Happy reading
"Sebentar lagi kan mau ujian, Btw kalian mau kuliah dimana??" Tanya Dara.
"Dimana aja yang penting ada lo" Goda Rian kepada Dara.
"Males banget gue kalau harus satu kampung sama lo"
"Ahhh jangan gitu dong" Cemberut Rian.
"Lo ngapain desah tolol" Omel Reno.
Rian langsung menatap Reno dengan mengerutkan keningnya. "Masa si tadi gue desah"
"Lo mah bego banget si, pasti lo tadi malam habis nonton boke* "
"Sok tau lo kambing"
"Lah emang gue tau"
"Mana buktinya kalau lo tau, jangan asal ngomong aja!!" Marah Rian.
"Sini coba gue pinjem hp lo"
Dengan sangat terpaksa Rian memberikan hp nya kepada Reno.
"Ini apa bangke" teriak Reno setelah melihat history pencarian Rian di google.
"Bangsat lupa ngapus gue" Gumam Rian.
"Dasar otak selangkangan" Dara langsung menjitak kepala Rian.
"Kalian kenapa bahas itu si, ini disekolah" Geram Nadia.
"Jangan marah dong, nanti gue tambah sayang lagi" Goda Reno kepada Nadia.
"Yaudah jangan bahas itu lagi" Usul Salsa yang sedari tadi hanya diam saja, begitupun juga dengan Varo.
Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka semua.
"Ren lo mau kuliah dimana??" Tanya Varo setelah sekian lama berdiam.
"kalo gue sih mau kuliah diluar negeri, lebih tepatnya sih di London" Jawab Reno.
Seakan ada ribuan panah yang menusuk hati Nadia, setelah Reno berbicara kalau dia akan kuliah diluar negeri.
Kalian pasti penasaran kan kenapa Nadia ngerasa sedih, karena Reno akan pergi meninggalkannya, yang membuat Nadia semakin sedih karena pastinya tidak bisa bertemu Reno sering-sering lagi walaupun mereka bisa berkomunikasi lewat telpon, tapi sebenarnya Nadia memiliki perasaan kepada Reno dan selama ini cuma dipendam sendiri sama Nadia.
"Kenapa tuh Nad muka lo sedih gitu setelah ngedengar Reno ngomong kalo dia akan ngelanjutin pendidikannya diluar negeri??" Tanya Salsa.
"hah ngga kok, gue ngga sedih" Bohong Nadia terkekeh pelan.
"Bohong banget sih Nad, pasti lo suka kan sama Reno??" Tanya Dara.
"ihh apaan sih" Ketus Nadia dan setelah itu pergi keluar kelas, karena kalo ia masih didalam kelas pasti masih banyak lagi pertanyaan yang akan dilontarkan teman-temannya.
Sedangkan Reno hanya melongo melihat kepergian Nadia, tapi setelah itu Reno langsung bangkit dari duduknya dan langsung mengejar Nadia.
"Nadia tunggu!!" Teriak Reno menggema di koridor yang sepi."Apa!!" Ketus Nadia dengan nada tidak suka, padahal sekarang ini jantung Nadia sedang berdetak dengan cepat.
"Kenapa pergi??" Tanya Reno setelah berada dihadapan Nadia.
"Gue kebelet pipis"
"Lo boong sama gue??" Tanya Reno sambil menggenggam tangan Nadia.
"Gue ngga boong sama lo, emang bener kok gue kebelet pipi"
"Ini bukan arah ke kamar mandi, ini arah ke rooftop"
Nadia jadi gelagapan sendiri setelah ketahuan Reno bahwa ia sedang berbohong. "Bodoh banget sih lo Nad" Maki Nadia pelan.
"Kenapa??" Tanya Reno bingung.
"Apa yang kenapa??"
"Kenapa lo tiba-tiba pergi gitu aja"
"Emang perlu banget ya gue jawab pertanyaan lo??"
"Perlu banget"
"Jadinya lo kenapa??" Tanya Reno.
Bukannya menjawab pertanyaan Reno Nadia malahan pergi begitu saja, tapi belum sempat Nadia berjalan jauh Reno sudah menarik tangan Nadia ke taman belakang sekolah.
Dan disinilah sekarang mereka berdua. Sedang duduk dibangku taman belakang sekolah.
"lo kenapa tadi pergi??" Tanya Reno kepada Nadia yang saat ini sedang menundukkan kepala untuk menutupi wajahnya, dan juga supaya Reno tidak melihat matanya yang saat ini sedang berkaca kaca
"Dan juga kenapa dari tadi lo nunduk aja, coba tatap mata gue!!" Suruh Reno dan setelah itu ia pun mengarahkan tangannya kewajah Nadia, lalu mengangkat kepala Nadia pelan sampai pandangan mereka berdua bertemu mereka hanya saling bertatapan, dan tanpa diminta air mata Nadia mengalir dengan begitu deras.
"hey kamu kenapa jadi nangis??" Tanya Reno dan juga mengganti kata 'lo-gue' menjadi 'aku-kamu'.
"jawab aku kenapa kamu nangis kaya gini??"
"Aku ngga mau kalo kamu pergi ninggalin aku karena aku sayang dan cinta kamu" Dengan sesegukan Nadia menjawab pertanyaan Reno, setelah mendengar penjelasan Nadia, Reno langsung menarik nadia kedalam pelukannya tangis Nadia langsung pecah.
"Maka dari itu aku ngga mau kamu pergi" Tangisan Nadia semakin kencang karena tidak tega melihat Nadia menangis Reno menangkup kedua belah pipi nadia yang ada bekas air mata, matanya pun juga sembab hidungnya pun juga ikutan memerah, tiba tiba Reno memajukan wajahnya mendekat ke wajah Nadia dan memberikan kecupan dikedua mata Nadia.
"udah jangan nangis lagi" Setelah mengucapkan itu Reno memberikan kecupan dibibir Nadia, tapi lama kelamaan kecupan itu berubah jadi lumutan, yang awalnya Nadia hanya membiarkan Reno bermain di bibirnya kini Nadia ikut mengimbangi Reno, Nadia memukul-mukul pelan dada Reno karena kehabisan nafas, Reno yang mengerti pun langsung melepaskan ciumannya, lalu mereka saling berpelukan.
"Aku juga sayang dan cinta sama kamu, Aku janji setelah aku selesai kuliah aku akan balik lagi kesini, aku akan langsung ngelamar kamu, tapi kamu mau kan nunggu aku..??" Tanya reno.
Nadia menatap Reno yang masih setia menatapnya. "Aku masih ragu Ren, kita kalau cuma berpegang teguh sama kata cinta dan sayang, ngga akan ngejamin kedepannya kita akan bersama"
"Aku pastinya akan buktiin kalau apa yang aku bilang sekarang pastinya akan terjadi kedepannya"
"Jangan cuman janji Ren"
"Iya ngga Nad"
"Aku sayang sama kamu, kamu mau kan jadi pacar aku ??" Tanya Reno.
"iya aku mau.." Antusias Nadia dan mereka berpelukan.
Dan disinilah kisah cinta mereka dimulai.
Jangan lupa vote dan komen, supaya kami sebagai author makin semangat lagi.
AmaliahPauliah
maurrriiinn
Dyllaamellya_1635
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsa & Alvaro (Tamat)
Teen FictionPLAGIAT JAUH-JAUH! SEMUA BAB SUDAH DI REVISI! Awal publis (2018) "Apa pindah sekolah,mama sama papa jangan bercanda deh"ucap salsa "Mama sama papa gak bercanda, dan gaada penolakan" tegas dinda mama salsa "Ayolah ma aku kan gaada masalah masalah d...