Changkyun membuka matanya yang terasa berat dan melihat ke sekeliling kamarnya yang kosong.
Cklek!
"Eoh? Kau sudah bangun?"
Itu Jooheon yang segera menghampiri dan duduk di pinggiran kasur, membantu Changkyun yang terlihat kesulitan untuk duduk.
"Akh!" Changkyun meringis pelan saat merasa pinggulnya nyeri membuat Jooheon cemas.
"Apa sangat sakit?"
Changkyun tersenyum kecil kemudian menggeleng pelan. "Nanti juga hilang."
"Maaf ya. Semalam pasti aku terlalu kasar hingga kau kesakitan."
"Tapi aku tidak menyesal melakukannya." Ucap Changkyun sembari menangkup pipi Jooheon. "Kau akan pergi?" Tanyanya ketika melihat Jooheon sudah rapi.
"Ya, aku akan bekerja kemudian siang ada kuliah."
"Pulang jam berapa?"
"Sekitar jam 5 sore."
"Nanti kesini ya? Aku akan masak untuk makan malam!"
Jooheon tertawa kemudian mengusak gemas rambut Changkyun.
"Baiklah, masakkan yang enak ya."
"Eum!"
Changkyun berjalan pelan, sesekali meringis saat merasa nyeri pada pinggulnya dan kembali teringat akan malam yang mereka habiskan bersama yang membuat pipinya memanas dan memerah.
Changkyun menggelengkan kepalanya kuat sambil menepuk pipinya. "Astaga! Kenapa teringat lagi?? Sudah! Aku harus belanja!"
Changkyun melanjutkan perjalanannya hingga sampai di sebuah supermarket, mengambil troli dan mulai berkeliling mencari bahan-bahan yang ia perlukan.
Saat sedang asyik memilih daging, seseorang tidak sengaja menabrak troli milik Changkyun dengan miliknya.
"M-maaf."
"Tidak apa- oh! Aku pernah melihatmu di kelas yang sama dengan Jooheon!" Ucap Changkyun antusias saat melihat pemuda yang sebenarnya cukup manis namun penampilannya sedikit 'culun' dengan kacamata bulatnya.
"A-ah... Kau... tunangannya Jooheon hyung kan?"
Changkyun mengangguk antusias. "Namamu siapa?? Aigoo! Kau manis sekali sih!" Ucapnya sambil mencubit kedua pipi bulat pemuda itu.
"A-aku Kim Wooseok... Hyung bisa memanggilku Wooshin."
"Eung! Wooshin kemari dengan siapa?? Mau belanja denganku??"
Wooseok tersenyum kemudian memgangguk lucu. "Belanja dengan hyung saja."
"Baiklah, kajja!"
***
Changkyun merasa sangat senang hari ini, bahkan ia tidak berhenti bersenandung sambil memasak. Lelaki manis itu senang memiliki teman baru yang imut seperti Wooseok. Mereka bahkan telah bertukar nomor dan berjanji akan bertemu lagi lain waktu.
Hingga sebuah pelukan hangat membuat Changkyun sedikit terkejut.
"Senang sekali hm?"
"Kau mengagetkanku Joo!" Changkyun memgerucutkan bibirnya.
Jooheon terkekeh pelan. "Kau saja yang terlalu sibuk sampai tidak sadar aku datang."
"Hehehe~ aku sedang senang hari ini."
"Karena?"
"Aku berteman dengan Woosek, Kim Wooseok."
Jooheon mengerutkan keningnya. "Kim Wooseok? Oh, dia sekelas denganku di beberapa mata kuliah."
"Eung! Dia imut sekali! Dan juga dia sangat lucu ketika makan! Aku sudah lama ingin punya adik sepertinya dan sekarang aku mendapatkannya!"
Jooheon tertawa melihat Changkyun yang antusias. "Syukurlah. Dia begitu pendiam jika di kelas. Tipe-tipe anak yang tidak berani menyapa duluan."
"Untungnya saat bersamaku dia tidak seperti itu!"
Changkyun kemudian melanjutkan acara memasaknya dengan Jooheon yang setia menempel padanya, membuat lelaki manis itu sedikit terganggu.
"Joo! Aku sedang memasak!"
"Lalu?"
"Sebaiknya kau pergi mandi."
"Tidak mau!" Jooheon malah menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Changkyun.
"Manja sekali!" Cibir Changkyun.
"Biarkan saja."
Changkyun tersenyum kemudian meletakkan pisaunya sebelum membalikkan tubuhnya dan tersenyum melihat wajah lelah Jooheon.
"Mandilah, kemudian istirahat sebentar."
"Baiklah, baiklah."
CUP!
Jooheon langsung mengecup kening Changkyun. "Aku menyayangimu."
"Eum, nado."
***
"Bagaimana?"
"Sepertinya bisa."
"Kau sanggup melakukannya?"
"Tentu, asalkan kau menepati janjimu."
"Anak pintar."
YOU ARE READING
sacrifice (Jookyun) ✔✔
Fanfiction"apa yang bisa kau banggakan dari uang yang bahkan tidak bisa membelikan baju untukku?!" "kau sungguh ingin bertemu dengan temanku? dengan penampilanmu itu?" "kau pikir aku tahan hidup susah seperti ini?!" "baiklah, pergilah jika itu membuatmu bahag...