Hiks, huhu maapin aku ya:)
Gatau kenapa aku jadi males bngt buat ngelanjutin cerita ini, karna menurutku ini cerita gajelas:(( tapi ya aku mikir lagi, apasalah aku nyelesain apa yang udah aku mulai kan, maapin aku yg ga kelar kelar nulisnya heheOk happy reading guys!
Bawa nyante aja...
Hari demi hari berlalu
Banyak yang berubah, ada yang kembali membaik, ada yang semakin memburuk
Raina sudah keluar rumah sakit sejak seminggu yang lalu, raina memutuskan untuk kesekolah hari ini, selain karna dia sudah benar benar pulih, raina juga sangat merindukan sekolah
"lu benaran kesekolah hari ini?" raina memutar bola matanya malas, ayolah ini sudah kali ke 10 rendi menanyakan hal yang sama
"sekali lagi lu nanya, sumpah gue lempar pakai sepatu" saat ini kebetulan raina sedang memakai sepatu, rendi terkekeh pelan melihat raina yang sedang menatapnya garang
"gue cuman nanya, mana tau jawabanlu bakal beda dipertanyaan kesepuluh" raina hanya menatapnya jengah
"kita jemput kiara dulu ya" raina yang hendak mengikat tali sepatunya tiba tiba berhenti, lalu beberapa detik kemudian raina mengakatakan "iya" sambil mengangguk pelan
"udah?" sekali lagi raina kembali mengangguk
"yuk" rendi merangkul raina seperti biasanya, tapi menurut raina ini rangkulan yang sukses membuatnya malu
Hening
Itulah yang mereka lakukan didalam mobil, entah rendi atau raina, mereka sama sama sulit untuk bicara
"kapan rencananya lu nembak kiara?"
Cittttt
Raina terkejut dengan reflek badannya terdorong kedepan, raina menatap rendi tajam, sedangkan rendi meremas kuat strik mobil
"lu kenapa?" rendi hanya membalas dengan tatapan tajamnya
"lu kenapa anjir?"
"ga"
'aneh'
Tak mau memusingkan, raina hanya diam sajaa, lagi pula dia malas untuk bertanya lagi kali ini
Tin tinnn
Raina tersadar dari lamunannya, dia menatap keluar kaca mobil dan melihat kiara yang sedang mengembangkan senyum, raina membalas senyuman kiara, tipis! Sangat tipis
"rain"
raina menoleh kearah rendi sambil mengangkat sebelah alisnya, seolah bertanya 'kenapa?'
Rendi menghembuskan napasnya gusar "itu kiara mau masuk, lu pindah kebelakang"
raina hanya mengangguk lalu pindah kekursi belakang dan kiara masuk duduk disebelah rendi
Sesekali rendi dan kiara bercanda lalu tertawa, tidak bisakah saat mereka berdua, mereka menghargai raina? Menurut raina tidak apa tapi apa mereka bisa menganggap dirinya? Ya paling tidak ajak juga raina bicara
Raina hanya tersenyum miris melihat dirinya, sudahlah! Memaksa bukanlah suatu hal yang baik
🌚🌚🌚
Telingga raina benar benar panas, dia menatap tak suka kearah leisia, bagaimana tidak? Sejak raina keluar dari mobil rendi, Gadis itu tak henti hentinya bertanya
"kok lu mau ajasi rain"
"kenapa lu biarin si kadal ikut masuk kemobil kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Dare Or Dare
Ficção AdolescenteTerlibat dalam sebuah permainan yang bernama 'dare or dare' dan mendapatkan tantangan yang harus dilakukan Hanyak karna 1 permainan gilaa itu, mampu merubah segalanya dalam sekejap Dimana di usia yang masii 17tahun harus menerima tantangan yaitu...