Awalnya semua berjalan dengan baik sampai akhirnya sesuatu yang mereka jaga hancur.
Hari ini Nami berjalan menyusuri taman kota yang indah, pemandangan sore hari membuat taman tersebut menjadi sangat indah. Dia tersenyum melihat anak anak kecil yang bermain, dia berjalan dengan senyuman. Saat asik berjalan, dia melihat hal yang tidak di duga - duga. Awalnya pria dan wanita itu hanya berpelukan sampai beberapa saat kemudian pria itu mendekatkan wajahnya, mereka saling berciuman. Nami seperti mengenali pria tersebut, dia semakin mendekat ke arah mereka. Dia terkejut mengetahui bahwa pria yang sedang berciuman itu sangat ia kenal."J-junho"
Suaranya membuyar pria dan wanita yang sedang berciuman itu, yap benar pria yang berciuman tersebut adalah Junho. Junho terkejut mendengar suara tersebut dan melihat ke samping dimana seseorang menyebutkan namanya. Saat Junho melihatnya, dia terkejut. Nami berjalan mundur kebelakang, air mata nya keluar dengan cepat. Langkah demi langkah, air mata keluar bahkan hatinya seperti teriris oleh pisau. Semakin lama hatinya semakin sakit, dia berbalik dan belari sekencang - kencangan. Junho melihat Nami yang semakin menjauh ikut berlari mengejarnya dengan cepat.
Nami hanya menangis sambil berlari tanpa sadar ia berlari menuju jalan, dia tidak melihat bahwa ada truk yang berjalan ke arahnya. Junho mengejar Nami, tapi dia kehilangaan jejaknya. Dia mencari terus dimanapun itu. Truk yang berjalan ke arah Nami semakin cepat, bahkan sang supir telah membunyikan klaksonnya. Beberapa menit kemudian terdengar suara.
BRUAK
Tabrakan yang sangat kuat, Nami terlempar sangat jauh di sebuah sungai. Badannya terbawa oleh arus sungai begitu saja, dia sudah tidak sadarkan diri. Banyak darah yang mengalir dari kepalanya. Entah arus itu membawanya kemana.
***
Junho pergi ke rumah Nami, dia datang untuk mencari Nami. Bahkan gadis yang ia cium tadi tidak dia hiraukan.
"Bang Seok, Nami udah pulang?" tanya Junho.
"Belum Jun, gak tau tuh anak kemana" Jawab Wooseok.
Semua teman - teman Junho berkumpul disana, Junho mendekat ke arah mereka.
"Ini semua gara - gara lo semua, kalau aja lo semua gak ngasih dare yang aneh itu Nami gak akan ngilang" Ucap Junho kesal.
"Selow, Nami paling pulang bentar lagi" Ucap Yuvin.
Tak lama setelah Yuvin berbicara, sebuah berita membuat mereka terkejut.
"Seperti yang anda lihat dalam layar, seorang gadis menjadi korban dari kecelakaan tersebut, dia dikabarkan menghilang saat sebuah truk menabraknya. Ini adalah ponsel dari korban, ponsel ini terjatuh dari sakunya. Sekarang ini, polisi sedang melakukan pencarian terhadap korban. Demikian berita hari ini"
Mereka semua terkejut, Wooseok yang melihat ponsel yang sempat di perlihatkan oleh reporter itu semakin yakin.
"Gue harap itu bukan Nami" Ucap Wooseok.
"Bang, itu ponsel Nami kan?" tanya Eunsang.
"Nami lo kemana sih?" tanya Junho yang sudah sangat panik.
Mereka semakin takut, sampai suara ponsel berbunyi membuyarkan lamunan mereka. Ternyata ponsel yang berbunyi adalah ponsel dari Wooseok, dia pun mengangkat panggilan tersebut. Ternyata yang menelponnya adalah polisi.
"Dengan keluarga Nami?" tanya polisi itu.
"Iya, saya sendiri kakaknya. Ada yang bisa saya bantu pak?" Ucap Wooseok.
"Kami menemukan identitas dari korban kecelakaan sore tadi dan gadis yang tertabrak adalah Choi Nami, kami harap untuk keluarganya sekarang bisa datang ke tempat kejadian" Jelas Polisi tersebut dari sebrang, setelah itu panggilan dimatikan.
Wooseok terlihat sangat lemas, tak lama air mata keluar dari matanya. Dia menangis kejar mendengar bahwa adik perempuannya kecelakaan dan bahkan sampai sekarang belum ditemukan.
Setelah kabar yang ia ketahui, Wooseok memberi tau Eunsang dan teman - temannya. Wooseok awalnya terlihat sangat marah, karena kecerobohan kedua adik sepupunya itu Nami menjadi korban. Wajahnya terlihat sangat sedih, panik, takut, dan juga pasrah. Sedih karena adik perempuannya kecelakaan dan masih belum ditemukan, panik karena ayah dan ibu Nami yang belum tau soal keadaan anaknya itu, takut dan pasrah menjadi satu. Takut adiknya tidak akan di temukan dan pasrah akan amarah sang paman.
***
Dengan penuh keberanian, Wooseok pun datang ke kediaman keluarga Choi. Awalnya dia ragu, tapi kedua orang tua dan kakak kandung Nami harus tau tentang anak dan adiknya itu. Terlihat ayah Nami yang tersenyum melihat kehadiran keponakannya itu dan ibu Nami yang sumringan mengetahui Wooseok datang berkunjung kerumahnya.
"Wooseok, paman sudah menunggumu. Kemarilah nak" Ucap Tuan Choi dengan ramah.
"Keponakanku datang juga" Ucap Nyonya Choi.
"Paman, bibi, saya datang ingin memberitau sesuatu" Ucap Wooseok ragu.
"Apa itu nak?" tanya Tuan Choi.
"Nami kecelakaan sore tadi" Ucap Wooseok membuat senyum Tuan Choi dan Nyonya Choi sirna.
"Maafkan saya paman, saya tidak bisa menjaga Nami dengan baik. Saya baru tau soal kabar kecelakaan tersebut dari polisi" Jelas Wooseok.
Hal yang ada dipikiran Wooseok sejak tadi ternyata salah, semuanya berbanding terbalik. Tuan Choi lantas memeluk Wooseok, dia terlihat sangat sedih mendengar kabar anak gadisnya tersebut. Nyonya Choi sangat terpukul.
Tak lama, ponsel Wooseok bergetar. Terlihat nama Yuvin disana. Wooseok pun mengangkat telpon tersebut.
"Bang, Nami udah ketemu" Ucapan Yuvin seketika membuat Wooseok sedikit legah.
"Terus sekarang dia dimana?" tanya Wooseok.
"Kami sedang menuju ke rumah sakit xxx" Jawab Yuvin.
"Yasudah kalau begitu" Ucap Wooseok lalu mematikan panggilan tersebut.
"Paman bibi, kita harus kerumah sakit sekarang. Nami sudah ketemu dan dia sedang dibawah kerumah sakit" Ucap Wooseok membuat Tuan Choi dan Nyonya Choi sedikit legah.
"Sayang, bersiaplah kita kerumah sakit" Ucap Tuan Choi kepada istrinya tersebut.
Nyonya Choi pun berjalan ke kamarnya lalu mengambil dompetnya, setelah itu mereka berangkat kerumah sakit dengan terburu - buru.
•••
Hallo guys ku kembali
Sekarang lagi slow update yah
Maaf yah
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love - Cha Junho
Teen Fiction"Hai kenalan dong, nama gue Junho kalau lo?" Cha Junho "hah?" Choi Nami °•°