25

413 66 19
                                    

Jooheon tersenyum sopan pada pria paruh baya di hadapannya.

"Melihat nilai-nilaimu, aku bahkan tidak keberatan memasukkanmu sebagai pegawaiku saat ini juga."

"Terima kasih tuan."

"Baiklah, kau bisa bekerja mulai minggu depan asalkan tidak berbenturan dengan jadawal kuliahmu."

Jooheon mengangguk semangat. "Terima kasih banyak tuan! Saya akan bekerja dengan giat!"

Jooheon tersenyum senang, bahkan sepanjang perjalanan menuju ke cafe tempatnya janjian dengan sang kekasih pun, senyuman Jooheon sama sekali tidak luntur.

"Kau sedang bahagia?" Tanya Changkyun ketika Jooheon duduk di sampingnya masih dengan senyum lebarnya.

"Tentu!"

"Karena?"

"Coba tebak."

"Nilai ujian mu dapat A?" Jooheon menggeleng meskipun memang ujiannya mendapat A.

"Coba lagi."

"Mingyu memberimu hari libur?"

"Ddaeng!"

"Ish! Memangnya kenapa sih??" Changkyun merengut sebal karena semua tebakannya salah.

"Aku mendapat pekerjaan."

"Jinjja??" Changkyun menatap kagum ke arah Jooheon. "Kau mendapat pekerjaan??"

Jooheon mengangguk kuat. "Aku sudah bisa bekerja mulai minggu depan."

"Wahhhhh!" Changkyun lantas langsung memeluk Jooheon yang duduk di sampingnya. "Selamat ya!"

Jooheon tersenyum lantas mengecup puncak kepala Changkyun dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih."

"Eung?" Changkyun mendongak dan menatap Jooheon. "Untuk apa?"

"Karena sudah bertahan di sampingku dan selalu mendukungku. Aku berterima kasih untuk itu, karena tanpamu, kurasa aku tidak akan bisa sampai di sini sekarang."

Changkyun tersenyum. "Kalau begitu aku juga berterima kasih karena berkat dirimu, aku menjadi Changkyun yang lebih baik sekarang."

Jooheon terkekeh kemudian memeluk erat kekasihnya itu dengan gemas.

"Aku mencintaimu."

"Eum, nado."





***




"Ayah sudah melakukan apa yang kuminta?"

"Tentu saja, tapi... kenapa harus Lee Jooheon?"

"Mudah saja, karena aku menyukainya, ayah."

Dan dia harus menjadi milikku! Bukan milik Changkyun atau siapapun itu!



***



2 bulan terlewati dengan cepat dan sampai saat ini Jooheon dapat membagi waktunya dengan baik antara bekerja dan kuliah.

Ah, dan tentu saja waktunya untuk menemani sang kekasih.

Seperti saat ini. Changkyun memang sudah meminta Jooheon untuk mengosongkan jadwalnya di akhir pekan karena lelaki manis itu ingin memberikan kejutan untuk Jooheon.

Dan disinilah mereka sekarang, di depan rumah berukuran kecil yang nampak tidak asing bagi Jooheon.

"K-kyun... bagaimana-"

"Aku membelinya kembali."

CTAK!

Changkyun menyentil kening Jooheon tanpa ampun. "Bodoh."

"Kenapa?" Jooheon mengerucutkan bibirnya sambil mengusap keningnya.

"Rumah ini penuh dengan kenangan kita berdua, kenapa dijual hah??"

"M-maaf... Waktu itu aku hanya terpikirkan cara ini."

Changkyun menghela nafas. "Sudahlah, ayo masuk!"

Keduanya masuk ke dalam rumah yang dulu sempat mereka tinggali bersama dan Jooheon kagum karena tata letak barang-barang di rumah itu masih sama persis dengan yang dulu, hanya saja sekarang tidak terlalu banyak barang.

"Bagaimana? Kau suka?"

Jooheon mengangguk. "Terima kasih karena mempertahankan rumah ini."

Jooheon mengambil kedua tangan Changkyun kemudian menggenggamnya dengan satu tangan. Tangan lainnya membenarkan poni Changkyun yang sedikit mengenai mata lelaki manis itu. Keduanya saling menatap dengan wajah yang semakin lama semakin mendekat hingga akhirnya bibir mereka bersentuhan.

Jooheon mulai bergerak pelan, melumat lembut bibir Changkyun yang kini menjadi candunya. Ciuman yang tidak terburu-buru karena Jooheon ingin menyampaikan seluruh perasaannya. Changkyun pun membalas lumatan Jooheon dengan tangan yang perlahan-lahan melingkar di leher Jooheon. Keduanya memejamkan mata sembari melanjutkan ciuman mereka hingga pasokan oksigen terasa menipis.

Jooheon memundurkan kepalanya, menatap Changkyun yang terengah dengan wajah memerah.

"Cantik." Gumam Jooheon.

Jooheon membelai lembut pipi halus Changkyun sebelum akhirnya kembali menempelkan bibirnya pada bibir Changkyun.

"Changkyun..."

"Hng?"

"Bolehkah?" Jooheon bertanya dengan suara seraknya, menatap Changkyun yang sedang menatapnya dengan tatapan sayunya.

Changkyun tersenyum lembut, sedikit menjijit untuk mengecup bibir Jooheon.

"Aku... milikmu."

sacrifice (Jookyun) ✔✔Where stories live. Discover now