_30_ (End)

3K 120 9
                                    

Deg.

Jungkook menegang saat melihat foto istrinya yg dipenuhi oleh bunga² orang mati.

Jungkook menoleh dan mendapati Nayeon yg tengah tersenyum.

Flashback on.

Drttt drttt

'Yeo_

'Cepat kemari! Dasar suami tidak bertanggung jawab! Istrimu sedang mempertaruhkan nyawanya seharusnya kamu disini mendukungnya bukan dirumah santai²! Hikss..dasar anak bodoh!'

'Aishh.. Eomma. Jungkook sedang menyiapkan sesuatu.'

'Apa eoh?!! Cepat kesini!!!'

Tut

Jungkook menghela napas setelah itu memakai jasnya dan berjalan keluar ruang kerjanya.

***

"Eomma, Appa. Gimana? Ap_

"Belum. Belum ada kabar apapun." Ucap Wonwoo memotong ucapan Jungkook.

Jungkook duduk dikursi yg berhadapan dengan ortu dan pelayannya. Ia meremas dan menarik rambutnya frustasi.

3jam kemudian.

Oekkk oekk eokk

Jungkook menoleh begitupun dengan Wonwoo, Somi dan pelayan yg terbangun dan langsuang bangkit dari duduknya.

Klek

"Bagaiamana dok? Bagaimna keadaan menantu saya? Bagaimana keadaan cucu saya? Apakah mereka selamat? Mereka baik² saja kan dok?" Tanya Somi yg sangat khawatir sedangkan Wonwoo hanya memengelus bahu istrinya mencoba untuk menenangkannya.

"Bersyukur karena bayinya lahir dengan selamat dan sehat. Tapi.... Maaf. Ibu dari bayi tidak selamat. Tim sudah bekerja keras untuk menyelamatkan pasien namun Tuhan berkehendak lain. Maafkan saya." Ucap sang dokter yg membuat Jungkook sangat sangat terkejut.

Brak!

Jungkook bangkit dan berlari masuk kedalam ruang UGD.

Bagai tertimpa ribuan ton hati Jungkook amat teramat sakit saat melihat istri tercinta yg sangat pucat dengan beberapa suster yg sedang mencabut alat medis dari tubuhnya.

"Sayang!!!! Bangun!!!! Hikss.. Nayeon!!!!!!" Tangis Jungkook memeluk Nayeon dengan erat.

"Jangan cabut alatnya!!!! Istri saya bisa mati!!!!" Bentak Jungkook pada suster yg sedang mencabuti alat² media yg berada di tubuh Nayeon.

"T-Tapi pak_

"SAYA BILANG JANGAN! JANGAN CABUT ALAT NYA!!" Bentak Jungkook mengambil alat² yg tadi dilepas dari tubuh Nayeon kemudian ia pasang kembali secara asal.

Susana di ruangan itu menjadi riuh karena Jungkook yg mengamuk seperti orang gila. Bahkan Jungkook beberapa kali memberi Nayeon napas buatan dan menekan-nekan dada Nayeon mencoba untuk membangunkannya.

Somi, Wonwoo, pelayan dan beberapa dokter dan suster masuk dan menarik Jungkook menjauh dari Nayeon.

"Arghh!!!! Lepasin!!!!! Dasar dokter sialan!!! Loe bilang loe bisa menyelamatkan istri gw!!!! Tapi apa?!! Loe malah buat istri gw mati!!!!! Kesini kalian!! Gw bunuh kalian satu persatu!!!!"

***

"Kook_

"Tinggalkan saya sendiri." Ucap Jungkook dengan datar saat Somi ingin menyentuh pundaknya.

Somi menghela napas kemudian berjalan keluar ruangan Jungkook.

Jungkook hanya diam di ruang kerjanya tanpa melihat dan mengantarkan jenazah Nayeon. Bahkan ia sama sekali belum melihat dan menyentuh anaknya.

Semenjak itulah Jungkook depresi dan menganggap seolah Nayeon masih hidup.

Flashback of.

Brak

"Jungkook!!!!" Teriak Somi saat membuka pintu dan langsung melihat pemandangan yg membuat hatinya teriris.

Somi berlari dan memeluk Jungkook yg duduk menangis sambil memeluk foto Nayeon dengan banyak darah ditangannya.

"Kook... Hikss.."

Wonwoo diam tidak percaya dengan apa yg dilihatnya. Bunga, guci dan beberapa benda lainnya hancur berantakan dan ada beberapa tetesan darah yg tak lain adalah darah Jungkook.

"Nayeon!!!!! Hikss.... Eomma! Kembalikan Nayeon ku!!!!" Ucap Jungkook histeris yg membuat Somi semakin sedih.

"Sayang... Sudah.. Nayeon sudah pergi ketem_

"Tidak!!! Kenapa eomma bicara begitu?!! Balikan Nayeon Jungkook eomma!!!! Hikss.. Balikkan Nayeon Jungkook.. Hikss.. Balikan... Hikss.. B-balikkan."

"Kook!! Sayang!! Bangun nakk!!!" Ucap Somi yg menepuk-nepuk pipi Jungkook yg sudah tidak sadarkan diri.

***

Sudah sebulan Jungkook berada dikamar tanpa menginjakkan kakinya keluar. Ia memang makhluk hidup namun tidak bisa dikatakan hidup karena ia hanya diam menatap kosong kedepan tanpa ada gerakan sedikitpun. Bahkan tubuhnya semakin mengurus.

Klek

"Maaf tuan. Ini makanannya jangan lupa dimakan. Tubuh anda sudah semakin mengurus. Iklaskan lah non Nayeon tuan. Ia sudah bahagia diatas sana karena memang pergi itu adalah keputusannya. Permisi." Ucap sang pelayan dan langsuang pergi dari kamar itu.

Jungkook menoleh dan bersemrik.

"Keputusannya yh? Heh, aku baru ingat. Jika pergi memang hal yg paling diinginkannya. Tapi, karena tidak bisa pergi dari rumah maka dia pergi dari tubuhnya. Benar begitu kan sayang? Ck! Bodoh. Bagaimna bisa aku lupa dengan prinsipku? Hahaha... Mau kemanapun kamu pergi maka aku akan mengejarmu sayang." Ucap Jungkook dengan senyum mengerikan.

Jungkook bangkit dan berjalan menuju pintu lalu menguncinya. Setelah mengunci pintu ia mengambil gelas yg berisi air putih yg diantarkan oleh pelayan tadi.

Prang!!

Jungkook tersenyum dan mengambil pecahan gelas tersebut.

"Kita akan bertemu lagi sayang"

Sreg!

Brugh

Jungkook ambruk di lantai dengan darah yg keluar dari lehernya. Yh, Jungkook menggores lehernya dalam dengan pecahan gelas tersebut yg membuatnya langusng terjatuh dilantai dan menghembuskan napas terakhir karena pecahannya tepat memutuskan urat nadinya.

Dor dor!!! Dor!!

"Kook!!! Buka pintunya!!! Suara apa tadi?!!! Jungkook!!! Eomma bilang buka pintunya!!!" Teriak Somi dari balik pintu.

"Biar aku dobrak pintunya." Ucap Wonwoo yg sama khawatirnya dengan Somi karena mendengar suara pecahan.

Brak!!

"Omo!! JUNGKOOK!!!!!"

***

END

Akhirnya😌.. Terima kasih yg sudah membaca cerita aku🙏.. Maaf klw masih banyak Typo dan ceritanya kurang jelas/seru. Sekali lagi mohon maaff🙏.

Dann.. Bagi yg suka cerita ini jangan sedih! Ya... Walaupun aku tau pasti kalian kgk ada yg sedih karena ceritanya end🙃😅.. Heheh... Mungkin beberapa minggu/bulan😂 aku akan publis cerita baruu😁.. Di tunggu yhhh😆😆😆.

See u and Thank you👋😘

My Husband is A Ruler🔞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang