EPISODE 22

4.9K 317 48
                                    

꧁꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧇꧒꧒꧇꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋

-AUTHOR POV-

Siang ini Mocca ada jadwal untuk rapat di kantor UKM dengan anggota dari Sie Konsumsi. Usai kelas terakhir ia langsung ke tempat rapat tanpa pulang lagi ke kost. Ia sudah membawa semua perlengkapan latihannya mulai dari baju dan sepatu biar tidak bolak-balik, pikirnya. Masih menggunakan baju kampusnya, celana cream, kaos putih dengan luaran kemeja flanel hitam, dengan kacamata yang sedikit bulat yang jarang sekali ia gunakan. Meski jalannya masih sedikit terbata, namun tidak menghambat Mocca sama sekali.

Gedung Sabakarya merupakan fasilitas yang diberikan pihak kampus sebagai kantor berbagai macam UKM. Salah satunya UKM Marching Band ini. Dari luar kantor UKM, terlihat suasana tampak ramai seperti biasa. Beberapa anggota marching band yang lain juga sedang berkumpul, entah itu rapat atau hanya sekedar nongkrong. Ada juga para coach yang sedang berunding. Tak tertinggal Bagus yang sedang menjelaskan beberapa perubahan model display pada beberapa coach divisi CG.

Mocca berjalan melewati tempat Bagus berada. Mata mereka sempat saling bertemu, namun tidak lama. Mereka harus kembali fokus pada tujuannya masing-masing.

Rapat yang ia hadiri tersebut berlangsung tidak lama, mungkin hanya satu jam. Tidak ingin untuk pulang ke kostan. Ia memilih duduk-duduk di kursi depan UKM. Membeli minuman dingin dari fending machine, dan bersantai.

"Mocc, kamu mau ikut ke BKS (Bakso Kampus Sebelah) nggak? Masih sejam lagi latihannya nih, lumayan buat makan" Tanya seorang teman dari Sie Konsumsinya.

Mocca lantas menggeleng, "Duluan aja kalian, aku kemarin baru makan bakso di situ, langsung sakit perut."

"Oh! Okelah kalo gitu. Aku sama temen-temen ke sana ya" ujar mereka lalu pergi.

Sepeninggal teman-temannya, tinggallah Mocca sendiri. Sebenarnya tidak benar-benar sendiri, lalu lalang orang ke kantor UKM masih sangat ramai. Entah kenapa kali ini kantor UKM sedang ramai-ramainya. Di setiap tempat kosong ada mahasiswa yang saling berdiskusi satu sama lain. Tak terkecuali pada kelompok rapat dari Bagus dengan coach divisi CG yang sekarang terlihat mulai lengang yang juga dihadiri oleh beberapa anak CG, seperti Yogi, dan beberapa orang temannya yang ikut nimbrung menyaksikan posisi display. Ya semenjak coach divisi CG mulai diserang dengan kesibukan mengajarnya, Yogi dipasrahkan untuk membantunya.

Sepuluh menit ia berdiam di kantor, kini perut Mocca sudah mulai dilanda lapar, ia pun mulai merapikan barang-barangnya ke dalam tas dengan hati-hati.

Ia mengecek kembali ke dalam tasnya untuk memastikan. Ia mulai mengabsen satu persatu bawaan yang ia bawa mulai dari Buku, Inci (kotak atknya Mocca yang berbentuk kelinci), charger, dan topi. Segalanya sudah masuk ke dalam tasnya.

"Mocca ngapain jam segini disini?" tanya seseorang yang ia ketahui dari suaranya adalah Bagus.

Mocca mendongak memandangi keberadaan Bagus di depan dirinya yang sedang duduk,

"Eh coach Bagus!" sapanya. "Abis rapat bulanan, kak. Kak Bagus sendiri juga lagi rapat, kan?"

Bagus mengangguk, lalu duduk menyejajarkan diri dengan Mocca, "Mau pulang abis ini?"

"Hehe nggak kak, tanggung. Abis ini juga latihan, jadi aku berangkat dari sini" jelas Mocca.

Dari dalam kantor, terdengar suara memanggil Bagus, sepertinya ada yang ingin butuh bantuan Bagus di dalam,

"Aku masuk bentar ya, bentar" pamitnya Bagus pada Mocca. Mocca hanya mengangguk.

Sesaat setelah Bagus masuk ke dalam. Bagus disuruh untuk memberikan beberapa saran dari hasil rapat yang sudah dilakukan. Namun ia memberikan tidak banyak sanggahan dan saran, hanya sebagian kecil saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacarku, Pelatihku [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang