_26_

1.9K 98 7
                                    

7bulan kemudian.

Perut Nayeon sudah membuncit namun tubuh Nayeon justru semakin mengurus, dan hal itu membuat Jungkook sedikit heran.

"Sayang."

"Heum?"

"Aku merasa tubuh kamu semakin kurus. Apa kamu jarang makan?"

"O-oh t-tidak. Mu-mungkin karena kehamilanku.. Setiap orang kan berbeda-beda."

"Tap_

"Sana kamu cepat berangkat kerja. Aku nggaPP kok."

"Eumm.. Yaudah. Klw ada apa² tlpn aku. Aku berangkat yh sayang."

Cup

Setelah memastikan mobil Jungkook sudah pergi jauh. Nayeon langsung memanggil supirnya untuk diantarkan ke RS.

"Antarkan saya ke RS, saya ingin memeriksa kandungan. Tenang saja saya sudah ijin ke Jungkook." Ucap Nayeon dan langsuang masuk kedalam mobil yg membuat pak supir menjadi bingung. Biasanya jika Nayeon ingin memeriksa kandungan pasti selalu bersama Jungkook.

***

"Penyakit kanker anda sudah sangat parah. Dan sekarang berada di stadium akhir."

Deg.

"A-apakah tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?" Ucap Nayeon dan sesekali menghapus air matanya yg menetes.

"Jalan satu² nya adalah anda harus memilih"

***

"Non. Non tidak apa²? Maaf non dari tadi saya perhatiin semenjak pulang dari RS non selalu menangis. Apa yg terjadi?" Ucap sang pelayan yg menghantarkan makanan ke kamar Naykook.

"T-tidak. Tidak terjadi apa²." Ucap Nayeon namun pelayan itu malah memeluk Nayeon.

"Non saya tau terjadi sesuatu sama Non. Bilang saja Non siapa tau saya bisa memberi Non solusi."

Nayeon melepas pelukannya dan menatap wanita paruh baya atau pelayan yg selama ini selalu menjadi tempat ia berteduh.

"Bi. Bibi taukan klw Nayeon sudah menganggap bibi sebagai eomma Nayeon sendiri? bibi juga taukan bahwa Nayeon sangat menyayangi bibi? Dan hanya bibi sekarang yg Nayeon punya." Ucap Nayeon sambil menangis yg membuat playan itu bingung.

"A-aku maksud Non? saya juga sangat menyayangi Non bahkan saya sudah menganggap Non sebagai anak kandung saya sendiri" Ucap pelayan tersebut yg membuat Nayeon tersenyum.

"Bi. Jika Nayeon pergi setelah melahirkan. Nayeon ingin bibi yg menjaga dan merawat anak Nayeon."

"Non jangan ngomong yg aneh² non. Saya jadi sed_

"Kanker rahim."

Deg.

"Saya menderita kanker rahim stadium akhir. Maka dari itu saya ingin bibi merawat anak saya jika saya pergi nanti. Hiks, saya mohon.. Dokter memberi pilihan untuk saya antara harus menggugurkan babby Jeon agar saya bisa menjalani mengobatan atau tetap mengandung sampai melahirkan. Hikss.. Jelas bibi taukan apa yg saya pilih? ibu mana yg tega membunuh anaknya yg bahkan belum melihat dunia. Jika saya menggugurkan nya Itu berarti saya menjadi ibu yg paling jahat dan egois. saya rela jika nyawa saya yg harus menjadi taruhannya asal anak saya bisa menghirup udara segar dengan nyaman. Maka dari itu saya memohon kepada bibi agar menjaga dan merawat anak saya dengan baik. Dan tolong rahasiakan ini dari Jungkook sampai anakku lahir nanti. Hiks."

Pelayan itu kembali memeluk Nayeon erat bahkan ia ikut merasakan apa yg Nayeon rasakan. Sungguh malangnya nasib Nayeon.

"Iyh Non. Saya janji. Saya janji akan merawat dan menjaga babby Jeon sampai ia tumbuh menjadi dewasa dan sukses. Saya janji Non. Hiks." Ucap sang pelayan yg ikut menangis.

"Non. Non." Panggil sang pelayan karena tidak ada pergerakan dari Nayeon. Pelayan itupun melepaskan pelukkan dan ternyata Nayeon pingsan dengan air mata yg terus mengalir.

"Non bangun Non!!!!!"

***

Drttt drttt

'Ada ap_

'...'

'Apa?!!!! Saya akan segera kesana!'

Tut

Jungkook berlari keluar ruangan dengan tergesa-gesa, bahkan sampai menabrak para karyawan hingga terjatuh.

Sesampainya di RS Jungkook langusng menanyakan ke Repsionis.

"Pasien yg bernama Jeon Nayeon."

"Oh anda suam_

"Cepat katakan diamana ruangannya!!!!!!" Bentak Jungkook yg kesal karena perawat itu banyak bacot.

"Dilantai6VVIVno.16."

Jungkook pun langusng berlari menuju lift. Tapi ia melihat lift nya masih jauh maka ia memutuskan untuk menaiki tangga darurat.

Brak!

"Sayang..." Ucap Jungkook yg baru memasuki ruang rawat Nayeon dengan keringat bercucuran.

"Sayang... Bangun sayang.. Kamu kenapa?" Ucap Jungkook yg sangat khawatir melihat keadaan Nayeon yg sangat pucat dengan selang yg menancap di hidungnya.

"Maaf tuan. Dokter bilang nona Nayeon hanya kurang makan dan butuh istirahat yg cukup." Ucap pelayan yg membuat Jungkook menatapnya.

"Kurang makan? Kenapa bisa?!!!! Apa kau tidak memperhatikan istriku hah!!!!!" Bentak Jungkook kepada sang pelayan namun ada sebuah tangan yg memegang tangannya.

"J-jangan memarahinya kook. A-aku tidak apa²" Ucap Nayeon yg sudah sadar tapi masih terlihat sangat lemas.

"Tidak apa² kamu bilang? Bagaimana bisa aku diam saja melihat istriku berbaring lemas di ranjang RS dipenuhi dengan alat medis dan kamu masih bisa bilang aku tidak apa²?!"

"Tuan nona sedang sakit tolong jangan membentak nya." Ucap sang pelayan yg tak Terima jika Nayeon di bentak.

"Diam kamu!!! Mendingan kamu pergi, saya memencatmu!"

"Jungkook!!!!! Kamu mau memecatnya? Klw gitu aku juga akan pergi bersamanya." Ucap Nayeon yg bangkit dan melepas selang yg berada di hidungnya dan impuls yg menempel pada tangannya.

"Non.. Jangan seprti ini Non... Saya baik² saja..." Ucap sang pelayan yg khawatir.

"Tidak. Dia sudah sangat keterlaluan. Mending sekarang kita per_

Brugh

"Akh!! Pe-perutku.." Ringis Nayeon yg terjatuh dari ranjang. Jungkook lansung menghampirinya dan betapa kagetnya ia saat melihat darah yg mengalir dari kaki Nayeon.

"Cepat panggil kan dokter!!!!!!"

***

TBC

Jngn lupa Vote😉

See u😘

My Husband is A Ruler🔞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang