꧁꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧇꧑꧖꧇꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧂
- AUTHOR POV-
Mocca dan Arya datang paling terakhir saat apel. Mereka tidak menyadari kalau semuanya sudah berkumpul, sehingga mereka berada di barisan paling belakang saat ini.
Dari posisi dia Mocca berdiri, matanya tak berpaling dari pinggir lapangan. Ia menyaksikan Sendy sedang duduk di bench memegangi tas Bagus.
"Benar yang dikatakan Arya, Kak Bagus datang bersama Kak Sendy hari ini" gumam Mocca.
Setelah apel selesai semua membubarkan diri, dan langsung melakukan pemanasan fisik. Setelah pemanasan fisik dilanjut dengan istirahat sebentar. Tak lama, seluruh brass berkumpul membentuk setengah lingkaran untuk melakukan pemanasan.
"Tety center!" teriak Bagus sebagai pemimpin pemanasan. Dari ujung ke ujung membenarkan barisan dengan saling melirik kanan kiri. Setelah dirasa rapi, semuanya kembali bersiap. Pemanasan pun di mulai. Tidak ada kendala pada pemanasan, kemudian istirahat.
Mocca dan Arya mengambil posisi duduk dibawah pohon sambil mendengarkan ocehan kepada kedua manusia yang kini mulai menjadi bahan perbincangan anak-anak. Siapa lagi kalau bukan Bagus dan Sendy. Ini adalah kali pertama Bagus membawa seorang wanita ke tempat latihan. Ini membuat semua orang bertanya-tanya.
Mocca dan Arya juga tidak ingin ketinggalan membahas itu. Ada satu hal yang Arya ingin sampaikan pada Mocca tentang ucapan Yogi yang tiba-tiba terhenti tadi.
Mocca memasang wajah serius, "Terus?"
"Langsung diralat sama kak Yogi, ditambahin.. maksudnya nggak mungkin pacaran sama cewek kayak gitu.. Gitulah katanya. Jangan-jangan kak Yogi tau kalo Coach Bagus itu belok. Dan tau-tau Kak Yogi belok juga"
"Hush! asal ngomong aja kamu"
Arya menepuk pundak Mocca, sambil merangkulkan badannya di pundak. "Coba lihat deh gerak gerik kak Yogi..." Arya sedang berusaha menggiring Mocca untuk melihat ke Yogi. "Udah keliatan" tambahnya
Mocca hanya berkedip-kedip, "Benar juga"
"Sebagai hompimpa, kamu nggak bisa ngerasain apa siapa yang kek gini, siapa yang lurus?" tanya Arya
"Bisa sih, Ar. Sekilas emang iya, mana dia juga kelihatan cukup bersolek" ungkap Mocca. Pun juga Arya nampaknya setuju dengan hal itu.
"Nah kan, tuh sadar kamu"
Mocca mengangguk-angguk pelan. "Jadi Kak Yogi tahu sesuatu tentang kak Bagus, kalo kak Bagus..."
"Yaaa bisa jadi" tukas Arya. "Kak Yogi daritadi bersikeras kalau coach sama mbak Sendy itu nggak pacaran"
Meskipun begitu, sulit bagi Mocca menerima hal itu dengan mudah. Perkiraan perkiraan tersebut bisa saja melenceng.
Di sisi lain, Yogi yang sedang berkumpul dengan kawan-kawannya tetap bersikeras meyakinkan kepada yang lain bahwa wanita yang bersama Bagus bukanlah pacarnya.
"Darimana dia tahu kalau dia bukan pacarnya?" tanya Mocca sambil mengunyah roti dari dalam tasnya.
"Kata kak Yogi. Dia itu kan akrab tuh sama para Coach. Mungkin dia juga tau update-an dari mereka" jelas Arya.
Mocca mengangguk paham, "Tapi diluar daripada itu, mereka keliatan emang romantis sih tuh hmm" sambung Mocca.
Di saat yang sama, pandangan Mocca dan Arya kini tertuju pada Sendy yang sedang membukakan air minum pada Bagus. Peristiwa ini tidak luput disaksikan oleh seluruh pasang mata anggota marching band.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku, Pelatihku [Slow Update]
General FictionBercerita tentang seorang mahasiswa yang mencintai pelatih atau asisten coach UKM Marching Band yang ia ikuti di Kampus. Perasaan yang kuat, serta kehidupan dimasa lalunya masing-masing membuat mereka akhirnya saling terikat. . . . . . BOYXBOY Comeb...