"Zi, lo di mana? Kenapa enggak ikut shooting?" tanya Danu di seberang telepon."Enggak, deh. Zia mau belajar buat remedial. Abis Zia kalo remedial, pasti nanti bakal remedial lagi!"
"Gimana?"
Gadis itu menggaruk kepala yang tidak gatal karena bingung dengan kalimatnya sendiri yang berbelit-belit. "Pokoknya Zia mau belajar."
"Ya udah, deh. Sorry, hari ini gue enggak bisa ngajarin lo."
"Santai aja. Lagian hari ini Zia belajar prakarya, kok, gampang!"
"Gampang, tapi remed," ejek Danu.
"Ye, biarin! Udah, ah! Zia mau belajar, ganggu aja!" kata Zia lalu mematikan panggilan tersebut dengan sepihak.
Zia meletakkan ponsel di atas meja lalu kembali berkutat dengan buku yang bertumpuk di depannya. Dengan seragam yang masih menempel, gadis itu memutuskan belajar di kafe milik sang tante. Ia mulai membaca satu per satu soal latihan pada buku, lalu mencari penjelasan di buku yang lainnya. Ia membaca dengan teliti hingga akhirnya menemukan jawaban atas soal tadi.
Satu per satu soal berhasil ditaklukan hingga soal ke tiga puluh lima membuatnya berhenti sejenak. Merasa lelah mengerjakan soal-soal itu, Zia memilih untuk membuka aplikasi Instagram. Untuk pertama kalinya Instastory Zia tidak diisi dengan apa pun alias kosong. Oleh karena itu, ia memilih siaran langsung dan menyapa para fans untuk menghilangkan rasa jenuh.
Beberapa menit berlalu, penonton siaran langsung sudah mencapai tiga ratusan. Meskipun sekarang banyak yang lebih menyukai Ayumi, dirinya tetap tidak akan dilupa. Ia menyapa para fans dan menjawab pertanyaan yang mereka ajukan. Seperti; lagi di mana, Zia umur berapa, sekolah di mana, dan sebagainya.
Sama seperti konten kreator yang lain, Zia juga mempunyai prinsip untuk selalu ramah menyapa para penggemar. Karena ketenaran bukanlah sebuah hal yang harus disombongkan.
@Geazmr
Nyanyi dong kak!"Nyanyi? Lagu apa?" balas Zia dengan senyum. Jika ada yang meminta untuk bernyanyi, dengan senang hati ia akan langsung menuruti.
@Debbyluv
Bebas, yg penting nyanyi@Rainakiarhm
Ada aku disini@Geazmr
Dibalik hari ini"Di balik hari ini aja, ya," katanya lalu memulai bernyanyi.
Di bawah langit biru, kini kubernyanyi
Temani rasa sedih yang sampai kini tak berhenti
Tapi kunikmati semua yang terjadi
Walau kurasa pahit tetap kini kujalani"Suara lo bagus," komentar seseorang di depannya.
Zia sontak menatap cowok itu setelah lebih dulu terdiam. Di depannya ada Juna yang duduk sambil tersenyum. "Kak Juna?!"
"Lanjut, Zi," kata Arjuna.
Zia menggeleng. "Enggak, deh."
Zia beralih menatap layar ponsel untuk menyudahi siaran langsung. Setelah itu, ia menatap Juna yang tengah memerhatikan jam tangan sambil tersenyum.
"Lo dari tadi belum pulang?" Gadis itu mengangguk. "Gue mau ajak lo keluar, boleh?"
"Kalo mau ajak Zia keluar, mending enggak usah nanya daripada Zia berubah pikiran."
Juna melihat buku-buku di atas meja. "Ini ... udah selesai?"
"Dikit lagi, sih, tapi enggak apa-apa. Bisa dilanjutin nanti malam, kok." Zia membereskan buku-buku di atas meja, kemudian nerdiri. "Tante, Zia balik, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zia (PRE ORDER)
Roman pour Adolescents"Kata orang, tertawa yang membuat kita bahagia, tetapi kenapa justru luka yang hadir setelahnya?" Content creator dengan nama 3DZia team adalah milik empat manusia absurd bernama Danu, Devan, Davin, dan Zia. Karena sangat akrab, mereka memutuskan un...