EPISODE 20

4.7K 299 36
                                    

꧁꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧇꧒꧐꧇꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋

Mocca POV

Aku mendengar ponselku berdering kencang di nakas dekat tempat tidur. Kemarin malam memang kusengaja untuk memasang volume paling tinggi. Dengan mata masih mengantuk, dan badan yang masih terasa capai, aku berusaha meraih ponsel tersebut walau dengan berguling-guling dulu agar dapat mendekat ke arah ponsel. Dari nada yang aku dengar, ini bukan alarm, tapi suara panggilan masuk.

Asal saja aku angkat panggilan tersebut, paling-paling dari Arya.

"Halo Ar? Aku udah bangun. Thanks ya" ucap Mocca saat itu.

Tapi aku bukan Arya. Sahut seseorang dalam panggilan tersebut.

"Hah?" aku terkejut. Lalu aku memerhatikan layar ponsel dan sedetik kemudian mataku yang masih menyipit tiba-tiba terasa membulat.

Kak Bagus!

Aku terkejut tidak karuan. Segera aku langsung membenarkan posisiku yang tadi rebahan sekarang langsung duduk di kasur.

"Iya, kak, ada apa?" tanyaku kemudian.

Met pagi. Aku tadi titip bubur ke kamar sebelahmu, cewek ya. Nanti minta di situ ya. Aku gedor-gedor kamarmu dari tadi nggak di buka- kata kak Bagus.

Aku tak segera menjawab ucapan kak Bagus karena aku masih tertegun sebentar,

"Oh iya, kak. Maaf ya. Aku keknya tadi masih tidur, capek banget soalnya hehe" kataku

Nggak apa-apa. Segera di makan ya- pintanya ke aku.

"Iya makasih ya kak, sekarang kakak di mana?" tanyaku kemudian.

Di jalan mau pulang. Kenapa? – jawabnya

"Nggak apa-apa. Kukira masih sekitar sini aja"

Nggak, udah jauh. Kapan-kapan aja aku main ke situ lagi, tapi kamu jangan tidur! – katanya

"Iya, kabari deh pokoknya."

Mana seru! Seru yang dadakan haha

"Nggak asik!"

Nggak apa. Udah ya aku balik dulu

"Makasih ya kak, hati-hati, dan berkabar"

Iyaaa

Usai panggilan tersebut terputus, tiba-tiba aku tersadar akan sesuatu. Apa benar yang aku omong tadi? Aku menyuruh kak Bagus untuk berkabar ke aku? Memang aku siapa harus diberi kabar, huh?

Tanpa ba bi bu, aku langsung mencuci muka, dan segera mengambil titipan. Tepat di depan pintu kamar, aku dihampiri oleh tetangga kamarku yang baru saja keluar juga dari kamarnya.

Mbak Rena. Aku sering memanggilnya demikian. Dia pegawai supermarket tak jauh dari kosan.

"Nah ini si Mocca kebetulan" serunya lalu menghampiriku.

"Pasti titipan bubur ya, mbak?" tanyaku basa-basi.

"Bener banget. Tadi waktu mbak di depan kamar, ada mas-mas dateng gitu. Terus nanyain kamarmu, mbak kasih tau. Aku suruh gedor kamu nggak ada respon, dia bilang pasti lagi tidur. Terus dititipin ini." jelasnya panjang sambil menyerahkan padaku sebungkus bubur tersebut.

"Oh" kataku, "tadi pake baju apa orangnya?" tanyaku kemudian.

"Kalo seingetku pake jaket merah, ada birunya dikit. By the way, itu siapa? Kok ganteng, kenalin dong" ucap mbak Rena dengan nada genit padaku.

Pacarku, Pelatihku [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang