya, membuat Jooheon bersikap layaknya playboy brengsek di depan Changkyun.

"Maafkan aku."

Jooheon menggenggam tangan Changkyun yang terasa panas kemudian mengecup punggung tangan itu dengan lembut kemudian menempelkannya pada pipinya.

Jooheon tersenyum kecil saat mata yang terpejam itu perlahan terbuka dan menatapnya dengan sayu.

"Joo...heon?"

"Iya, ini aku."

"Jooheon..." setetes air mata itu mengalir dari sudut mata Changkyun. "Maaf... maafkan aku... Jangan pergi lagi... kumohon..."

Jooheon terhenyak. Bahkan ketika kesalahannya lebih besar pun, Changkyun yang meminta maaf.

Lelaki macam apa Jooheon?

"Aku yang salah... Aku minta maaf hm?"

Jooheon bisa merasakan Changkyun membalas genggamannya dengan erat.

"Jangan... pergi lagi..."

"Aku disini, tidak akan pergi. Maafkan aku ya."

Jooheon mengusap lembut rambut Changkyun yang sedikit basah karena keringat, mengecup sayang punggung tangan sang kekasih yang berada di dalam genggamannya hingga bisa dirasakannya genggaman Changkyun mengendur dan mata itu perlahan-lahan kembali terpejam, menjemput alam mimpi.



***


Jooheon sedari tadi berusaha keras membujuk Changkyun untuk menghabiskan makanannya.

"Joo, sudah, aku kenyang."

Jooheon menghela nafas pelan. "Baiklah, sekarang minum obat ya."

Changkyun mengangguk dan membiarkan Jooheon membantunya untuk meminum obatnya kemudian berbaring sembari menggenggam erat tangan Jooheon.

"Aku akan ke dapur sebentar meletakkan ini."

Changkyun hanya menggeleng sebagai jawaban dan semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Jooheon membuat lelaki Lee itu tersenyum kecil kemudian dengan satu tangannya yang bebas ia mengusap lembut puncak kepala Changkyun hingga akhirnya lelaki manis itu kembali tertidur.


***


"Eung?"

Changkyun mengerjap pelan dan menyadari bahwa hari sudah sore.

"Eoh? Hyung? Sudah bangun?"

Changkyun menoleh dan tersenyum kecil mendapati Wooseok yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.

"Jooheon hyung bilang, hyung sedang sakit, makanya aku kemari ingin menjengukmu. Bagaimana perasaanmu sekarang hyung?" Tanya Wooseok sembari meletakkan ponselnya di atas nakas milik Changkyun kemudian duduk di tepian kasur dan menempelkan punggung tangannya pada kening Changkyun. "Masih hangat."

"Tidak apa Wooshin-ah. Aku sudah merasa lebih baik."

Wooseok tersenyum dan mengangguk. "Syukurlah kalau begitu. Oh! Jooheon hyung menitip pesan, tadi dia mendapat panggilan mendadak dari kantor dan nanti malam akan kembali kemari."

Changkyun mengangguk. "Terima kasih. Kau sendiri sudah tidak ada kuliah?"

"Tidak ada, makanya aku ingin menjaga hyung- astaga! Hyung sebentar ya! Aku lupa tadi sedang memasak air untuk membuatkanmu teh hangat!"

Changkyun terkekeh pelan saat Wooseok terlihat panik dan langsung melesat keluar dari kamarnya. Lelaki manis itu menoleh saat ponsel Wooseok di atas nakasnya bergetar.

'Penting!'

Melihat nama penelponnya membuat Changkyun meminta maaf dalam hati kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Ya! Kim Wooseok! Apa-apaan kau?!"

Changkyun mengerutkan keningnya namun memutuskan untuk diam dan mendengarkan kelanjutannya.

"Brengsek! Kenapa kau diam saja hah?! Kau bisu sekarang?! Bukankah sudah kukatakan untuk menghancurkan hubungan Jooheon dengan Changkyun?!"

DEG!

Apa maksud gadis ini?

Wooseok... ingin menghancurkan hubungannya dengan Jooheon?

Untuk apa?

"H-hyung..."


***


"Sekarang... ceritakan apa yang gadis itu maksud, Kim Wooseok."

Wooseok menggigit bibir bawahnya sambil menundukkan kepalanya. "Hyung... maaf..."

Changkyun menghela nafas pelan. Jika dia masih Changkyun yang dulu, bisa-bisa Wooseok sudah habis diamuk olehnya. "Jelaskan saja padaku." Ucap Changkyun berusaha tenang.

"Sebenarnya... dia menyuruhku untuk menghancurkan hubunganmu dengan Jooheon hyung karena dia menyukai Jooheon hyung."

Wooseok kemudian terisak pelan. "Maafkan aku hyung, sungguh... Aku juga terpaksa melakukannya karena dia mengancamku."

"Tentang fotoku dengan Jooheon hyung yang waktu itu dikirimkan padamu, itu juga bagian dari rencananya. Pekerjaan yang Jooheon hyung dapat, itu juga sudah direncanakan hyung. Semuanya ia lakukan demi mendapatkan Jooheon hyung."

Changkyun terdiam sambil melipat tangannya di depan dada. Kepalanya sedikit berdenyut memikirkan semuanya. Lelaki manis itu pun menghela nafas pelan.

"Katakan siapa dia."

"Hyung..."

"Kau tenang saja Wooshin-ah. Aku akan melindungimu jadi kau tidak perlu takut dengan ancaman orang gila itu. Jadi... katakan padaku siapa dia."

"Dia..." 

sacrifice (Jookyun) ✔✔Where stories live. Discover now